Ali Mokhamad

Ali Mokhamad. Guru SMA Semen Tonasa, Pangkep, Sulsel. Lahir di Lumajang, 1 Februari 1968. Menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Hasanuddin Fakultas ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Merefleksi Peran Guru Untuk Tingkatkan Personal Branding

Merefleksi Peran Guru Untuk Tingkatkan Personal Branding

Merefleksi Peran Guru Untuk Tingkatkan Personal Branding

Oleh Ali Mokhamad

(Guru SMAS Semen Tonasa Pangkep)

Syahdan banyak sebutan untuk profesi guru di masyarakat. Guru adalah pelita di tengah kegelapan malam. Guru adalah fajar menyambut datangnya Mentari. Guru adalah embun di kala kehausan. Guru adalah samudera ilmu. Guru adalah muara Sungai. Guru adalah cahaya ilmu. Tentu masih banyak sebutan lain sesuai sudut pandang orang masing-masing.

Guru merupakan pekerjaan dan profesi yang sangat mulia. Di pundak guru akan dan telah lahir orang-orang hebat dan orang-orang sukses. Tetapi profesi guru yang mulia itu tidak semua orang bisa melakukan, dan hanya mereka yang disiapkan dan menyiapkan diri untuk benar-benar menjadi guru.

Namun demikian, profesi guru akhir-akhir ini masih dipertanyakan oleh Sebagian kalangan. Guru dianggap masih belum profesional dan dalam proses pembelajaran masih kurang kompeten karena masih banyak yang monoton dan kurang menyenangkan. Mengajar hanya sekadar menggugurkan kewajiban tanpa berpikir bagaimana kualitas anak didiknya. Selain itu, lebih parahnya lagi hasil ujian kompetensi guru rata-rata masih di bawah standar.

Oleh karena itu, guru yang notabene salah satu profesi yang bertanggung jawab untuk mencerdaskan anak-anak bangsa dituntut untuk memainkan banyak peran. Guru dituntut bukan hanya sekadar membelajarkan anak didik, tetapi harus menggali dan mengembangkan potensi lain yang dimiliki agar bermanfaat bukan hanya bagi anak didik dan institusi dimana mereka berada, tetapi juga bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

Agar profesi guru memiliki citra baik dan nilai plus di mata masyarakat, maka guru harus memaksimalkan potensi dirinya, merefleksi perannya, dan berani “memasarkan” diri, sehingga guru baik secara individual maupun kolektif tidak secara terus-menerus mendapat stigma negatif dari berbagai pihak. Proses “memasarkan” diri inilah yang dinamakan personal branding. Personal branding merupakan proses pembentukan imaji agar masyarakat luas memberikan brand atau label bahwa guru benar-benar dianggap sebagai profesi yang profesional.

Branding bukan hanya penting dalam dunia bisnis belaka, tetapi penting juga dalam segala aspek kehidupan. Karena branding merupakan seperangkat cara untuk mempengaruhi orang lain, maka dalam perkembangannya branding telah masuk dalam diri dan profesi seseorang, sehingga membentuk personal branding. Dalam dunia pendidikan, personal branding bagi guru sangat penting untuk dimiliki. Dengan memiliki personal branding, maka seorang guru akan menjadi daya pemikat dan sekaligus menjadi sumber sugesti bagi orang lain.

Guru yang memiliki personal branding akan selalu berusaha seoptimal mungkin membangun persepsi secara efektif agar orang lain memandangnya sebagai pribadi yang berbeda dan memiliki nilai lebih. Guru yang memiliki personal pranding juga akan semakin menguatkan dirinya untuk menemukan kunci dalam menggali potensi dirinya seoptimal mungkin dan untuk meraih kesuksesan.

Banyak cara dan strategi yang bisa dilakukan guru untuk membangun personal branding bagi dirinya dimanapun, kapanpun, dan dalam keadaan yang bagaimanapun. Guru yang benar-benar ingin membangun personal branding tidak akan berdiam diri, tetapi selalu berusaha dan bekerja keras untuk memanfaatkan setiap momentum untuk meningkatkan kualitas dirinya.

Beberapa hal yang sangat penting dilakukan oleh guru jika ingin memiliki personal branding yaitu banyak membaca, menulis, berkarya, memiliki rasa empati, dan tingkat kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya. Aktivitas ini tidak bisa dipungkiri, karena profesi guru suka atau tidak suka harus sering sejalan dengan berbagai aktivitas tersebut.

Guru dituntut dan harus melakukan berbagai aktivitas tersebut di atas. Guru tidak boleh berdiam diri dan menjadi “orang kebanyakan”. Guru harus memiliki nilai plus dan memliki banyak kelebihan. Guru tidak boleh hanya sekadar mengajar dan tidak meninggalkan jejak langkahnya di masa depan baik bagi anak didik maupun masyarakat luas. Oleh karena itu, dengan hasil karyanya, maka pelan tapi pasti personal branding akan terbentuk dan membekas dalam ingatan masyarakat.

PENULIS

Drs. Ali Mokhamad. Guru SMAS Semen Tonasa, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan. Lahir di Lumajang, Jawa Timur, 1 Februari 1968. Menamatkan pendidikan SD sampai SMA di Kab. Lumajang dan menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Hasanuddin Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi. Penulis telah menerbitkan dua buku solo yaitu “Berselancar di Atas Awas: Kumpulan Artikel dan Cerita Inspiratif” dan “Pangkep Boledong: Esai-Esai Kehidupan Tentang Pembentukan Karakter Melalui Kearifan Lokal” dan puluhan buku antologi.

Kontak dengan penulis bisa melalui HP/WA: 082119449474, email: [email protected], dan blog Gurusiana http://alimokhamad.gurusiana.id

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan inspiratif , pasti lolos slmt.

20 Dec
Balas



search

New Post