Orang tua adalah sosok pemberi teladan bagi keluarganya. Pendidikan yang pertama bagi anak-anaknya adalah keluarga. Anak di besarkan dalam lingkungan keluarga. Sepak terjang orang tuanya menjadi contoh (figur) mereka. Dari sinilah pendidikan karakter dimulai.

Karena sebagai contoh maka semua yang dilakukan orang tuanya akan ditiru oleh anak-anaknya. Jangan salahkan anaknya kalau tidak sholat sedang orang tuanya tidak melakukannya. Jangan salahkan anak kalau bangun siang saat orang tuanya juga bangun kesiangan. Jangan salahkan anak membentak kalau orang tuanya selalu membentak saat berkomunikasi dengan anak-anaknya.

Meskipun anak mendapatkan pendidikan karakter, pengetahuan dan ketrampilan yang baik dari sekolah. Namun, bila dirumahnya dia tidak mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tuanya dan contoh yang baik, maka percuma saja. Karena waktu mereka lebih banyak adalah di rumah.

Seperti yang dialami oleh siswa taman kanak -kanak saya. "Bu guru, Bu guru, Anton bu, Dia bilang yang kotor-kotor barusan." Seketika itu aku menghampirinya. "Anton, Sini nak!" ajakku sambil kupeluk tubuh mungilnya. "Ada apa nak? Apa betul yang dikatakan teman-temanmu?" Dia menganggukkan kepalanya. "Aduh Anton, bicara kotor kan tidak boleh oleh agama kita. Kalau anton berkata kotor nanti akan dicatat jelek oleh Malaikat Atit. Anton mau tidak dicatat jekek?" Spontan dia menjawab. " Tidak bu guru!" "Mau diulangi?" tanyaku kemudian. "Tidak Bu guru." " Nah, begitu dong anak pintar. Ayo tos dulu."

Setelah beberapa hari bibir mungilnya mengeluarkan kata-kata kotor lagi. Hal itu selalu diulangi dan diulangi lagi. Maka saya panggillah orang tuanya. Saya ceritakan apa yg sudah dialami oleh anaknya saat di sekolah. Dengan tidak saya sangka-sangka mamanya mengatakan. "Iya bu, kalau di rumah Pakdenya selalu berkata kotor- kotor dalam bahasa Jawanya Meso". Ya Alloh karena kebiasaan itulah anak akan merekam apa yang dilakukan oleh keluarganya.

Fenomena yang sama terlihat saat menjelang tahun ajaran baru. Ada ibu muda yang akan mendaftarkan anaknya masuk di PAUD, Dengan gamblangnya ibu muda ini berkata pada saya. "Bu, anak saya ini sering mengucap yang kotor-kotor meso." "Koq bisa Ma?" "Iya bu guru, pembantu saya orang kampung dan saya titipkan di rumahnya. Pembantu saya orangnya baik tetapi tetangganya selalu berkata kotor." Seketika itu aku menghelai nafas panjang. Ya Allah ternyata lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan anak. Baik itu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat sekitar dan lingkungan sekolah. Maka pintar- pintarlah kita untuk memilih lingkungan yang baik untuk anak-anak kita. Kita Sebagai pendidik dan sebagai orang tua harus benar- benar memberikan yang terbaik bagi anak kita. Karena dengan lingkungan baik akan menjadikan anak-anak yang berkarakter dan berakhlak. Kita arahkan anak-anak kita dengan pendidikan yang benar sesuai dengan tumbuh kembang anak. Kedepannya tujuan menjadiikan anak-anak yang berbudi pekrti luhur akan tercapai. Sebagai bekal kehidupan mereka di dunia dan di akhirat.

Tunggu apa lagi Ayah/Bunda titipkan putra-putri kecil kita ke TPA(Tempat Penitipan Anak). Agar mereka mendapatkan pengasuhan dan pendidikan yang layak dan bermutu. Agar Ayah/Bunda bisa tenang selama bertugas di tempat kerja