Alvonsus Glori A, S.Pd., Gr., M.Pd

Lahir di Kota MalangHobby : menulis dan membaca bermusik melukis hiking Profesional: 1. Penulis 2. Guru Bah...

Selengkapnya
Navigasi Web
KONSEP KURIKULUM DEEP LEARNING PENDEKATAN MINDFUL, MEANING FULL DAN JOY FULL
Deep Learning, Alvonsus Glori

KONSEP KURIKULUM DEEP LEARNING PENDEKATAN MINDFUL, MEANING FULL DAN JOY FULL

IMPLEMENTASI KURIKULUM DEEP LEARNING DENGAN PENDEKATAN MINDFUL, MEANINGFUL, DAN JOYFUL LEARNING

[email protected]

 

Pendahuluan

Era digital menuntut sistem pendidikan untuk terus berinovasi. Salah satu pendekatan pembelajaran yang semakin populer adalah deep learning atau pembelajaran mendalam.

Pendekatan ini menekankan pada pemahaman konsep yang mendalam, bukan hanya menghafal. Untuk mencapai tujuan ini, tiga pendekatan lain, yaitu mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning, dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum.

 

Alasan Utama Kurikulum Deep Learning Sangat Relevan Saat Ini

Kurikulum Deep Learning dengan pendekatan Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning menawarkan sebuah paradigma baru dalam pendidikan yang sangat relevan dengan tantangan dan kebutuhan dunia saat ini. Berikut adalah beberapa alasan utamanya:

1.      Menjawab Tantangan Era Digital

Keterampilan Abad 21: Kurikulum ini membekali siswa dengan keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaborasi yang sangat dibutuhkan di era digital.

Pembelajaran Berbasis Masalah: Siswa diajak untuk memecahkan masalah nyata, mengembangkan pemikiran mandiri, dan mengasah kemampuan adaptasi terhadap perubahan.

Literasi Digital: Kurikulum ini juga menekankan pentingnya literasi digital, sehingga siswa mampu memanfaatkan teknologi secara bijak dan produktif.

2.      Fokus pada Pengembangan Diri yang Holistik

Mindful Learning: Dengan fokus pada kesadaran diri dan pengembangan emosi, siswa diajarkan untuk belajar dengan lebih efektif dan mengatasi stres.

Meaningful Learning: Materi pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa, sehingga mereka lebih termotivasi dan memahami pentingnya materi yang dipelajari.

Joyful Learning: Penciptaan suasana belajar yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati proses belajar dan meningkatkan motivasi intrinsik.

3.      Memenuhi Kebutuhan Individu

Pembelajaran yang Personalisasi: Kurikulum ini memungkinkan setiap siswa belajar sesuai dengan gaya belajar dan kecepatan masing-masing.

Penilaian yang Otentik: Penilaian lebih menekankan pada proses belajar dan hasil yang nyata, bukan hanya pada hafalan.

Fokus pada Potensi: Kurikulum ini membantu siswa untuk menemukan dan mengembangkan potensi diri mereka secara maksimal.

4.      Relevan dengan Tujuan Pendidikan Nasional

Pembentukan Karakter: Kurikulum ini membantu membentuk karakter siswa yang mandiri, kreatif, dan berakhlak mulia.

Kesiapan Menghadapi Masa Depan: Siswa yang lulus dari pendidikan dengan kurikulum Deep Learning diharapkan lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja dan kehidupan yang terus berubah.

5.      Sejalan dengan Tren Pendidikan Global

Pendidikan Abad 21: Kurikulum ini sejalan dengan tren pendidikan abad 21 yang menekankan pada pembelajaran aktif, kolaboratif, dan berbasis proyek.

Pembelajaran Berpusat pada Siswa: Kurikulum ini menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran dan mendorong partisipasi aktif siswa dalam proses belajar.

 

 

 

Memahami Deep Learning, Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning

Deep learning: Merupakan proses pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep secara mendalam. Peserta didik didorong untuk berpikir kritis, menganalisis, dan menghubungkan berbagai informasi.

Mindful learning: Adalah proses belajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Peserta didik fokus pada proses belajar saat ini, tanpa terganggu oleh pikiran lain.

Meaningful learning: Merupakan proses belajar yang menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman hidup peserta didik. Materi yang dipelajari menjadi relevan dan bermakna bagi mereka.

Joyful learning: Adalah proses belajar yang menyenangkan dan memotivasi. Peserta didik merasa senang dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.

 

Integrasi Kurikulum Deep Learning dengan Pendekatan Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning

Untuk mengintegrasikan keempat pendekatan di atas, berikut beberapa contoh implementasi yang dapat dilakukan:

1.      Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)

a.       Mindful: Peserta didik diajak untuk fokus pada proses penyelesaian proyek, bukan hanya hasil akhir.

b.      Meaningful: Proyek dirancang agar relevan dengan kehidupan nyata peserta didik.

c.       Joyful: Peserta didik bekerja sama dalam kelompok yang menyenangkan.

