"Kreseeek...kresek...bum..." itulah bunyi buah durian yang sudah matang dan jatuh mengenai dedaunan dan terhempas ke bumi. Bunyi suara durian jatuh yang saling sahut menyahut dari satu pohon ke pohon yang lain membelah angin baik pada siang maupun malam hari adalah pengalaman yang menyenangkan dan mengesankan bagi saya. Apalagi bagi anda yang ingin merasakan sensasi makan buah durian langsung sesaat setelah jatuh dari pohonnya. Musim durian ini kembali memanjakan selera lidah masyarakat di daerahku Puruk Cahu khususnya dan Kabupaten Murung Raya pada umumnya.

Pemandangan berjejernya buah durian baik di pasar-pasar tradisional maupun beberapa sudut jalan di Kota Puruk Cahu Kalimantan Tengah telah berlangsung cukup lama yakni sejak akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022 saat ini masih terlihat. Dan harganya pun ditawarkan bervariasi mulai dari Rp. 15.000 hingga 35.000 perbuah tergantung besar dan kecilnya ukuran.

Namun bagi warga yang menginginkan sensasi yang berbeda bisa datang kepohonnya langsung untuk membeli dengan cara menunggu jatuhnya durian dengan ditemani riuhnya bunyi kreseeek…kresek...buuum, yang merupakan bunyi dari jatuhhnya buah durian yang tentunya tidak didapatkan di pasar-pasar atau penjaja di pinggir jalan.

Inilah yang aku lakukan bersama teman-temanku, sambil bernostalgia mengingat masa kecilku puluhan tahun yang lalu di mana ketika tiba musim durian selalu membuat hatiku dan kawan-kawanku gembira. Kami bahkan harus bermalam di pondok kecil yang disediakan pemilik pohon durian. Pondok kecil ini sifatnya hanya sementara selama musim durian ada, namun setelah musim durian habis, pondok kecil itupun dibongkar kembali.

Inilah untaian awal cerita dari daerahku yang dapat aku persembahkan, sampai jumpa kembali dalam tulisan berikutnya.

Puruk Cahu, 23 Januari 2022

Ali Muttaqin, S.Pd.I

Guru MAN 1 Murung Raya