Ali Ansori

WIDYAISWARA MADYA LPMP Baru Mau menjadi penulis...

Selengkapnya
Navigasi Web
BE A CREATIVE TEACHER!

BE A CREATIVE TEACHER!

Guru adalah agen perubahan, an agent of change. Di manapun guru berada ia harus memberi perubahan bagi orang-orang di sekelilingnya, terutama kepada para anak didiknya. "digugu lan ditiru", begitulah bunyi pepatah jawa yang sering kita dengar. Guru akan mampu melakukan perubahan jika ia senantiasa mengubah sikap dari statis menjadi aktif, dinamis dan produktif serta memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman now. Tentu, untuk melaksanakan peran perubahan tersebut guru harus memiliki jiwa kreatif, karena kreatifitas merupakan sifat pribadi seorang individu yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Jadi kalau kalau seorang guru itu kreatif maka ia juga pasti inovatif nantinya.

Bagi seorang guru menjadi sosok yang kreatif merupakan suatu tuntutan, karena kreativitas guru berguna bagi peningkatan minat belajar siswa, dapat menggali dan memaksimalkan potensi belajar siswa yang variatif, dapat mentransfer informasi lebih utuh, bisa merangsang siswa untuk lebih berpikir secara ilmiah dan kritis, dan yang paling penting adalah produk kreativitasnya akan merangsang kreativitas siswa pula. Dengan demikian guru yang kreatif sudah pasti berkualitas dan memberikan hal yang berkualitas pula bagi para anak didik dan teman sejawatnya. Itulah yang dituntut dari seorang guru sebagai seorang agen perubahan.

Tentu untuk menjadi seorang yang kreatif, dibutuhkan dorongan yang maksimal, baik dari luar) maupun dari dalam individu sendiri. Ada tiga kondisi internal yang harus dibangkitkan dari setiap pribadi untuk menjadi kreatif, yaitu: Pertama, Keterbukaan terhadap pengalaman. Selalu melakukan refleksi mencirikan bahwa guru berani bersikap terbuka. Refleksi berarti memikirkan kembali apa yang sudah dikerjakan, melakukan perencanaan baru untuk tindakan selanjutnya, dan melakukan tindakan baru yang relevan sambil selalu melakukan pengamatan untuk refleksi diri buat tindakan berikutnya. Begitulah seharusnya langkah-langkah tersebut berjalan membentuk lingkaran-lingkaran kreatifitas, dimana guru terus belajar melalui pengalaman-pengalamannya sendiri. Experience is the best teacher. Melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan langkah yang tepat untuk hal ini. Mengapa? Karena dalam setiap siklus PTK guru merencanakan tindakan perbaikan, melaksanakannya, mengamatinya dan merefleksinya untuk melakukan perbaikan tindakan pada siklus berikutnya.

Kedua, kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi (internal locus of evaluation). Melalui informasi-informasi tentang dirinya yang didapat melalui hasil PTK, self obsevation dan catatan jurnal yang telah ia lakukan, setiap guru dapat memetakan dirinya sendiri sehingga terbentuklah profil diri berupa kekuatan atau kelemahan kinerjanya. Profil diri tersebutlah yang akan membantunya dalam mengevaluasi diri untuk melaksanakan kinerja yang lebih baik dari sebelumnya. Misalnya, ketika ia menemukan dirinya lemah dalam pelaksanakan proses belajar mengajar yang ditandai dengan rendahnya hasil belajar dan rendahnya motivasi belajar siswa, maka berarti yang bersangkutan harus meningkatkan kompetensi pedagogiknya melalui berbagai kegiatan yang relevan dan menunjang seperti membaca berbagai sumber mengenai cara mengajar yang tepat, mengikuti seminar, lokakarya tentang pengelolaan kelas, melakukan peer teaching dan lain sebagainya.

Yang ketiga adalah keberanian bereksperimen, yaitu kemampuan untuk bermain atau bereksplorasi dengan unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep-konsep, serta membentuk kombinasi-kombinasi baru berdasarkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Guru sebagai agent of change harus berani mencoba melakukan segala bentuk eksperimen, karena dari percobaan-percobaan tersebutlah yang bersangkutan mampu meningkatkan kompetensi diri, menemukan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran. Bahkan, ia akan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi para siswa di kelas karena mereka telah dilibatkan secara langsung, mempertemukan mereka dengan banyak exposure berupa wawasan, pandangan, dan pengetahuan baru dan menceburkan mereka dalam kegiatan-kegiatan yang konkrit sesuai konteks anak. Maka apa yang dilakukan seorang guru mestinya berpedoman kepada filosofi pendidikan ala Confusius, seorang filsuf cina yang berbunyi: I hear and I forget, I see and I believe, dan I do and I understand. Jadi, seorang guru yang kreatif pastilah guru yang selalu menerapkan pendekatan student-centered dan kelas berbasis kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Selain faktor-faktor internal tersebut, setiap orang juga bisa termotivasi untuk berkreasi jika ada dorongan-dorongan dari luar. Bagi seorang guru, faktor-faktor eksternal yang dapat menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas individunya adalah faktor leadership, interpersonal dan environment. Menurut sebuah hasil penelitian dari Ohio State University bahwa faktor kepemimpinan di sekolah berpengaruh 71,4% terhadap kinerja guru. Jadi peran kepala sekolah sebagai pemimpin memberikan dampak yang besar bagi civitas akademik sekolah. Hal itu karena kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah secara keseluruhan, dan kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di sekolahnya. Kepala sekolah bertanggung jawab penuh untuk mengelola dan memberdayakan para guru agar terus meningkatkan kemampuan kerjanya dengan cara memberikan mereka motivasi, kesempatan dan fasilitas. Kepala sekolah harus memberi mereka cara-cara bukan saja arahan-arahan sehingga para guru akan terpacu untuk selalu aktif dan kreatif karena tahu dan paham apa yang harus mereka lakukan. Seiring dengan itu, seorang guru harus selalu peka dan proaktif terhadap terhadap apa yang menjadi kebijakan manajernya tersebut, agar antara kebijakan dan kebutuhan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya selaras.

