Ali Santoso

Nama saya Ali Santoso, saya lahir di Kota Lumajang. Saat ini saya tinggal di Jakarta menekuni bisnis kuliner bersama istri dan teman-teman. Menulis jadi h...

Selengkapnya
Navigasi Web
GURU MEMASAK PENULIS RESEP

GURU MEMASAK PENULIS RESEP

# Tantangan gurusiana Hari Ke- 19.

Menulis adalah adalah berkah nikmat lahir batin yang diturunkan Allah SWT kepada kita, ketika kita mau menghargai diri kita sendiri dengan cara menulis suatu saat kita lebih dihargai oleh orang lain. Untuk itu menulislah meskipun dalam sepenggal kalimat motivasi buat orang lain,niscaya kamu akan tertular virusnya menulis di komunitas barokah ini.

Menerima gelar chef adalah suatu kehormatan bagi seseorang siapa saja sih yang berhak menyandang gelar chef,? Disini saya akan menuliskan sesuai kacamata dan naluri seorang Chef Alumni Mediaguru kelas Sagusabu Tangsel.

Sejak acara kuliner mulai populer di televisi, titel “chef” sepertinya mudah disematkan kepada orang yang dinilai pandai memasak. Gelar ini dinilai lebih bergengsi daripada “koki”.

Beberapa profesi yang seringkali disebut chef atau mengklaim diri sebagai chef adalah guru memasak, pembawa acara memasak di TV, atau penulis buku resep.

Apakah semua orang yang jago mengolah bahan makanan dapat kita sebut “chef”?

Pengertian Chef

Chef berasal dari istilah Prancis “chef de cuisine” yang berarti “kepala dapur”. Menurut Wikipedia, chef adalah juru masak profesional terlatih yang ahli dalam semua aspek pengolahan makanan dan biasanya fokus pada kuliner tertentu. Chef bisa mendapat pelatihan formal dari sebuah lembaga atau dengan berguru pada chef berpengalaman.

Namun, dalam sistem hierarki di restoran dan hotel yang mempekerjakan banyak staf, istilah chef tidak hanya untuk jabatan tertinggi di dapur.

Dulu istilah koki (cook) lebih dikenal luas untuk menyebut juru masak. Namun, setelah bidang kuliner banyak diekspos di media, istilah chef sering dipakai dan “koki” mengalami pergeseran makna.

Sebenarnya tidak ada organisasi profesional yang menentukan secara pasti siapa yang berhak disebut “chef” dan mana yang pantas dikatakan “koki”. Namun, secara umum, jabatan, gaji, prestise, dan pengembangan karier koki dianggap lebih rendah dibanding chef.

Berikut kualifikasi chef dan koki .

Chef

Bersekolah kuliner selama dua atau empat tahun, atau magang kepada chef hingga memperoleh ilmu setara yang didapatkan dari sekolah kuliner

Bertanggung jawab sebagai supervisor

Dapat membuat dan mengimplementasikan menu di restoran

Mengambil peran manajemen di dapur

Koki

Mengolah makanan setiap hari

Melakukan tugas sesuai arahan

Mencuci

Mengikuti resep

Masih dalam tahap belajar

Dapat disimpulkan, jika seseorang memiliki gelar kuliner dan/atau dilatih oleh chef ternama serta meniti karier di bidang ini, ia disebut chef. Namun kalau ia hanya memasak di rumah atau berada di tingkat bawah jenjang karier restoran, ia biasanya dipanggil koki. Tetapi gelar ini lebih bergengsi daripada “KOKI”. Beberapa profesi yang sering sekali disebut CHEF adalah Guru memasak atau penulis buku resep.

Ketika saya ditunjuk sebagai pengelola managemen dapur sebuah restoran jepang, saat itu saya masih sebagai seorang juru racik biasa , dengan melayani katering dibeberapa tempat di DKI Jakarta. Ketika merima tawaran sebagai karyawan di restoran tersebut , tiba tiba nafas saya berhentii dan menghela nafas panjang “ Apa iya harus saya,” dengan mahar bismillah saya niatin untuk belajar saja, disamping saya harus bekerja juga sebagai kewajiban memberi nafkah untuk Istri dan anak anak saya. Hanya karena Allah cita cita aku bekerja di sebuah restoran Jepang ini terwujud, pada awalnya hanya sebagai koki biasa , tugasnya memasak menu makanan yang sudah disiapkan sesuai Standar operasional dapur di restoran tersebut. Setelah hampir dua hari bekerja , “ehh mas Ali “ kata owner restoran tersebut, “ Mas Ali saya tunjuk sebagai Pemegang managemen dapur membawai duabelas karyawan didapur .” Duuhh “mak jleb rasa jantung berdegub kencang dalam benak saya apa bisa saya melakukan ini, dengan sangat percaya diri saya mengatakan sanggup kala itu , Meskipun ilmunya belum saya kuasai, tetapi paling tidak saya sudah pernah dan faham tentang operasional dapur , hanya membutuhkan bahasa panduan saja serta buku manual untuk mempelajari SOP masakan di restoran ini. Alhamduliah seketika itu juga buku SOGOGI MANUAL BOOK muncul dihadapan saya ,Kerjapun jadi lebih tenang . Yang lebih unik ketika berada di dapur , akrabnya sesama temzn karyawan terpancar ketika saling mengucapkan kata kata “ Terimakasih mas , terimakasih mbak, “ ucapan kalimat ini menandai tiada saling menyuruh , maksutnya tidak ada kata kata menyuruh dan disuruh mengerjakan sesuatu di dapur, adanya hanya “ Minta tolong doong,” begitulah bahasa sehari hari Karyawan dapur Restoran Jepang ini. Semoga ilmu ketawadu’an atau adab sopan santun ini terus terjaga hingga akhir.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post