Ali Muttaqin

Saya adalah Guru MIS KP Puruk Cahu Kalimantan Tengah Sejak Tahun 2012 hingga sekarang. MIS KP adalah sekolah paling muda di Kabupaten Murung Raya yang berdiri t...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sunyinya Madrasahku

Sunyinya Madrasahku

Madrasahku adalah adalah satu-satunya sekolah tingkat SD sederajat yang berdiri ketika itu, murid pertamanya pun hanya berjumlah 23 orang. Ketika aku datang pagi ke madrasahku, aku tidak menemukan satupun muridku di madrasah. Mereka biasanya datang sekitar 30 menit setelah kedatanganku.

Ketika ada muridku yang datang datang mereka selalu mengucapkan salam kepadaku.

“Assalamualaikum,” Ucap mereka.

“Waalaikum salam,” jawabku.

Ketika muridku datang ke madrasahku, mereka langsung masuk kelas kemudian duduk sebentar sambil meletakkan tasnya, setelah itu muridku pun selalu keluar kelas dan berdiri di pagar kelas sambil menatap dan memandang sekitarnya dengan pandangan kosong.

Kadang-kadang aku suka menghampiri muridku yang datang duluan dan aku mengajaknya untuk berbicara dan bercerita, sambil menghiburnya dan juga diriku ditengah kesunyian madrasahku.

“Kenapa bengong nak?” tanyaku kepada muridku yang berdiri dipagar depan kelas.

“Ga apa-apa pak,” jawabnya. Aku hanya kesepian karena ga ada teman bermain, yang lain belum pada datang, katanya melanjutkan pembicaraannya kepadaku.

“Tunggu saja, nanti juga pada datang, kataku kepada muridku yang berdiri di pagar depan kelas.

Madrasahku memang terasa sunyi karena jumlah muridku tanya 23 orang saja. Dari pagi hingga siang hanya 23 orang itu saja yang bertemu, itupun kalau hadir semua, kalau ada yang sakit, izin atau alpa pada hari itu, madrasahku bertambah sunyi lagi rasanya.

Tapi aku sangat bangga kepada murid-muridku generasi pertama madrasahku, walaupun madrasahku terasa sunyi, mereka tetap punya semangat yang luar biasa. Padahal banyak saja sekolah yang ada di daerahku ketika itu yang muridnya banyak dan tentunya tidak sesunyi madrasahku. Untuk menghibur mereka tidak jarang aku harus menjadi seperti anak-anak bermain bersama mereka ketika istirahat maupun pagi hari sebelum masuk.

Ketika aku ajak bermain, mereka selalu semangat menyambutnya.

“Anak-anak kita bermain yooo,” kata ku kepada mereka.

“Ayo... ayo... ayo... pak,” sahut mereka semua.

Aku dan murid-muridku biasanya bermain hanya di dalam ruang kelas dan juga ruang kosong di sebelahnya yang dijadikan tempat shalat dan ngaji menjelang siang harinya.

Kalau dihalaman madrasah biasanya becek karena halaman madrasahku saat itu hanya berupa tanah, apalagi kalau hujan turun di bawah sepatu selalu dihinggapi tanah yang sangat tebal. Selain itu rumput dihalaman madrasahku banyak rumput-rumput yang gatal dan bisa lengket di celanaku dan murid-muridku. Sehingga kami selalu bermain hanya diteras kelas dan diruang kelas dan ruang sebelahnya.

Selain bermain tebak-tebakan, kami juga sering bermain petak kumpat dan bermain kuda-kudaan. Aku selalu menjadi kudanya, dan murid-muridku bergantian menaiki punggungku. Itulah caraku dan murid-muridku untuk menjadikan suasana madrasahku biar tidak terasa sunyi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sabar yah pak, semua pada mulanya seperti itu. Penuh perjuangan semangat. Sukses selalu dan barakallah

11 Dec
Balas

terima kasih bu, iya bun ini sama seperti pepatah yang mengatakan bahwa "Berakit-berakit kehulu, berenang-renang ketepian. bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian."

11 Dec



search

New Post