Faktor eksternal berikutnya adalah Interpersonal. Menurut Teori Multiple Intelligences, Howard Gardner, kemahiran interpersonal didefinisikan sebagai kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan memahami mereka. Pengajaran bisa diuraikan sebagai suatu proses yang berkaitan dengan penyebaran ilmu pengetahuan dan keterampilan supaya murid dapat mempelajari dan menguasainya dengan berkesan atau bermakna. Proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan dengan berkesan tanpa sikap berkesan yang ditunjukkan seorang guru. Komunikasi baik verbal maupun non-verbal memegang peranan penting dalam hal ini. Seorang guru harus mahir berkomunikasi secara interpersonal untuk menarik perhatian para siswa. Seorang guru mesti membuka diri untuk memberi akses yang luas bagi para muridnya untuk belajar sembari terus mempelajari setiap diri siswa agar bisa memahami mereka. Dengan menerima mereka dengan hati lapang dan penuh perhatian, merekapun akan merasa ada dan akan terus semangat belajar.

Sedangkan faktor yang terakhir adalah Environment. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa lingkungan sekolah, dimana rasa kebersamaan sesama guru tinggi, dukungan sarana memadai, target akademik tinggi, dan baiknya integritas sekolah dapat mendukung pencapaian prestasi akademik siswa yang lebih baik. Termasuk jika iklim kerja sekolah dimana pemberdayaan guru menjadi prioritas sangatlah esensial bagi terciptanya lingkungan sekolah yang baik. Dengan kata lain, bahwa para guru akan bersikap terbuka dan senang untuk berkreasi dan berinovasi dalam mengembangkan ide-ide yang mereka punya menjadi suatu yang bermakna jika mereka memiliki lingkungan yang akomodatif dan kondusif. Siapa yang harus menciptakan lingkungan ideal tersebut? Tentu semua warga sekolah, termasuk setiap individu guru, lebih-lebih kepala sekolah sebagai manajer sekolah.

Jadi, seorang guru yang kreatif adalah seseorang yang mampu mengaktualisasikan ide-idenya menjadi tindakan-tindakan nyata yang muncul karena dorongan-dorongan internal dan eksternal yang dimaksud diatas. Tentu tindakan-tindakan nyata tersebut terefleksi dari kemampuannya dalam mengekspos para siswa pada hal-hal yang bisa membantu mereka dalam belajar, melibatkan mereka dalam segala aktivitas pembelajaran, memberikan motivasi buat siswa melalui komunikasi baik verbal maupun non verbal, mengembangkan strategi pembelajaran (penerapan pendekatan, metode, model dan tehnik) dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan karakter materi, menciptakan pembelajaran yang joyful dan meaningful, berimprovisasi dalam proses pembelajaran, membuat dan mengembangkan media pembelajaran yang menarik dan aplikatif, membuat dan mengembangkan bahan ajar yang variatif dan mampu menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran.

Kreatifitas mendatangkan perubahan. Kalimat itulah yang mungkin harus selalu dipegang oleh para guru, sehingga mereka berpikir bahwa keterpanggilan untuk berkreasi ternyata merupakan suatu tuntutan yang wajar. Bahkan sebaliknya, tidaklah wajar jika tidak dapat berkreasi. Guru kreatif berarti guru yang berani berubah untuk memberikan hasil yang berbeda dari setiap tindakan yang berbeda. Be creative a teacher!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantul Pak Ali, semoga para guru biasa...sehat selalu Pak , barakallah

14 Feb
Balas

Mksh ibu doanya

14 Feb

Pak Ali pasti guru paling kreatif. Hebat.

14 Feb
Balas

nggak yang paling bu. Dulu waktu menjadi guru pernah mencoba beberapa hal saja, sekarang di widyaiswara bu mencoba juga melakukan beberapa hal bersama para guru di di kkg dan mgmp kami

14 Feb



search

New Post