Al karimah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Rasa ini membunuhku part 5
Garengpung

Rasa ini membunuhku part 5

Part 5

Malam senin aku kedatangan teman-teman semasa SMA dulu, mereka tetanggaku. Dikampungku memang hal wajar pemuda-pemudi berkumpul menghabiskan waktu bersama, berceloteh menceritakan gebetan, pekerjaan, bermain gitar dan sebagainya. Karena memang jarak ke kota lumayan jauh, menempuh waktu lenih dari 1 jam dan perjalanan melewati perkebunan kopi yang rimbun, terkesan seram kalau malam. Disinilah aku sekarang tertawa ceria bersama mereka, membunuh waktu yang semakin beranjak malam.

Diantara mereka ada Rendra, teman masa kecilku dulu. Disela-sela tawa kami, aku melihat beberapa kali dia mencuri pandang kearahku. Ketika mataku bersirobok dengan matanya, cepat-cepat dia mengalihkan pandangannya.

....

Dulu waktu aku masih duduk di bangku sekolah dasar, dia yang menjadi satu-satunya sahabatku. Karena memang dilingkunganku jarang sekali anak perempuan. Anak laki-laki lain malu berteman denganku, bahkan kedua kakakku pun selalu meninggalkanku ketika aku merengek ikut, jadilah Rendra satu-satunya sahabatku, dulu dia yang menemaniku bermain layang-layang, bakar-bakar sampah, mencari capung, mencari gareng pong (sejenis hewan yang bersuara bising menjelang maghrib).

Kami berangkat main begitu pulang dari sekolah, setelah mengganti baju dan makan. Lalu akan pulang saat senja menanti diujung langit. Tak pelak karena memang tak punya teman perempuan sejak kecil, akhirnya menjadikan aku yang tomboy seperti ini.

Setelah maghrib, Rendra kembali datang kerumah, kami bersama-saam menyantap hasil buruan kami. Gareng pong yang kami dapat kami bakar lalau dibikin sambal. Masyaallah rasanya luar biasa nikmat. Dulu boro-boro mau makan enak, makan ayam bisa setahun cuma dua atau tiga kali. Itupun disaat perayaan besar seperti lebaran. Selain itu kami bisa menyantap ayam pas perayaan 'nyadran', entahlah maknanya nyadran itu apa, sampai sekarangpun aku masih tak mengerti.

.....

Ternyata waktu sudah beranjak malam, merekapun satu per satu pulang kerumah masing-masing. Rendra pulang paling terakhir, "aku pulang dulu ya?", pamitnya.

"Besok berangkat ke jogja jam berapa?mau aku antar?"

" ga usah, aku biasa berangkat sendiri. Takutnya kalo nunggu kamu kelamaan. Bisa telat aku!"

"Yaudah hati-hati ya bawa motor, kapan-kapan aku main ke jogja" tutupnya.

Akupun segera beranjak ke kamar, mata sudah tak berkompromi, bahkan untuk melihat hp sekalipun.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow, curi pandang, hehehe. Sukses selalu dan barakallahu fiiik

08 Dec
Balas

Ini cerita fiktif yang saya tambahin beberapa fakta bun. Terimakasih bunda

18 Dec



search

New Post