Ali Santoso

Nama saya Ali Santoso, saya lahir di Kota Lumajang. Saat ini saya tinggal di Jakarta menekuni bisnis kuliner bersama istri dan teman-teman. Menulis jadi h...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENUNGGU DATANGNYA THOLE
Momol,Mumul, Mimil

MENUNGGU DATANGNYA THOLE

# Tantangan gurusiana Hari Ke -13

Hijrahnya Hasan ke kota Metropolitan didasari oleh ketidak sukaan dia terhadap seseorang yang telah mengkhianati hidupnya. Status duda disandangnya sejak empat tahun yang lalu, dalam berkelana tiada yang tau apa yang dia alami sebetulnya, tetapi masih selalu bersemangat menggapai mimpinya. Suatu ketika dia bersinggah di kota Bandung kota Kembang , harapan dia segera menemukan tambatan hatinya pengganti kembang yang telah layu busuk dan berbau. Ternyata kota kembang baginya bukanlah tempat cocok untuk pelabuhan hatinya, meskipun banyak kembang kembang bermekaran nan indah , menunggu datangnya kumbang kumbang untuk hinggap ditangkainya. Detak jantung nafas Hasan tiada henti hentinya melantunkan sholawat Syadziliyah yang ia yakini sebagai pengobat rindu kepada junjungaNYA , yakni Nabi Muhammad SAW. Bagi dia, Beliau adalah pengobat rindu nomor dua setelah Sang Penciptanya didunia ini, karena harapan dan impianya bisa mendapatkan syafaat dan berkahnya kelak ketika dia mendapatkan seorang kekasih dambaan hatinya. Ketika apa yang hasan pikirkan terus menerus ditanam dalam hati dan termasuk menjadi ungkapan kalimat permintaan dalam dzikirnya, tentu jawaban dari yang diberikan oleh Sang Maha Penciptanya tidak ada kata kata tertolak, bahkan diberikan yang terbaik untuknya.

Setelah sekian lama Hasan tinggal di kota kembang , akhirnya dia melanjutkan pengembaraanya kearah wilayah Indonesia timur yakni negeri Cendrawasih, Setelah sampai disana dia tinggal dirumah kakek Hebron , Beliau adalah kakak tertua dari Bupati Bintuni saat ini. Harapan berangkat ke kota Manokwari adalah tempat yang pas bagi dia, karena yang mengajak adalah ponakan dari Kakek Hebron sendiri. Dengan hati gembira kali ini Hasan akan menemukan pekerjaan dan usaha yang pas di tempat ini. Ketika senja mulai merona diufuk timur , Hasan baru selesai mengerjakan aktifitasnya dalam menghadap Sang Pencipta. Tiba tiba ada suara datang dari dapur, “ Apakabar pak ,” Kakek Hebron menyapanya . Hasan menjawab ,” Alhamdulillah baik Kakek, “ Terus berlanjut obrolan panjang bersama kakek dengsn senda gurau logat bahasa papua , disitulah Hasan mulai belajar banyak tentang bahasa dan adat istiadat papua.

Ternyata hidup di papua tidak lebih enak dari tinggal di jawa, usaha juga tergolong susah , karena disana semuanya apa apa serba mahal . Hasan juga seorang tukang masak lho, makanya dia setiap saat sering datang ke pasar Wosi , dengan tujuan melihat lihat situasi perdagangan di pasar tanah papua. Kemungkinan saja suatu saat ada modal ia akan berjualan kuliner . Ternyata rejeki masih belum memihak kepadanya . Akhirnya dia memutuskan kembali ke jakarta. Di Jakarta dia ketemu teman lama pada saat ada acara bikin janji membahas Proyek . Pada akhirnya teman Hasan tersebut mengeluarkan sepatah kata yang sangat menggetarkan seluruh jiwa raganya, “Mas wes oleh bojo opo durung ,”( mas dapat jodoh apa belum )kata Arifin, Tersontak kaget, Hasan menjawab ,” Belum mas ,”Dari sinilah Arifin melancarkan aksinya , Berperan sebagai mak jomblang ,atau seorang dalang yang siap memainkan wayang yang sesuai dengan kriteria dia.

