Ali Santoso

Nama saya Ali Santoso, saya lahir di Kota Lumajang. Saat ini saya tinggal di Jakarta menekuni bisnis kuliner bersama istri dan teman-teman. Menulis jadi h...

Selengkapnya
Navigasi Web
HADIRNYA MIE BELITONG DI KAFE LITERASI

HADIRNYA MIE BELITONG DI KAFE LITERASI

                                              

 

# Tantangan gurusiana hari Ke-8 .

 

 

Kafe literasi DKI Jakarta berdiri pada awal tahun2018 , dua tahun setelah Forum Literasi jakarta lahir. Sebelumnya saya belum terlalu dekat dengan Gubernur Literasi DKI Jakarta. Beliau sangat getol dalam menyuarakan gerakan literasi khususnya di wilayah DKI Jakarta. Berawal dari gerakan 1000 guru menulis ini geliat literasi di DKI Jakarta mulai lumayan memotivasi guru guru agar punya karya buku. Tetapi tidak cukup disini wilayah DKI jakarta saja acara acara semacam ini digelar. Kepulauan Seribu juga kebagian program acara tersebut . 

Bapak Mad Husin kala itu masih menjabat KASI-KUR  SMP- SMA DINAS PENDIDIKAN DKI JAKARTA,bersama Ibu Yully Rachmawaty S.pd terus bergerak didukung dari berbagai macam Sponsor perusahaan yang ada di Jakarta, bahu membahu keliling dalam rangka menuntaskan Gerakan Literasi yang sudah dideklarasikannya, “ DKI Jakarta menjadi propinsi Literasi . Ternyata gerakan literasi tak semudah apa yang sudah di Deklarasikan di propinsi ini. Buktinya Propinsi DKI Jakarta tertinggal jauh dari daerah daerah yang para guru dan pejabatnya merepon positif dengan adanya Gerakan Literasi Nasional. 

Contoh nyata disini adalah Propinsi Sumatera Barat , sudah memiliki 3000 guru penulis , ini masih banyak dari daerah daerah yang masih belum saya sebutkan satu persatu. Dalam hal ini pertanyaanya , apa yang salah dengan DKI Jakarta ,? Padahal pertama kali Deklarasi Propinsi Literasi di Gaungkan di Ibukota ini. Dalam hati saya yang paling dalam menjawab,” Para guru mungkin, karena gajinya terlanjur selangit, sehingga malas mengikuti pelatihan pelatihan menulis. Atau tidak ada anggaran bagi dinas pendidikanya untuk merealisasikan program itu, atau bararangkali tidak adanya waktu untuk melanjutkanya,,dan lain sebagainya “. Ternyata setelah saya amati dari berbagai sudut yang berbeda yaitu, Setiap kali ada pelatihan yang berbasis literasi atau apapun di DKI ini , kalau didalam surat edaran atau surat pengantar ke Dinas atau apalah apalah, menyangkut iuran atau uang pendaftaran bagi anggota penyelenggara pelatihan tersebut , Pemerintah DKI Jakarta tidak memperbolehkan adanya hal itu . Pemerintah beranggapan pelatihan yang diselenggarakan dari Guru Untuk Guru dan dimanfaatkan guru untuk mengajar ke para murid , dianggap salah Besar . Karena Gedung gedung yang dimiliki oleh pemerintah DKI Jakarta tidak dipergunakan untuk bisnis . Itulah yang dinamakan salah Kaprah menurut pepatah orang jawa, yang artinya Sudah salah masih saja terus menerus diberlakukan peraturan tersebut. Inilah yang menghambat total dari dari program Gerakan Literasi Nasional yang ada di propinsi DKI Jakarta.

Ibarat tidak kekurangan akal , dan mungkin sudah terlalu capek memikirkan model gaya peraturan pemerintah DKI ini, Ibu yully terus bergerak bergabung dengan komunitas guru penulis yang bernama  MEDIAGURU yang pada waktu itu kalau tidak salah baru berdiri di tahun 2016 dengan CEO Bapak Moh. Ihsan , dengan alamat kantor  jl Darmawangsa Kota Surabaya. Perjalanan di komunitas besar guru penulis sudah melangkah tiga tahun anggotanya sudah lebih dari 47 ribu, diseluruh pelosok tanah air . Baru kemarin DKI Jakarta menghirup angin segar walau tidak seberapa. Mendengar bapak Moh. Ihsan menyampaikan isi pidato sambutan Mediaguru dihadapan para pejabat pemerintah DKI Jakarta. Bahwa pertumbuhan tercepat guru penulis di Indonesia saat ini adalah DKI Jakarta. Begitu ibu Yully mendengar pernyataan dari CEO Mediaguru seperti itu serasa beliau menemukan kehidupan baru dunia Literasi di DKI Jakarta ini, semangatnya mulai tumbuh kembali awalnya turun 70% menjadi 90% kembali ke semula dalam semangat Literasi baru . 

Kembali ke awal cerita bapak Mad husin yang saat ini baru  menjabat sebagai Kepala Bidang SMP-SMA DKI Jakarta. Sebelumnya beliau sempat sebagai penggagas berdirinya Kafe Literasi DKI yang bertempat di Jl Cipete lV nomor 12 Cilandak  Jakarta Selatan. Bapak Kabid Dinas Pendidikan DKI berasal dari kota Bangka Belitong ,dari sinilah IKON kafe Literasi dipilih  , menu andalan kafe tersebut adalah MIE BELITONG. Begitu ditayangkan di media sosial bahwa ada mie Belitong , berbondong bondonglah para kaum pendidik  , pengawas dan kepala sekolah datang ke kafe literasi. Banyak kata kata serta ucapan diberbagai medsos yang dimiliki oleh kafe yaitu Facebook dan instagram, contoh  “ wah mie nya uenakk “ .  Setiker cap jempol dua , “ wahh rasa kaldu udangnya mak nyuus , dan masih banyak lagi ucapan lain yang bikin pengelola kafe tersebut merasa diatas awan saat itu. Pada dasarnya konsep EAT AND READ sangat layak ditampilkan dalam kanca bisnis Era Milenial ini. Semoga kenangan di kafe Literasi ini menjadikan arti semangat kita dalam berliterasi .Dengan cara berkunjung  ke kafe kafe dalam nuansa mencicipi kuliner Nusantara dan sekaligus ada berbagai sajian buku karya guru untuk dibaca , sehingga dalam hal menumbuh kembangkan minat baca dikalangan masyarat adalah salah satu tuntunan yang terdapat di dalam Al Quranul karim yaitu kata kata “ IQRO “ yang Artinya : Bacalah.  Semoga kita selalu mengerti akibat dari membaca dan menulis.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post