Belum cukup satu tahun hanya hitungan tiga bulanan gawai berwajah putih mulus milik Dini yang setiap hari dibawanya ke sekokah ternyata rusak. Layar monitor pada laptop tampilanya seperti klise filem. Melihat keadaan yang demikian Dini hanya menganggap hal itu biasa _ biasa saja. Malahan dengan santai Ia mematikan tombol power di laptop tersebut. Lalu beberapa menit kemudian dihidupkan Dini kembali.

Sepulangnya dari sekolah , Dini menaruh gawainya di bawah meja, dengan alasan agar jauh dari jangkauan tangan, dan tidak terinjak oleh kaki. Begitulah hingga sampai pagi gawainya masih ada di bawah kaki meja. Kemudian kembali Dini menekan tombol powernya dan membuka sebuah halaman file. Lalu apa yang terjadi? Kursol di monitor pada laptop Dini menari - nari. Sekarang barulah Dini tahu bahwa gawainya kembali rusak.

Lantas sepulang sepupu Dini, Tino dari kantor , Dini pun bertanya.

" Kak...kenapa ya gawaiku tak bisa hidup ? Padahal dari awal beli perasaan baik - baik saja tidak ada yang rusak ," timpal Dini pada Tino sepupunya dengan agak lemas.

Tino menjawab sambil menaruh tasnya di sofa. Tino sendiri tidak tahu bahwa sebenarnya gawai Dini adalah seken. Dini mengikuti Tino sambil duduk di sampingnya.

" Laa...Ialah kalau gawai baru tentu bisa hidup, dan tak rusak," jawab Tino

" Tapi Kak, gawaiku bukan baru , seken gitu dan aku taruh di kaki meja. Namun tanpa aku tahu ditimpa buku " ungkap Dini bergumam yang seakan -akan butuh bantuan Tino.

" Nah itu kan, Kakak tahu.. pantas, bawa kembali bengkel aja, Din !" Tukas Tino sembari ke kamar. Dini pun jadi terduduk di atas sofa, menatap gawainya yang rusak , baru kemarin dari bengkel kok ke bengkel lagi, pikir Dini sembari tarik nafas dalam-dalam dan garuk-garuk kepalanya dengan kecewa.

------------------------------------------------

Senin, 12 Desember 2022

Salam Literasi.

Tag_11

Menulis di MGI yang Ke _ 786