Al karimah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Drama Rumah Tangga

Drama Rumah Tangga

Senangnya hatiku karena hari ini bisa bebas dari rutinitas sekolah dan kampus. Bisa full memgerjakan pekerjaan rumah yang sudah menumpuk. Kebetulan hari ini suami juga libur, ah... entah sudah berapa lama kami tidak merasakan libur bersama. Tiba-tiba ting... muncul lampu pijar menyala-nyala diatas kepala, mumpung libur bareng nanti minta diajarin belajar nyetir ah nanti sore. Suamipun mengiyakan.

Pagi-pagi aku mulai aktifitas dengan menyapu dan ngepel. Suamiku dan bapak-bapak tetangga rumah sedang sibuk kerja bakti membersihkan rumput dan saluran irigasi, aku menyiapkan kue dan minuman hangat untuk mereka. Kemudian mencuci baju yang sudah menumpuk selama satu minggu.

Selesai kerja bakti bapak-bapak lanjut mancing di empang pojokan gang, hanya pulang mandi dan sholat duhur, lalu balik lagi ke empang lanjut mancing, kaum adam kalau sudah hobi mancing pasti lupa waktu.

Aku hanya mondar-mandir menunggu suami pulang, adzan ashar sudah berkumandang, segera aku mandi sekaligus berwudhu dan sholat ashar. Selesai sholat suami baru pulang, langsung ku sambut dengan tatapan tajam. Seolah-olah tidak merasa bersalah dia masuk rumah sambil cengengesan menuju kamar mandi, dasar!

Karena emosi sudah diubun-ubun langsung saja kulontarkan kekesalanku "kamu itu yah, libur dari pagi sampe sore mentingin mancing sama temen-temen terus, sekali-kali kasih aku waktu juga kenapa sih? Kan tadi pagi aku udah bilang minta diajarin nyetir,jam segini baru pulang", semprotku! "Ya ayo nda" jawabnya enteng, selesai mandi dia langsung sholat dan keluar ngecek mobil. Tadinya aku sudah merencanakan mode seribu bahasa jika kali ini dia melupakan peemintaanku pagi ini.

***

pernah suatu hari ada acara Sakura Matsuri di kotaku, suami sengaja ambil libur untuk mengajakku ke acara tersebut, dia tau betul aku sangat menyukai acara berbau jepang dan korea. Karena selain tempatnya asyik untuk berfoto, kulinernya pun sangat memanjakan lidah. Masih ku ingat betul pagi-pagi dia minta ijin buat mancing "aku mancing dulu ya nda, nanti sorean jam 3 kita baru jalan " katanya, "yaudah gapapa, aku beres-beres rumah dulu aja".

Rumah sudah beres, waktu duhur pun tiba, aku segera menunaikan kewajibanku pada sang maha pemberi hidup, lalu kulanjutkan dengan makan siang. Mungkin karena mengantuk , akupun ketiduran. Terbangun pukul 4 sore, dan kulihat belum ada tanda -tanda suami pulang. Aku bergegas mandi dan sholat ashar, sambil nunggu suami pulang akupun bersiap ganti baju berdandan sederhana. Pukul 5 sore suami baru pulang, "ayo kita jalan" katanya, sambil berlalu ke kamar mandi. Aku hanya menarik nafas panjang, malas sudah berangkat jam segini, diluar cuaca mendung sebentar lagi waktu maghrib tiba. Setelah suami selesai dengan ritual mandinya langsung berdandan rapi siap jalan. Aku juastru mengganti pakaianku dengan baju rumahan, "katanya mau jalan nda? Ayo berangkat, keburu maghrib". "Ga jadi" , ucapku sewot, "sono balik lagi aja ke empang" gerutuku. Sejak saat itu sampai berhari-hari aku memasang jurus seribu bahasa. Sebal sekali rasanya demi mancing dia melalaikan janjinya. Untuk apa berangkat, bentar lagi maghrib, mungkin hujan juga segera turun. Kesana juga ngapain? mau foto ga akan terlihat bagus. Akhirnya batal pergi, gondok banget rasanya.

***

Akhirnya hari ini dia menepati janjinya, pukul 17.20 kami berangkat untuk belajar nyetir. Sampai ditempat latihan, kami bertukar posisi. Pertama-tama memulai sekuat tenaga aku mencoba menarik tuas rem tangan tetap tak bergerak. Setengah paksa suamiku menariknya, "kaya gini nariknya" sambil mempraktekkan cara menarik tuas rem, "santai aja rileks kalo belajar mobil jangan panik" . Aku mengangguk saja, langsung bersiap menekan gas dan mulai menyetir. Rasanya sudah lumayan rileks, berbelok pun sudah tak sepanik dulu. "Kalo mau belok kiri melebar dulu ke kanan dikit jangan tiba-tiba langsung belok, ga nyampe ntar" kata suami ketika mau belok ke kiri. Oke, tahapan belok-berbelok sepertinya udah luwes. Giliran ambil ancang-ancang mundur dan putar balik yang masih harus banyak latihan. "Kalo mau mundur direm dulu, taruh kopling di netral, kemudian tarik tuas ke kopling mundur (R), ambil kiri sekarang", entah apa yang merasukiku, aku justru memutar kemudi kearah kanan, "kiri itu kesini" Katanya sambil melambaikan tangan, "ngapain kesono-sono? Mau nyemplung ke got? Itu kan ada spion dilhat kanan-kirinya, jangan panik" katanya sambil ngegas. Siapa juga yang panik? Batinku gondok. Didepan ada persimpangan, "kita kemana yah? ", tanyaku. "Terserah jawabnya" yaelah dia ngambek baru juga segitu ga ada sabar-sabarnya sama istri, huh benar-benar! Awas aja nanyi dirumah minta kerokan. Karena dia bilang terserah maka akupun berbekok ke kanan, eh ternyata jalan buntu, bakalan habis ini diomelin, batinku. Karena gugup aku rem mendadak, badan sampai terlonjak kedepan terdengar suara dengkusan dari sampingku. Aku berusaha menetralkan perasaan sambil mikir apa yang harus kulakukan selanjutnya. Karena terlalu lama mikir, "Mundur lagi" kata suamiku, "ambil kiri" perintahnya, aku hanya bisa pasrah dan mengikutinya. Setelah drama berakhir akupun ngomel "kamu mah ngajarin begitu, gimana mau bisa coba? Perasaan belajar udah mau setengah tahun, dasar yang ngajarinnya marah-marah mulu makanya aku ga bisa-bisa. Coba dari waktu libur kamu sisihkan 3 jam saja buat aku, kan cepet bisa akunya. Mancing terus sih yang sipikirin. Dulu aja kamu pas lagi belajar nyetir ke bekasi kondisi masih panik aku setia nemenin, pasrah udah apa yang bakal terjadi,coba kamu sesabar itu bisa apa ga? huh" umpatku sekali. Cupp, tiba-tiba dia mencium pipiku, ah... luruh sudah kemarahanku. "Satu putaran lagi ya sayang, terus kita pulang. Udah mau maghrib" ajaknya. "Nanti aku aja yang nyetir pulangnya". "Aku aja sih yang bawa pulang", rengekku. "Jangan, bahaya maghrib-maghrib, tuh liat banyak kendaraan" sambil memperhatikan kanan-kiri. "Kalo mau belok kiri kaya gini nih" , sambil memutar kemudi dengan sombongnya, "sekali aja, settt... terus balikin lagi sett..." kupukul-pukul lengannya, gemas sekali rasanya pengen cepet-cepet bisa nyetir terus gantian pamer, huhhh peejuangan berat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post