# Tantangan gurusiana Hari Ke-21.

Warung proyek telkom Pandean kota Serang propinsi Banten, Tahun 2019 kemarin baru di bangunn. Gedung dengan lantai tiga ini dibangun diatas tanah bekas kuburan umum, ada beberapa peristiwa ketika saat itu saya ada di tempat tersebut. Dengan banyaknya pekerja proyek yang berdatangan dari beberapa daerah contohnya ,Bogor ,Sukabumi, Subang, Cianjur dan lain sebagainya . Saya kenal mereka semua , Karena pada saat itu merekalah yang mengundang saya untuk membuka warung darurat proyek. Beraktifitas disana sangatlah menyenangkan , lebih lebih tatkala semua pekerja mulai meminta makan siang .

Seusai menjalankan sholat subuh berangkatlah saya ke pasar lama kota Serang untuk membeli kebutuhan dapur . Sebelum beraktifitas dipagi hari para pekerja proyek menyantap gorengan dan kopi yang telah saya sediakan. Ada yang mengambil empat biji gorengan dan segelas kopi , harga telah ditetapkan sebelumnya yakni satu gorengan dihargai seribu rupiah dengan segelas kopi tiga ribu rupiah. Begitulah suasana pagi hari ditempat itu , Mereka saling bercanda saling membicarakan tentang prilaku mandor yang sangat tidak patut untuk ditiru . Menjelang makan siang pukul 11:00 wib mereka bergegas untuk makan demi mencukupi kebutuhan tenaga dan kesehatan para pekerja disitu saya menyiapkan menu sayur bayam , ikan tongkol goreng ,tempe ,sambal dan krupuk. Menu sederhana yang terpenting bagi pekerja proyek adalah nasinya banyak . Beda dengan cara kita makan , Mereka pada umumnya cara makannya biar lauk sedikit yang penting nasi harus banyak.Ada juga yang memasak nasi sendiri , lauk dan sayuran beli disaya.

Menjelang malam hari para pekerja beristirahat ditempat yang telah disediakan oleh pihak telkom, hanya beralaskan tikar dan sebuah bantal tas mereka masing masing, itu sudah mewakili tidur nyenyak para pekerja dimalam itu. Ada yang masih mondar mandir diarea proyek sembari minum minuman keras , Untuk mehilangkan rasa , jenuh, capek dan stress ketika mereka mulai terus memikirkan jauh dari keluarga , itu alasan mereka meminum air jahanam itu. Sebelumnya saya mengajukan persetujuan dengan pimpinan proyek, bahwa untuk pembayaran bon makan para pekerja dibayar per dua minggu sekali , pimpro menyetujuinya. Hari demi hari saya memasak untuk pekerja proyek dengan senang hati dan rasa persaudaraan yang tinggi ditempat ini saya jalin tali silaturohmi dengan sesama pekerja proyek . Ada pekerja proyek yang bernama bang Vanis orang asal daerah Subang saat itu tergeletak sakit typus . Sambil memasak saya merawat orang itu , “Abang jangan setiap hari minum minuman keras ,” Saya nyeletuk didepanya . Dia menganggukkan kepala tanda menuruti perkataan saya. Selang tiga hari penyakitnya pun sembuh , dia kembali beraktifitas seperti sebelumnya.

Pasar kota Lama Serang adalah pusat perbelanjaan yang terletak tak jauh dari proyek telkom saya bekerja . Di pasar Lama banyak orang yang saya kenal antara lain bu Eti , dia seorang pedagang sayuran yang setiap hari saya belanja kepada dia. Warung memang sangat menjanjikan tetapi tidak semua orang bisa melakukan itu . Seperti saya contohnya saya cukup senang bekerja disitu , tetapi masih jauh dari kata kata berhasil, karena naluri saya sebagai orang santri tidak bisa melihat seseorang dalam keadaan kurang makan karena kerja keras di lapangan demi menafkahi anak istrinya. Mungkin inilah yang jadi pertimbangan saya tidak tegaan melihat orang dalam keaadan lapar demi keluarga , akhirnya karena modal saya sudah tidak cukup lagi untuk modal warung di proyek akhirnya saya mengundurkan diri dan pulang dengan membawa peralatan dapur. Saya meskipun tidak berhasil diusaha ini , akan tetapi saya masih bisa merasakan kenikmatan batin bisa berbagi kepada sesama ketika orang lain kesusahan, biarlah Allah yang mengganti semua itu,Aamiin.