3 Puncak

Tidak melulu tentang perjuangan yang sulit, Allah juga memberikan kisah menyenangkan selama bersekolah di SMP. Sewaktu masih duduk di kelas 1 SMP ada program sekolah berkarya wisata ke Dolok Tong, gunung yang tetinggi di daerah kota Balige. Aku sangat bahagia ikut karya wisata tersebut, bisa menikmati pemadangan danau Toba dari sisi lainnya. Sangat indah dan begitu menakjubkan.

Mula-mula perjalan kami ke Desa Bakkara Kampungnya Raja Sisingamangaraja XII pemandu wisata menceritakan panjang lebar perjuangan Raja Sisingamangaraja yang sangat tangguh melawan penjajah Belanda yang berlangsung kurang lebih 10 tahun saja.Dia punya pasukan bala tentara namanya Pasukan Sidamdam.Mereka bisa membunuh tentera Belanda tanpa kelihatan oleh mereka dengan menggunakan ilmu siliman, yaitu mereka dapat menghilang dari penglihatan tentara Belanda walau sedang berada disekitar mereka.Maka pasukan tersebut mudah saja membunuh penjajah Belanda tersebut.

Hanya saja ada penghianat yang memberitahukan rahasia ilmu Raja Sisingamangaraja kepada tentara Belanda yaitu pasukan Sidamdan dan Raja Sisingamangaraja tidak boleh bersentuhan dengan benda najis yaitu darah. Pasukan Belanda memanfaatkan rahasia besar itu untuk dijadikan senjata mengalahkan Raja Sisingamangaraja. Saat berada di medan tempur Belanda menembak mati tuan putri Lopian anak dari Raja Sisingamangaraja. Pada saat itu Raja Sisingamangaraja spontan merangkul anaknya yang tewas bersimpah darah, saat itu wujud badan Raja Sisingamangaraja kelihatan dan dengan sigap penuh kemenangan tentara Belanda yang melihat kejadian itu menembak mati Raja Sisingamangaraja. Demikianlah informasi singkat yang diberikan oleh pemandu wisata kampung Raja Sisingamangaraja, hal itu sempat menghipnotisku merasakan bagaimana perjuangan Raja Sisingamangaraja mempertahankan tanah yang menjadi tanah kelahirannya, tumpah darahnya dijaganya hingga akhir khayatnya.

Saat kelas 2 SMP kami juga pergi dari sekolah berkarya wisata ke Pucuk Buhit Gunung tertinggi di Danau Toba. Pusuk Buhit, adalah gunung yang awalnya bernama Gunung Toba memiliki ketinggian 1.500 meter lebih dari permukaan laut dan 1.077 meter dari permukaan Danau Toba. Ada tiga kecamatan yang berada langsung di bawah gunung tersebut yakni Kecamatan Sianjur Mula-mula, Kecamatan Pangururan, dan kecamatan Harian Boho.Perjalan dilakukan dengan berjalan kaki dari Pangururan ke kaki gunung Pucuk Buhit sampai ke pucak dengan jarak kira-kira 7 km dan dengan kemiringan 45 derajat. Pendakian itu memakan waktu kira-kira 4 jam.Berangkat pukul 7.00 pagi dan sampai di puncak kira-kira jam 11.00 siang.Walau terasa dingin yang begitu menusuk Danau Toba semakin indah terlihat dari puncak Pucuk Buhit ini.Kami menikmatinya sambil bercengkrama dengan teman-teman dan juga mendengar kisah legenda maupun teori ilmuan dari bapak/ibu guru tentang terbentuknya Danau Toba.

Berdasarkan legenda atau mitos, dahulu kala ada seorang pemuda pergi ke sebuah lubuk untuk memacing dari pagi hari pemuda tersebut tidak mendapatkan apapun dari memancing tersebut. Baru menjelang sore hari pemuda tadi mendapatkan ikan yang sangat besar dan tidak sanggup membawanya ke rumah sehingga ditinggalkan di ladang yang ada podok di sana. Pemuda tersebut pulang untuk makan dan melepas dahaga, kemudian pergi lagi ke ladang tersebut untuk mengambil ikan yang ditaruhnya tak jauh dari pondok, anehnya ikan tersebut tidak ada malah seorang bidadari cantik yang tidak ada tandingannya dimanapun sedang duduk di pondok itu.Pendek cerita wanita tersebut menjadi istrinya tapi dengan syarat oleh bidadari tersebut Pemuda itu tidak boleh memberitahukan kepada siapun bahwa istrinya tersebut berasal dari ikan.Bulan bergantu tahun Pemudah itu memiliki anak dari bidadari cantik itu. Namun suatu hari terjadi pertengkaran antara ayah dan anak terungkaplah bahwa istrinya tersebut berasal dari ikan, maka datang air bah dan terjadilah Danau Toba. Dari ilmu pengetahuan dan teknologi mengatakan bahwa Danau Toba terjadi karena letusan gunung purba dan gempa tektonik yang sangat dahsyat menghasilkan kawah yang begitu luas menjadikannya kaldera terbesar di dunia.

