Ali Santoso

Nama saya Ali Santoso, saya lahir di Kota Lumajang. Saat ini saya tinggal di Jakarta menekuni bisnis kuliner bersama istri dan teman-teman. Menulis jadi h...

Selengkapnya
Navigasi Web
KERINDUAN RAKYAT UNTUK SEBUTAN KANJENG SINUHUN
Ilustrasi foto pribadi

KERINDUAN RAKYAT UNTUK SEBUTAN KANJENG SINUHUN

# Tantangan gurusiana Hari Ke -9

Bismillahirrohmanirrohim ,

Keberadaan sosok pemimpin negara Republik Indonesia saat ini sedang diuji dengan munculnya beberapa kerajaan baru yang ada dipulau jawa . Fenomena ini terjadi karena rakyat sudah mulai sedikit bosan dengan berbagai persoalan yang terus menerus membelenggu ketatanegaraan di Republik Indonesia negeri sejuta pesona ini. Seperti hal yang dapat kita gambarkan hari ini , KERATON AGUNG SEJAGAD,SUNDA EMPIRE , KESULTANAN SELACO dan lain sebagainya ini pada dasarnya lahir dari sikap nativisme , semacam gejala Post Power Sindrom . Boleh jadi munculnya keraton atau kerajaan baru yang tidak jelas akar sejarah dan silsilahnya tersebut, diduga atas dasar pertimbangan finansial dan memanfaatkan kesempatan secara hukum dari UU No 5 tahun 2017 tentang Kebudayaan. Jatidiri sebuah bangsa ini sudah mulai layu dan tergores tatkala masyarakatnya sudah sedikit demi sedikit beralih ke pola pemikiran jaman dulu, yang disitu terdapat bermacam macam sejarah budaya hidup bermasyarakat era kepemimpinan ala kerajaan.

Lunturnya nilai nilai sejarah budaya dikalangan masyarakat ini sangatlah berbahaya bagi Republik ini.Disaat pemerintah hendak memindahkan Ibukota Negara ke wilayah PENAJAM PASER UTARA KALIMATAN TIMUR. Prediksi penulis bahwa kecemburuan sosial antara rakyat dan pemerintah saat ini sangat jelas digambarkan secara nyata meskipun tanpa di imbuhi oleh kata kata rintihan rakyat jelata yang sedang gundah gulana memikirkan keberadaan ibukota yang bakal pindah . Menurut tafsiran saya yang juga mewakili segenap rakyat jelata ini, mudah mudahan merubah gaya berpikir pemerintah yang saat ini telah terlalu jauh meninggalkan saran , ulama , Biksu dan pendeta. Tentunya pada zaman dahulu para pendiri negara ini tidak semata mata mendirikan negara dengan cuman melihat dari sisi kacamata saja. Berbagai Riyadoh , istikharoh dan musyawarahpun terjadi demi menetapkan nama Ibukota Jakarta sebagai pusat pemerintahan negara kita. Para pimpinan pondok pesantren , para kiayai sepuh , para pemuka agama dilibatkan demi mulusnya serta kesempurnaan status ibukota negara. Perkiraan ini muncul dalam benak hati sanubari saya yang paling dalam disaat fenomena kecemburuan global disemua lapisan masyarakat . Disadari atau tidak bahwasanya , Tanah Jawa memang yang sudah di taqdirkan menjadi “PUNJER PEMERINTAHAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA”. Sebagai rakyat jelata hanya ini yang bisa saya sampaikan ke pemimpin negeri ini , atas kecemburuan secara berjamaah bangsa ini.Harapan saya semoga persatuan dan kesatuan akan tetap terjaga tanpa meninggalkan JAS MERAH ( Jangan sekali kali melupakan sejarah ) .

Menghidupkan kembali nama nama para pahlawan atau leluhur pendiri daerah daerah , atau istilahnya dalam bahasa orang Nahdhatul Ulama ( NU) Haul para leluhur daerah, bisa mengobati rasa rindunya rakyat terhadap Rajanya atau leluhur pemimpinya . Nilai nilai kearifan budaya semacam ini yang seharusnya ditumbuh kembangkan dikalangan masyarakat , sehingga bisa untuk menghindarkan sebuah negara dari Disintegrasi Bangsa. Kita bisa mengambil hikmah dari berdirinya kerajaan kerajaan baru di pulau Jawa ini. Dari perjalanan tokoh tokohnya kerajaan tersebut masih mengedepankan kesejahteraan rakyat sesungguhnya , meski dalam praktiknya cenderung ke penipuan belaka. Tetspi jangan melihat disisi buruknya , kita ambil manfaatnya saja, contoh semisal Sang Raja bisa memberi titah ke para punggawa sekaligus rakyatnya untuk tetap selalu meninggikan nilai nilai luhur budaya tradisi daerahnya. Dalam hal ini apakah pemimpin negeri ini bisa memikirkan hal hal semacam itu ,,? Dan dawuh dawuhnya bisa langsung diterima dihati masyarakatnya,,? Tentu tidak semudah itu. Pertanyaanya Kenapa raja raja atau sinuhun kerajaan fatamorgana ini bisa melakukan hal itu,? Jawabanya adalah , saat ini masyarakat sudah bosan dan mempunyai gaya pikir tidak tahu menahu soal hidup dinegara ini , perekonomian dirasa sangat sulit , nilai nilai kepemimpinan sudah mulai lemah , pemimpin agama sudah mulai sedikit demi sedikit dakwahnya termutilasi , Tradisi Sami’na waatho’na ke para pemipin sudah terhedridrasi hingga ketidak percayaan masyarakat ke pemerintah mulai teebukti saat ini. Disinilah mimpi mimpi yang terjadi pada diri masyarakat penghuni negeri yang sangat memprihatinkan ini. Semoga menjadi bahan renungan para hulu balang di negeri Indonesia yang kita cintai.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen .....pak Ali

24 Jan
Balas

Betul pak haji. Saya merasa ngeri. Melihat negeri seperti ini. Mari kita renungi.

23 Jan
Balas

Barokallah pak haji..Sukses selalu..

25 Jan
Balas



search

New Post