Ali Mustahib Elyas

Lahir di Pati Jawa Tengah pada 1967. Pendidikan dasar hingga menegah atas (Ibtidaiyah-Aliyah) ditempuh di satu madrasah yang sama. Sejak 1985 tinggal di Jakarta...

Selengkapnya
Navigasi Web
Untuk Apa Menulis?
sumber : www.slideshare.net

Untuk Apa Menulis?

Seorang teman bertanya bagaimana caranya agar termotivasi untuk menulis. Sebenarnya, dirinyalah yang merupakan motivator terbaik bagi dirinya sendiri. Ya. Mestinya seseorang lebih tahu bagaimana cara menumbuhkan motivasi yang ada dalam dirinya. Sebuah motivasi yang oleh para psikolog disebut sebagai motivasi intrinsik. Yakni, motivasi yang tumbuh dari dalam diri seseorang. Inilah motivasi yang lebih kuat dan bertahan lama dibanding motivasi ekstrinsik atau motivasi yang berasal dari luar diri seseorang.

Tapi bagaimana caranya agar motivasi intrinsik bisa menggeliat dari persembunyiannya? Ya, orang itu harus menyadari akan kebutuhan-kebutuhannya. Kalau gak ngeh juga, orang itu perlu disodori daftar “menu” kebutuhan dasarnya. Abraham Maslow mengidentifikasi kebutuhan dasar itu sebagai berikut : kebutuhan fisik, rasa aman, rasa diterima secara sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Tumbuhnya hasrat berdasar atas kebutuhan manusia paling esensial ini dapat dijadikan sebagai pintu masuk ke ruang motivasi intrinsik seseorang.

Dalam konteks pertanyaan, bagaimana agar termotivasi untuk menulis, ada baiknya kita pinjam daftar kebutuhan Maslow itu untuk meneropong diri sendiri, kebutuhan apa sebetulnya yang ingin kita raih dengan menulis? Apakah demi memenuhi kebutuhan fisik-material, misalnya untuk menambah penghasilan agar bisa membeli sandang, pangan dan papan lebih baik? Demi status sosial sebagai seorang penulis yang sekaligus dapat memenuhi kebutuhan rasa aman secara intelek? Demi sebuah penghargaan, hadiah, award, pujian, dan selembar sertifikat yang berguna untuk menambah angka kredit bagi seorang PNS/ASN misalnya, bisa cepat naik golongan dan pangkatnya? Ataukah demi pengembangan diri sehingga mampu meng-aktualisasikan dirinya sebagai manusia? Ya. Aktualisasi diri sebagai manusia. Siapakah manusia? Ada banyak kajian baik secara filosofis, sosiologis, hingga spiritualis. Di sinilah makna aktualisasi diri manusia ditentukan. Selanjutnya, monggo dikaji sendiri lebih lanjut.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post