Pendekatan konstruktivistik pada pembelajaran kurikulum merdeka
Kurikulum Merdeka, dengan semangat Merdeka Belajar, membawa angin segar bagi dunia pendidikan Indonesia. Pendekatan yang lebih berpusat pada siswa menjadi salah satu pilar pentingnya. Hal ini selaras dengan teori belajar konstruktivisme, yang kini menjadi sorotan dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
Konstruktivisme: Siswa Membangun Pengetahuannya Sendiri
Teori konstruktivisme memandang pengetahuan bukanlah sesuatu yang diterima siswa secara pasif. Sebaliknya, pengetahuan dibangun secara aktif oleh siswa melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitar. Tokoh penting seperti Jean Piaget dan Lev Vygotsky menekankan peran pengalaman dan interaksi sosial dalam pembentukan pengetahuan.
Dalam konteks pembelajaran, ini berarti siswa didorong untuk aktif mencari tahu, memecahkan masalah, dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa menggali potensi dan mengarahkan proses belajar.
Kurikulum Merdeka: Mendukung Pembelajaran Konstruktivis
Kurikulum Merdeka menyediakan ruang yang luas untuk penerapan pendekatan konstruktivis. Beberapa ciri khas Kurikulum Merdeka yang mendukung hal ini adalah:
Fokus pada Profil Pelajar Pancasila: Kurikulum tidak hanya menekankan aspek kognitif, tetapi juga pengembangan karakter dan keterampilan sosial emosional (social-emotional learning/SEL) yang sejalan dengan teori Vygotsky tentang pentingnya interaksi sosial dalam belajar. Pembelajaran berbasis Projek: Kurikulum Merdeka mendorong projek sebagai salah satu metode pembelajaran. Projek menuntut siswa untuk aktif mencari informasi, memecahkan masalah, dan berkolaborasi, sesuai dengan prinsip konstruktivisme. Pembelajaran Diferensiasi: Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan gaya belajar siswa yang beragam. Ini memungkinkan siswa untuk membangun pengetahuan mereka dengan cara yang paling sesuai untuk mereka. Asesmen yang Beragam: Kurikulum Merdeka tidak hanya mengandalkan tes tertulis, tetapi juga menggunakan penilaian berbasis projek, portofolio, dan observasi. Penilaian yang holistik ini memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang pemahaman siswa, bukan hanya hafalan.Penerapan Pendekatan Konstruktivis di Kelas
Bagaimana guru dapat menerapkan pendekatan konstruktivis di kelas dengan Kurikulum Merdeka? Berikut beberapa tips:
Gunakan pertanyaan pemantik untuk mendorong siswa berpikir kritis dan menggali pengetahuan awal mereka. Libatkan siswa dalam aktivitas belajar seperti diskusi kelompok, presentasi, dan pemecahan masalah. Manfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Berikan kesempatan kepada siswa untuk berkreasi dan mengekspresikan pemahaman mereka. Lakukan refleksi bersama siswa untuk melihat kembali proses belajar dan pencapaian mereka.Kesimpulan
Pendekatan konstruktivis dalam Kurikulum Merdeka memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan siswa yang aktif membangun pengetahuannya sendiri, diharapkan mereka menjadi pembelajar yang mandiri, kritis, dan memiliki keterampilan abad ke-21 yang dibutuhkan di masa depan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Salam literasi
Mantap