Ali Santoso

Nama saya Ali Santoso, saya lahir di Kota Lumajang. Saat ini saya tinggal di Jakarta menekuni bisnis kuliner bersama istri dan teman-teman. Menulis jadi h...

Selengkapnya
Navigasi Web
PERTALIAN KOTO GADANG DAN KOTA GEDE

PERTALIAN KOTO GADANG DAN KOTA GEDE

# Tantantangan Gurusiana Hari Ke – 29

Peran kerajaan Mataram pada masalalu sangatlah besar bagi kedua daerah ini yakni Nagari Koto Gadang Di Bukitinggi dan Kota Gede di Yogyakarta. Pertalian budaya ini berakibat kesamaan jenis kerajinan emas dan peraknya, akan tetapi para pengrajin Koto rata rata hasil karyanya lebih ditekankan motif halus sesuai dengan budaya masyarakat Sumatera Barat. Yaa kebetulan saja istri saya juga seorang berdarah Minang , Sehingga saya bisa mempelajari kisah kisah sejarah antara kedua kota besar ini , yang mana kedua kota ini sangat berkontribusi sangat bagi perekonomian rakyat saat itu hingga kini.

Secara harfiah dua kata ini memiliki makna yang sama,, kota besar. Kesamaan diantara keduanya tidak hanya masalah nama tapi pera yang mereka miliki dalam sejarah Indonesia.

Kota Gede merupakan desa perdikan di Yogyakarta. Desa perdikan merupakan desa khusus tempat pemakaman keluarga kerajaan. Disamping berfungsi sebagai kompleks pemakaman keluarga raja, desa perdikan juga berfungsi sebagai lembaga penddiidkan agama karena disana terdapat pesantren.

Di Kota Gede terdapat makam Senopati, pendiri Mataram, serta makam keluarga kesultanan Yogyakarta dan Surakarta. Bagi masyarakat Jawa makam tesebut merupakan tempat sacral yang ramai diziarahi tiap tahun. Lambat laun Kota Gede berkembang dan bermunculanlah industry terutama kerajinan emas dan perak dan menajdi salah satu pusat ekonomi Yogyakarta.

Menarik juga membandingkan Kota Gede dengan Kota Gadang. Koto Gadang merupakan sebuah desa yang terletak beberapa kilometer dari kota Bukittinggi. Desa ini cukup maju, bahkan begitu majunya hingga tidak ada lagi warganya yang bekerja sebagai petani kecuali beberapa orang saja. Hal ini ditopang oleh industry kerajinan emas dan perak yang juga dimiliki oleh Koto Gadang.

Munculnya industry kerajinan emas dan perak di Koto Gadang juga dimulai dari banyaknya para peziarah. Tidak jauh dari Koto Gadang terdapat makam Tuanku Malim Kaji di sebuah bukit yang bernama Guguk Bulek. Makam tersebut dikeramatkan oleh masyarakat Luhak nan Tigo.

Keutamaan dua daerah ini bukan terletak pada makam keramat atau industry emas dan perak yang mereka miliki tapi kontribusi intelektual yang mereka berikan. Kota gede sebagai desa perdikan banyak melahirkan tokoh-tokoh Muhammadiyah yang terkenal denga ide pembaharuannya. Mereka dikenal sangat anti feudal, meskipun begitu mereka mampu mempertahankan posisi sebagai desa perdikan.

Sementara masyarakat Koto Gadang dikenal sangat pandai memanfaatkan peluang. Ketika Belanda membuka sekolah negeri, beramai-ramailah masyarakat Koto Gadang menyekolahkan anaknya di sana. Sehingga banyak anak-anak Koto Gadang yang direkrut menjadi pegawai pemerintah. Karena pendidikan pula banyak tokoh nasional yang berdarah Minang berasal dari sini. Haji Agus Salim dan Muhammad Hatta merupakan segelintir contoh orang Koto gadang yang memberikan peran bagi Republik ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post