Pada akhirnya Hasan menikah di Jakarta dengan seorang gadis cantik darah keturunan Minang Nagari Koto Gadang. Disinilah akhir dari seorang duda pengelana , dan ternyata kembang nan wangi tumbuh berseri seri tak jauh , sudah ada dihadapanya . Pernikahan Hasan sudah berjalan hampir empat tahun , belum ada tanda kehamilan istrinya , Memang Hasan sudah mempunyai empat orang putri , tapi belum lengkap bagi dia kalau belum lahir seorang bayi arjuna , yang akan menggantikan perjuanganya dalam berdakwah . Tak dipungkiri ,Hasan adalah sesosok pengelana dari pesantren, jadi yaa pantaslah dia berkeinginan datang dan lahirnya seorang Thole , Seorang anak laki laki yang diharapkan suatu saat bisa diajak untuk berdakwah meneruskan perjuanganya tempo dulu.

Pada suatu saat sang istri tercinta mengalami pendarahan hebat , dikiranya itu adalah penyakit biasa. Setelah di cek oleh pihak rumah sakit ternyata terlihat di data Laboratorium adalah Kanker Rahim stadium 4a. Melihat kenyataan itu hancurlah harapan yang semua ini dicita citakan oleh Hasan. Tapi apa hendak dikata , ini adalah takdir yang harus mereka terima. Hanya dengan bersyukurlah keajaiban itu akan datang. Perjalanan hidup Keduanya terus berlanjut sampai saat ini , Sang Maha Pencipta adalah Dalang pengatur kehidupan umatnya didunia ini. Tidak punya anak dipernikahanya mereka masih bisa terobati dengan seekor piaraan yang dibawanya dari kafe literasi yang saat itu ia kelola. Cemong nama kucing berbulu hitam kelam itu , melahirkan tiga ekor anak yang dia kasih nama Momol , Mumul,dan Mimil . Tetapi Mimil si kucing mungil entah kenapa tiba tiba sakit dan mati . Tinggal si Momol dan Mumul yang menjadi penghibur kesepian dikeluarga ini. Siapa yang tak sedih melihat kenyataan ini ,Hasan mengharap datangnya Si Thole seorang anak laki laki yang tampan gagah perkasa , Senantiasa bisa menjadi penyambung langkah dakwah perjuangan mulia keluarga ini, Ternyata hanya bisa bahagia bersyukur menganggap kedua kucing nan lucu ini sebagai pengganti buah hatinya yang hilang. Begitu tegar sang istri ini , Kedua kucing ini dalam keseharianya diberi makan dan minum layaknya seorang anak bayinya, cowar cower memanggil manggil bundanya , ketika dia telat memberi makanan . Ketika sang ibu datang dari bekerja Momol Mumul selalu menyambutnya dengan sikap manja layaknya seorang anak menanti kedatangan sang bunda. Begitulah rasa kebahagiaan fatamorgana yang dia jalani hingga kini. Semoga kesabaran selama ini yang mereka jalani dalam berkeluarga ,yang hanya diwakili oleh sesosok makhluk kesayangan Nabi Muhammad SAW , sebagai pengganti anak keluarga ini yang masih berada di Surga sana. Membawa kebahagian sejati dunia sampai akhirat. Begitulah kisah keluarga dengan mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT, dengan perantara Meong sebagai pengobat rindu hadirnya seorang anak laki laki yang dalam bahasa jawa disebut dengan THOLE,Untuk bahasa Madura dengan sebutan KACONG. Sebutan THOLE dan KACONG adalah bahasa PENDALUNGAN, ( bahasa campuran jawa dan madura ) yang hanya dimiliki oleh masyarakat wilayah TAPAL KUDA yang berada di Jawa Timur yakni kota Lumajang , Probolinggo dan Situbondo.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post