Peran Komunikasi dan Didikan Orang Tua Kepada Anak Dalam Menggenggam Berkah Menebar Karya
Kata berkah dan karya sudah tidak asing didengar dan diucapkan masyarakat, bahkan sering dijumpai seseorang mendoakan orang lain dengan kalimat tentang keberkahan. Sering juga menemui seseorang yang memuji berbagai karya orang lain yang luar biasa. Sehingga kata berkah dan karya selalu terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari. Namun menggenggam berkah dan menebar karya tanpa disadari memiliki hubungan dengan komunikasi dan didikan orang tua kepada anak.
Berdasarkan definisi kata berkah menurut Kamus Al-Munawwir (1997:78) berasal dari bahasa Arab al barokah (ةكربلا), artinya nikmat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:179), berkah adalah karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia. Sedangkan definisi karya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:645) karya adalah kerja atau pekerjaan, juga diartikan sebagai hasil perbuatan, buatan, dan ciptaan (terutama hasil karangan).
Hubungan komunikasi orang tua dalam konteks menggenggam berkah menebar karya adalah tentang bagaimana orang tua menyampaikan nilai-nilai kesyukuran, penghargaan, dan kebaikan kepada anak-anak mereka melalui komunikasi sehari-hari, komunikasi dan didikan yang baik sekaligus bermutu antara orang tua kepada anak yang berdampak signifikan dalam membentuk sikap percaya diri, empati, dan simpati terhadap anak sehingga anak menjadi lebih kreatif dan berani dalam menebarkan karya. Menurut ahli psikologi anak, Dr. Haim Ginott dalam buku Between Parent and Child (1969:1-252), komunikasi yang penuh perhatian dan penghargaan dari orang tua dapat membantu anak-anak merasa didengar, dipahami, dan dihargai oleh orang tua mereka untuk mengembangkan rasa percaya diri, berani mengambil resiko, dan inisiatif yang kuat. Ini akan membantu anak untuk lebih berani dan kreatif dalam menebar karya kepada orang lain di masa depan.
Karakter, sikap, perbuatan, spiritual dan pemikiran anak saat tumbuh dewasa didasarkan oleh komunikasi dan didikan orang tua. Orang tua adalah tempat pertama untuk mengajarkan anak tentang berbagai keberkahan dari kehidupan sosial dan pendidikan yang bermakna. Menggenggam berkah merupakan sikap bersyukur dan penghargaan terhadap segala nikmat yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Ini bukan hanya tentang bersyukur atas hal-hal besar, seperti kesehatan dan kesuksesan, tetapi juga tentang menghargai hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghargai kebaikan orang lain dengan mengucapkan terima kasih disertai senyuman atau menghargai waktu luang dengan mengajak anak bermain hingga mereka sangat ceria. Orang tua juga dapat menggunakan momen-momen sederhana sebagai kesempatan untuk mengajarkan anak-anak tentang arti hidup yang sesungguhnya. Selain itu, orang tua juga dapat menggunakan komunikasi untuk membantu anak-anak memahami bahwa memiliki keberkahan dalam hidup juga berarti memiliki tanggung jawab untuk menebar karya yang baik kepada orang lain dan masyarakat. Dengan memberikan contoh nyata dan memberikan instruksi yang jelas, orang tua dapat membimbing anak-anak untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi sesama, seperti kegiatan mengikuti kegiatan pengajian, sukarelawan, dan lainnya. Hal ini akan mengajarkan anak tentang pentingnya memiliki sikap rendah hati, empati, dan simpati. Selain itu, orang tua dapat menggunakan komunikasi untuk mendorong untuk mengekspresikan diri anak secara kreatif dan berkontribusi dalam berbagai bidang. Dengan memberikan dukungan dan dorongan yang positif, orang tua dapat membantu anak-anak untuk menemukan bakat dan minatnya sendiri, sehingga anak-anak memikiki kesempatan untuk mengembangkan potensi dalam menebar karya sepenuhnya.
Sehingga hubungan komunikasi antara orang tua dan anak memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk sikap dan nilai-nilai hidup yang positif. Ketika orang tua memberikan contoh yang baik dan memberikan bimbingan yang tepat kepada anak, orang tua dapat membantu anak-anak untuk memahami pentingnya menggenggam berkah dan menebar karya dalam kehidupan mereka. Orang tua memang bukan manusia yang sempurna, rasa lelah dalam berkomunikasi dan mendidik anak mungkin saja terjadi. Namun orang tua harus mengutamakan keberhasilan anak dalam membentuk sikap, karakter, perbuatan, adab, dan spiritual. Ini bukan hanya membantu anak menjadi individu yang lebih baik, tetapi akan memberikan kontribusi yang berarti dalam menggenggam berkah dan menebar karya kepada masyarakat yang lebih baik dan berkelanjutan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap
Terima kasih banyak
Terima kasih banyak