Alvonsus Glori A, S.Pd., Gr., M.Pd

Lahir di Kota MalangHobby : menulis dan membaca bermusik melukis hiking Profesional: 1. Penulis 2. Guru Bah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Manajerial Kredit Union (Determinasi Eksponensial)

Manajerial Kredit Union (Determinasi Eksponensial)

Pada prinsipnya yang harus diperhatikan dalam menangani kredit bermasalah pada Koperasi adalah keterbukaan, tanggung jawab bersama dan solidaritas anggota, pembinaan berkelanjutan kepada anggota, efisiensi dengan memperhatikan prinsip bahwa manfaat yang diperoleh harus lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Disinilah yang perlu ditekankan betapa penting dan esensialnya pendidikan untuk eskalasi masif. Determinasi bisa dilakukan secara komprehensif guna memberikan pemahaman holistik yang bertanggung jawab kepada anggota mereka adalah pemilik koperasi. Hal itu bisa dilakukan dengan menyelenggarakan kursus dasar/pendidikan yang relevan dengan kebutuhan sehingga mereka menyadari urgensi dan entitas akan memberikan yang terbaik untuk kemajuan organisasinya. Kiat-kiat dengan berbagai pendekatan menjadi cara diametral yang harus diberikan kepada anggota bahwa kredit/pinjaman itu wajib dikembalikan sebagaimana yang telah ditetapkan dan apabila anggota meminjam untuk keperluan komsumtif maka pengurus, melalui manajemen harus mampu menggali informasi sumber data pengembalian atau sumber pendapatan berasal darimana. Terdapatnya kredit bermasalah (kredit macet) akan menjadi beban bagi koperasi sehingga menjadi salah satu indikator capaian penentu kinerja koperasi. Hal ini berpengaruh terhadap nilai NPL/kredit macet Koperasi menjadi cukup tinggi. Selanjutnya, jika terjadi sengketa berkaitan dengan anggota maka permasalahan hukum itu harus diselesaikan secara hukum, oleh sebab itu untuk mengantisipasinya dengan jalan menerapkan prinsip kehati-hatian dengan cermat. Selain itu, pengurus selaku pengelola koperasi khususnya koperasi simpan pinjam (KSP) mesti menerapkan 5 C. Diantaranya : (a) Character (watak). Adalah adanya keyakinan dari pihak KSP bahwa anggota calon peminjam mempunyai moral, watak ataupun sifat yang dapat dipercaya. Hal ini tercermin latar belakang anggota, baik yang bersifat pekerjaan fisik maupun yang bersifat pribadi. Seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianut dalam keluarga.

Oleh karena itu pengurus KSP melalui manajemen harus mengadakan penyelidikan secara mendalam dan dikaji dengan benar sehingga mendapatkan data dan informasi yang akurat karena ini menjadi bagian sangat penting untuk kemajuan KSP. Dengan jalan mencari informasi dari orang-orang yang berada dalam lingkungan pergaulannya. Hal tersebut akan sangat berpengaruh pada rapor pribadi, misalnya berkaitan dengan pelunasan pinjaman.

(b) Capacity (kemampuan), merupakan gambaran mengenai kemampuan calon anggota untuk memenuhi kewajiban- kewajibannya. Kemampuan anggota untuk mencari dan mengkombinasikan resources yang terkait dengan bidang usaha. Kemampuan memproduksi barang dan jasa yang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan konsumen/pasar. Disamping itu juga kemampuan untuk mengantisipasi variabel dari cashflow usaha. Sehingga cashflow tersebut dapat menjadi sumber pelunasan kredit yang utama sesuai dengan jadwal yang sudah disetujui bersama.

(c) Capital (modal), penilaian pada aspek ini diarahkan pada kondisi keuangan anggota Terdiri dari aktiva lancar (current assets) yang tertanam dalam bisnis dikurangi dengan kewajiban lancar (current liabilities) yang disebut dengan modal kerja (working capital). Modal yang tertanam pada aktiva jangka panjang dan aktiva lain-lain. Analisis capital itu dimaksudkan untuk menggambarkan struktur modal (capital structure) anggota.

Sehingga KSP dapat melihat modal anggota sendiri yang tertanam pada bisnisnya. Dan berapa jumlah yang berasal dari pihak lain (kreditur dan supplier). KSP harus mengetahui “debt to equity ratio”, yaitu berapa besarnya seluruh hutang anggota dibandingkan dengan seluruh modal dan cadangan perusahaan serta likuiditas perusahaan.

(d) Collateral (jaminan), adalah jaminan kredit yang mempertinggi tingkat keyakinan KSP. Bahwa anggota dengan bisnisnya mampu melunasi. Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata peminjam benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini diperhitungkan paling akhir. Artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain. Maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan.

(e) Condition of economy, pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon anggota. Ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian. Oleh karena itu perlu mengaitkan dengan kondisi perekonomian. ''Dengan menerapkan 5 C dengan baik maka sistem pengelolaan jalannya koperasi akan menjadi lancar dan lebih baik tanpa harus mengulang munculnya peluang masalah baru dan penanganannya yang juga membutuhkan pemikiran, kerjasama yang bisa diwujudkan melalui gerakan dan tindakan. Sehingga koperasi akan cepat berkembang maju bukan terus mengikuti perkembangan kemajuan.

Disinilah determinasi eksponensial itu bisa dirasakan navigasinya. KSP harus dapat menunjukkan poin konkrit dan levelnya dalam mendorong entitas ekonomi anggota mempublikasikannya sebagai bentuk pertanggungjawaban profesional.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya. Salam literasi

25 Mar
Balas



search

New Post