Selain cerita tersebut diatas guruku juga menceritakan bahwa pucuk buhit merupakan awal mula siraja Batak. Orang Batak pada umumnya percaya kalau Siraja Batak diturunkan langsung di Pusuk Buhit, kemudian membangun perkampungan di salah satu lembah gunung tersebut dengan nama Sianjur Mula-mula Sianjur Mula Tompa yang masih dapat dikunjungi sampai saat ini sebagai model perkampungan pertama. Letak perkampungan itu berada di garis lingkar Pusuk Buhit.

Berikut adalah silsilahku mulai dari Riraja Batak :. Berawal dari Siboru Deak Parujar – 1. Sianjur Mula-mula/Siraja Batak – 2. Guru Tatea Bulan – 3. Tuan Sarbani Banua – 4. Raja Oloan – 5. Raja Godang Ulu/Sihotang – 6. Raja Musu Rat/Sorgani Musu – 7. Raja Sondi Patar – 8. Raja Sangapan – 9.Datu Garaga Tunggal – 10.Oppu Ni Okkan Jau – 12.Oppu Raja Mardolon – 13. Oppu Huta Batu – 14. Oppu Rangguni Huta – 15. Oppu Raja Oloan – 16. Oppu Buttu Oloan – 17. Oppu Apanahan Bosi – 18. Oppu Manukkar Bosi – 19. Guru Pinajing-jing – 20. H. Lansat/Oppu Adil Mubaroh – 21. Aliasmin/Oppu Muzamil. Berarti berdasarkan silsilah ini, aku menjadi generasi ke 21 Batak

Setelah cerita cukup panjang dipuncak gunung Pusuk Buhit kami turun menuju sumber air panas. Aku dengan semangat mandi disana bersama teman-taman untuk meghlangkan rasa lelah.Bagaimana tidak bersyukur dan bahagia tinggal dan menikmati keindahan luar biasa ini.Sepenggal ayat Al Quran 'maka nikmat Tuhan manakah yang kau Dustakan?' sangat cocok menggambarkan perasaanku saat itu.Tapi aku belum mengenal ayat tersebut waktu itu.Aku hanya tersenyum dan mengucapkan hamdallah untuk semua yang Allah pertontonkan barusan ini.

Lain lagi karya wisata kami saat duduk di kelas 3 SMP, tujuan kami adalah Dolok Tolong Gunung tertinggi di Darah Tigaras masih di kawasan Danau Toba sebelah Utara.Kali ini kami berkarya wisata sekaligus melakukan studi banding dengan salah satu SMP yang ada di Tigaras Kabupaten Simalungung. Perjalanan diteruskan ke kota Pematang Siantar dengan tujuan wisata melihat kebun binatang yang ada disana, Subhanallah begitu besar kekuasaan Allah dengan apa yang diciptakan-Nya berbagai macam hewan dan tumbuh-tumbuhan semuanya untuk keperluan manusia. Rasanya bahagia sekali sewaktu SMP bisa menikamati pemandangan Danau Toba berkeliling dan mendaki gunung tertinggi di Danau Toba.

Aku akhirnya lulus dari Sekolah Menengah Pertama ku walau waktunya bertambah lama yaitu tiga setengah tahun karena perubahan awal tahun pelajaran dari bulan Januari menjadi bulan Juli, sehingga aku lulus dari SMP Swasta Sihotang bulan Juni tahun pelajaran 1979/1980. Teman akrab saat di SMPku yang masih kuingat namanya antara lain, Joson Simatupang, Lasber Sihotang, Dihat Sihotang, Mesti Sihotang, Florida Sinaga, Patar Sihotang, merekalah yang sedikit melepas lelahku bekerja dan mengurai kepenatan dalam belajar. Guru SMPku, ibu Risama Simbolon, Parongil Sihotang Tiarmin Sihotang mereka ini guru hebatku mengantar aku masuk SMA. Rasa terimakasih yang mungkin saja tidak tersampaikan oleh kata kata saat itu ingin ku ucapkan betapa berartinya jasa yang telah guru berikan kepada ku.terimakasih guruku.

Pada tahun 1980 aku menyelesaikan studi di SMPku dan melanjut ke SMA negeri Pangururan. Aku tidak berani mau sekolah ke kota Medan karena orang tuaku tidak banyak uang. Lagi pula aku harus membantu mereka dengan bekerja kesawah waktu liburan dan setiap hari minggu.