2.      Penggunaan Teknologi

a.       Mindful: Penggunaan teknologi membantu peserta didik fokus pada materi pembelajaran.

b.      Meaningful: Teknologi dapat digunakan untuk menyajikan materi yang interaktif dan menarik.

c.       Joyful: Game edukasi dan simulasi dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

3.      Pembelajaran Berbasis Pertanyaan (Inquiry-Based Learning)

a.       Mindful: Peserta didik diajak untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan sendiri.

b.      Meaningful: Pertanyaan yang diajukan relevan dengan minat dan pengalaman peserta didik.

c.       Joyful: Proses pencarian jawaban dapat dilakukan secara kolaboratif dan menyenangkan.

4.      Penilaian Autentik

a.       Mindful: Penilaian lebih fokus pada proses pembelajaran daripada hasil akhir.

b.      Meaningful: Penilaian dirancang untuk mengukur pemahaman konsep yang mendalam.

c.       Joyful: Penilaian dapat dilakukan dalam bentuk yang bervariasi dan menyenangkan, seperti presentasi, portofolio, atau produk kreatif.

 

Contoh Implementasi dalam Mata Pelajaran Matematika

Topik: Persamaan Linear Satu Variabel

Kegiatan: Peserta didik diminta untuk membuat sebuah toko online sederhana menggunakan spreadsheet. Mereka harus menentukan harga jual, biaya produksi, dan keuntungan.

Mindful: Peserta didik fokus pada proses perhitungan dan pembuatan spreadsheet.

Meaningful: Konsep persamaan linear langsung diterapkan dalam situasi nyata.

Joyful: Peserta didik dapat berkreasi dalam mendesain toko online mereka.

 

Persiapan Guru dalam Implementasi Pembelajaran Deep Learning

Implementasi pembelajaran deep learning di kelas membutuhkan persiapan yang matang dari guru. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Pemahaman Konsep Dasar Deep Learning

Memahami apa itu deep learning:

Guru perlu memahami konsep dasar deep learning, bagaimana algoritmanya bekerja, dan bagaimana teknologi ini dapat diterapkan dalam konteks pendidikan.

Mengenal jenis-jenis deep learning:

Ada berbagai jenis deep learning seperti convolutional neural networks (CNN), recurrent neural networks (RNN), dan generative adversarial networks (GAN). Guru perlu mengetahui jenis mana yang paling relevan dengan mata pelajaran yang diajarkan.

 

2. Pengetahuan tentang Alat dan Teknologi

Menguasai perangkat lunak:

Guru perlu menguasai perangkat lunak yang digunakan untuk membangun dan melatih model deep learning seperti TensorFlow, PyTorch, atau Keras.

 

Mempersiapkan perangkat keras:

Pastikan perangkat keras yang dimiliki (komputer, GPU) cukup memadai untuk menjalankan model deep learning.

Mempelajari platform online:

Ada banyak platform online yang menyediakan alat dan sumber daya untuk pembelajaran deep learning seperti Google Colab, Kaggle, dan Fast.ai.

 

3. Desain Pembelajaran

Menentukan tujuan pembelajaran:

Guru perlu menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan menggunakan deep learning.

Memilih topik yang sesuai:

Tidak semua topik cocok untuk diterapkan dengan deep learning. Pilih topik yang memiliki data yang cukup dan kompleksitas yang sesuai.

Membuat aktivitas pembelajaran:

Rancang aktivitas pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran deep learning, misalnya mengumpulkan data, melatih model, dan mengevaluasi hasilnya.

 

4. Data

Mengumpulkan data:

Kumpulkan data yang relevan dengan topik yang akan diajarkan. Data dapat berupa teks, gambar, suara, atau kombinasi dari semuanya.

Memproses data:

Data perlu dibersihkan dan diproses sebelum digunakan untuk melatih model deep learning.

Menjaga privasi data:

Pastikan data yang digunakan tidak melanggar privasi siswa.

 

5. Evaluasi

Mengembangkan instrumen evaluasi:

Buat instrumen evaluasi yang dapat mengukur pemahaman siswa terhadap konsep deep learning dan kemampuan mereka dalam menggunakan teknologi ini.

 

Menganalisis hasil evaluasi:

Analisis hasil evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran berhasil dan untuk melakukan perbaikan.

 

6. Pengembangan Profesional Berkelanjutan

Mengikuti pelatihan:

Ikuti pelatihan atau workshop tentang deep learning untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Bergabung dengan komunitas:

Bergabung dengan komunitas deep learning untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan guru lain.

 

Kesimpulan

Kurikulum Deep Learning dengan pendekatan Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning merupakan sebuah pendekatan yang komprehensif dan relevan untuk menjawab tantangan pendidikan saat ini. Dengan fokus pada pengembangan diri yang holistik, relevansi dengan dunia nyata, dan penyesuaian dengan kebutuhan individu, kurikulum ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi masa depan.

 

Penutup

Integrasi kurikulum deep learning dengan pendekatan mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan pendekatan ini, peserta didik tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi.

 

Referensi Ilmiah

Papert, S. (1980). Mindstorms: Children, computers, and powerful ideas. Basic Books.

Vygotsky, L. S. (1978). Mind in society: The development of higher psychological processes. Harvard University Press.

Dewey, J. (1938). Experience and education. Macmillan.

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post