M Nurali Saputra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Senyum dan Matamu Tertanggal Dalam Dadaku.

Kamu masih ingat kan?

Dulu sewaktu kita masih SMA, masih berseragam putih berbalut abu-abu. Orang bilang masa-masa SMA adalah masa-masa indah, dimana kita sudah mulai beranjak dewasa. Mencari dan menemukan jati diri. Masa dimana kita hanya memikirkan tentang masalah pelajaran, tugas, dan praktek-praktek lainnya. Masa itu masa-masa sangat indah sekali.

Iyaa indah, masa itu. Masa ketika aku menemukan kamu, kamu yang selama ini ada sekitar aku. Kamu yang duduk di bangku deretan paling depan, tepat sekali mejamu berhadapan dengan bangku wali kelas kita. Sedangkan aku ada pada deretan bangku paling depan juga, tepat dekat pintu kelas kita. Aku memilih bangku itu, karena lebih cepat masuk dan juga lebih cepat keluar ketika bel istirahat dan bel pulang berbunyi, pikirku. Hehe,

Ruang kelas itu saksi biksu, iyaa saksi bisu awal persemaian rasa aku kepadamu. Entah aku lupa kapan aku mulai mencintaimu, aku lupa. Tapi aku tahu persis rasanya pada saat itu. Kamu hadir ketika aku dipatahkan oleh seseorang sebelum kamu. Tentunya kamu tahu siapa.

Tapi itu bukan apa-apa, dibandingkan rasa yang tak tau kapan munculnya kepada kamu yang duduk tepat di depan meja wali kelas kita. Ketika istirahat, bel pun berbunyi. Suara sorak gembira terdengar kencang di teriakan oleh teman-teman kelas kita, kamu juga taukan kalo teman-teman kita paling suka dengan bel istirahat dan bel pulang. Hihi

Masa itu, kamu sedang berbicara dengan teman sebangku mu. Entah apa yang kamu bicarakan aku tidak tahu, tidak terdengar jelas karena suara bising teman kelas kita. Yang kulihat hanya bibir mu yang bergerak lincah mengeluarkan kata-kata kepada teman sebangku mu itu. tak lupa selesai berbicara kamu selalu menanggalkan senyum manis. senyum manis yang merusak pikiranku, Membuyarkan lamunanku, menabrak anganku, Hingga senyuman mu tertanggal dalam ingatku.

Aku tahu persis, rasa itu tumbuh sangat cepat dan menusuk relung dalam dadaku. Pun sorot matamu ketika berbicara, aku selalu tenggelam ketika bertatap denganmu. Semakin lama kutatap semakin aku tenggelam dan aku tak mau keluar dari tenggelamku itu. Indah, sendu, dan menyejukan. Aku terbawa damai dalam pandang mu..

Terdengar suara bising panjang mulai menamparku, membuyarkan lamunanku, menabrak anganku, hingga aku dipaksa berhenti ketika aku tenggelam dalam pandanganmu yang sendu. Dan ternyata itu adalah bel masuk jam pelajaran, ah sialan. Betapa cepat sekali waktu itu, aku selalu menunggu masa-masa itu. Masa-masa indah denganmu. Yang tertanggal senyum manis dan sorot tajam matamu yang sendu.

Alisaputra | 27/07/21

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post