"Ilmu itu ibarat Buruan, maka ikatlah buruan kamu jangan lepaskan", itulah kata yang sangat powerful yang diutarakan oleh Narasumber Bu Istiqomah dalam pelatihan hari ini Sabtu, 2 Februari 2019. Barisan kata tersebut selalu terngiang di telinga saya hingga akhir penutupan pelatihan sore hari ini, dan akan menjadi pemicu untuk kreatif menulis. Hal tersebut tentu mengandung makna mendalam bahwa ketika kita sudah mengetahui banyak hal kenapa kita tidak merekamnya dalam catatan tulisan. Ibarat ada seorang guru yang mengatakan kepada sekelompok siswa: "Wahai para muridku setelah kalian usai mengamati dan saling menukar informasi, maka jangan berhenti disitu. Catatlah, agar mudah nanti kalian menukilkannya kembali dalam ulasan berikutnya baik dalam bentuk tulisan ataupun lisan". Maka apa sebenarnya yang dikatakan ibu istiqomah diatas merupakan sebuah pengingat penting bagi semua peserta, terkhusus saya bahwa memang kita para praktisi yang bergerak di dunia pendidikan harus banyak menulis, bahkan harus menjadikannya sebagai buku. Kini saya baru benar-benar menyakini (Haqqul Yakin, meminjam istilah agamanya) benar akan slogan itu bahwa: "Satu Guru Satu Buku".

Sungguh meaningful (bermakna) pertemuan hari ini, kisah inspiratif para narasumber dan para penulis (meskipun pemula) yang sudah banyak saya dengar langsung, sehingga dapat memacu diri saya untuk lebih baik dalam berkarya, terutama menulis. Jika Suzuki punya motto tersendiri: Inovasis Tiada Henti, maka kini saya pun harus punya motto pribadi: Menulis Tiada Henti.

Pangkalpinang, 2 Februari 2019