Ali Mustahib Elyas

Lahir di Pati Jawa Tengah pada 1967. Pendidikan dasar hingga menegah atas (Ibtidaiyah-Aliyah) ditempuh di satu madrasah yang sama. Sejak 1985 tinggal di Jakarta...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jakarta Membara

Jakarta Membara

Jakarta membara. Kalimat ini sudah begitu mudah ditangkap maksudnya. Secara spontan orang bisa mengaitkannya dengan isu Pilkada DKI Jakarta yang menghebohkan itu. Saking hebohnya, bahkan ada yang menyebutnya sebagai Pilkada rasa Pilpres. Kehebohan itu makin riuh-rendah karena masuknya si seksi SARA yang selalu diusung para pengemarnya agar mau tampil menggoda di atas panggung politik Pilkada DKI Jakarta.

Isu lain yang tak kalah panas adalah saat Jakarta menjelang tanggal 20 Mei mendatang. Ada apakah gerangan di Jakarta pada tanggal itu? Adalah beberapa daerah, mulai dari Batu Malang, Solo, Bekasi dan Bandung yang terus menggeliat dengan karya berupa buku-buku yang ditulis para gurunya. Hingga saat ini sudah ada sekitar 200-an judul buku yang siap diluncurkan pada sebuah event bernama Gebyar Literasi Mediaguru. Inilah event spesial dan setahu saya, ini baru pertama kalinya terjadi dalam sejarah perbukuan Indonesia. Apalagi para aktor utamanya adalah para guru yang selama ini diidentikkan sebagai pihak yang jauh dari tradisi menulis. Inilah gebrakan untuk menjawab tantangan bebagai pihak yang pernah mendudukkan Indonesia sebagai Negara dengan kesadaran penduduknya yang rendah dalam berliterasi. Di antaranya adalah Central Connecticut State Univesity yang pada Maret 2016 hasil surveynya mendudukkan Indonesia pada peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. (Kompas.com - 29/08/2016)

Jakarta termasuk lebih dulu sebetulnya daripada beberapa daerah lainnya dalam menyelenggarakan workshop menulis. Tapi kelihatannya beberapa daerah itu sangat agresif menulis karena dikompori tim MG yang dikomandoi jenderal Ikhsan dengan panglima tempurnya Eko Prasetyo yg "galak" tanpa ampun dalam menggembleng prajurit penulis pemula hingga benar-benar mampu menulis. Jakarta benar-benar siaga satu dan segera menggelar MWC (Mediaguru Writing Camp) 2 setelah sebelumnya menggelar Kelas Menulis pada 21-22 Januari lalu. Sedangkan MWC 1 telah dilangsungkan beberapa bulan lalu di Batu, disusul dengan berbagai kegiatan serupa di berbagai daerah yang akhirnya menimbulkan “kegaduhan” dari semangat yang menggelora untuk menulis.

Itulah fenomena yang dimanfaatkan betul oleh CEO Mediaguru Muhamad Ikhsan untuk memprovokasi mereka yang mengaku belum bisa menulis. Komunitas Mediaguru sering menggunakan istilah “kompor” untuk mengganti kata provokasi. Misalnya seperti tindakan CEO mengumumkan peringkat pengguna blog Gurusiana yang kedudukan teratasnya masih di tangan Surabaya dan beberapa daerah lainnya, baru kemudian disusul Jakarta yang menempati peringkat terbawah, lalu di antara mereka ada yang segera memberi warning, “Awas. Sebentar lagi kompor mbleduk di Jakarta!” untuk manas-manasi orang Jakarta yang belum banyak menulis di Gurusiana. Padahal Gurusiana begitu baik dan selalu menerima apapun adanya tulisan yang disodorkan orang untuknya. Entahlah kalau Gurusiani, saya tak tahu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post