*ini tentang kita*

Tepi sungai, Sisi bukit, dan rimbunnya pepohonan sumiso yang memagari, Rumah dinas tua, lapuk dan menyedihkan dimakan usia, beratap cerita, dinding kayu yang kau ukir dengan harapan disitulah kita tinggal, bersama buah hati belahan jiwa, Najwa dan Nadya bersenda gurau dan bercanda.

Dibelakang "dangau" itu, aku buatkan engkau sebuah kebun, yang akan kau tanami dengan pohon cinta seperti yg kau pinta setiap malam sebelum kau tertidur didalam damai dan hangatnya pelukku, darinya cinta kita tumbuh, darinya cinta kita berkembang, setiap subuh kita sirami dengan do'a dan setiap senja kita pupuk dengan kasih sayang, kejujuran, impian dan harapan.

Aku juga akan buatkan disamping dangau itu, sebuah taman kecil dihati yang akan kutanami dengan bunga lily, satu bangku kecil dan ayunan dari ban mobil bekas buat anak kita bermain, dan kita lihat, mereka begitu bahagia bermain menikmati senja yg semakin merah, menendang angin dan menangkap kebahagiaan, engkau tersenyum sembari meneguk teh hangat kesukaanmu dan kulihat damai itu terpancar dimatamu.

Dangau itu, rapuh dan lusuh.... Namun disana kita rasakan bahwa syorga itu terasa semakin dekat dan nyata. Perlahan kau tersenyum dan tertunduk malu, merona merah dipipimu yang terbias lentera yg bercahaya redup, saat kuselipkan setangkai bunga Lily yg indah di rambutmu, sembari berkata...aku akan selalu ada untukmu, menyemai dan menyiram pohon cinta yg tlah kau tanam, bersamamu mengejar matahari, meraih mimpi dan menyatakan impian sampai memutih rambut dikepalaku....

Tak kau sadari, bening itupun menganak sungai disudut matamu, perlahan jatuh seperti butiran kristal di pipimu, dan kau memelukku tanpa kata, tanpa bicara...karena semuanya tenggelam dan larut dalam rasa. Istriku..... Terima kasih atas kesetiaanmu dalam memainkan peran, sebagai istri dan ibu dari anak- anakku. Bersamamu syorga itu, terasa makin dekat dan nyata.

Catatan Harian

SUMISO

April 2010