Ali Ansori

WIDYAISWARA MADYA LPMP Baru Mau menjadi penulis...

Selengkapnya
Navigasi Web
BERSIKAPLAH SEPERTI SAPU LIDI

BERSIKAPLAH SEPERTI SAPU LIDI

Jika hanya satu, sebatang lidi tidak ada apa-apanya kalau kita fungsikan untuk menyapu. Ada banyakpun, namun bertebar bukan dalam satu ikatan, tetap saja tidak berfungsi sebagai sapu. Begitu juga kondisi para siswa kita, sama seperti sapu yang bercerai berai jika dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran di dalam ataupun luar kelas kita tidak mengikatkan mereka dalam suatu Learning Community yang saling berkolaborasi satu sama lain. Mereka susah belajar, atau mungkin secara psiokologis bisa saja tertekan.

Cooperative Learning atau saling belajar adalah sebuah strategi pengajaran yang sukses di mana di tim kecil, masing-masing siswa dari berbagai tingkat kemampuan, menggunakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang suatu mata pelajaran. Setiap anggota tim bertanggung jawab tidak hanya untuk mempelajari apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan tim belajar, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan positif. Seorang pakar pendidikan anak, DR. Baharuddin Mustafa, PhD dalam temuan penelitiannya mengatakan bahwa anak-anak akan lebih merasa nyaman dan baik dalam belajar jika beraktivitas bersama komunitas belajar mereka.

Memang Cooperative Learning atau belajar secara berjamaah sangat penting sekali untuk selalu kita hadirkan di lingkungan belajar siswa kita. Saking pentingnya islampun mendudukan ‘berjamaah’ itu lebih tinggi ganjarannya daripada dilakukan secara perseorangan. Di dalam buku A Handbook for Classroom Instruction that works yang ditulis oleh Robert J. Marzano et all dikatakan bahwa Cooperative Learning merupakan salahsatu dari inovasi-inovasi pengajaran yang paling populer dalam pendidikan Amerika Serikat. Para guru disana memakai beberapa bentuk pembelajaran kooperatif pada setiap tingkatan kelas, semua mata pelajaran dan pada semua tipe siswa. Begitulah mereka, menganggap betapa bergunanya Cooperative Learning learning bagi kesuksesan belajar anak didik mereka sehingga selalu diprioritaskan untuk dilaksanakan.

Tentu banyak manfaat yang bisa didapat oleh para peserta didik kita, ketika Cooperative Learning menjadi basis aktivitas belajar. Antara lain, dapat meningkatkan prestasi siswa, membangun hubungan positif di antara siswa, menciptakan komunitas belajar yang menghargai keanekaragaman, dan memberikan pengalaman yang mengembangkan keterampilan belajar baik keterampilan maupun sosial. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan hasil bahwa para siswa yang saling belajar bersama telah meraih prestasi yang lebih baik, peningkatan daya ingat yang kuat terhadap materi ajar, hubungan yang lebih positif dan lingkaran teman yang lebih luas, motivasi intrinsik yang lebih besar, harga diri yang lebih tinggi, dukungan sosial yang lebih besar, berprilaku positif pada tugas, sikap yang lebih baik terhadap guru, dan sikap yang lebih baik terhadap sekolah.

Dalam pelaksanaan Cooperative Learning, peran guru bergeser dari pemberi informasi menjadi orang yang memfasilitasi para siswa belajar. Guru harus menyokong (scaffolding) para siswa dengan berbagai kegiatan yang bisa dilakukan para siswa secara bersama. Pembelajaran kooperatif ini bisa dilangsungkan selama proses pembelajaran, bermula dari tahapan mengamati, menanya, mencoba, menalar hingga mengkomunikasikan. Diantaranya bisa melalui projek, jigsaw, review antar teman, diskusi, praktik dan refleksi. Untuk menyokong itu semua guru bisa menggunakan berbagai macam alat dan media yang relevan.

Mengenai aktivitas-aktivitas penilaian pada Cooperative Learning bisa dikategorikan ke dalam dua jenis yaitu formatif dan sumatif. Kegiatan penilaian formatif digunakan untuk memberikan umpan balik, mengevaluasi kemajuan belajar untuk memotivasi siswa ke tingkat yang lebih tinggi. Sedangkan kegiatan penilaian sumatif digunakan untuk menilai produk akhir untuk penyelesaian, kompetensi atau peningkatan yang ditunjukkan. Dan yang menilai pada kegiatan-kegiatan yang berbasis pembelajaran kooperatif ini antara lain: Guru, pribadi siswa itu sendiri (self assessment), dan penilaian antar teman (peer assessment). Untuk memudahkan hal-hal tersebut maka guru harus membuat rubrik sebagai acuan kriteria penilaian.

Semoga kita semua telah memiliki beberapa pengalaman sukses dengan pembelajaran kooperatif dan kita dapat menghubungkan banyak manfaat yang tercantum di atas. Jika kita belum memiliki pengalaman dengan kerja tim atau kelompok, atau jika kita hanya memiliki pengalaman buruk dari Cooperative Learning ini, jangan khawatir! Menjadi terampil dalam pembelajaran kooperatif membutuhkan waktu, kesabaran, dan ketekunan. Semakin banyak kita belajar tentang pembelajaran kooperatif, semakin banyak kita melatih keterampilan kita, dan semakin baik kita melakukannya maka semakin banyak manfaat yang akan kita alami. Tentu, ini membutuhkan waktu. Semangat selalu.

Pangkalpinang, 09 Februari 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Skip pak

09 Feb
Balas

Siip pak

09 Feb
Balas

mksh bu

09 Feb

betul ibu

09 Feb
Balas

Semakin sering dilakukan semakin tahu kekurangannya, sehingga bisa dibuat perbaikan ya pak...

09 Feb
Balas

Pembelajaran Kooperatif melatih keterampilan komunikasi siswa

10 Feb
Balas



search

New Post