Alvonsus Glori A, S.Pd., Gr., M.Pd

Lahir di Kota MalangHobby : menulis dan membaca bermusik melukis hiking Profesional: 1. Penulis 2. Guru Bah...

Selengkapnya
Navigasi Web

SUDAHKAH BAPAKIBU GURU MEMILIKI KOMUNITAS BELAJAR?

SUDAHKAH BAPAK/IBU GURU MEMILIKI KOMUNITAS BELAJAR?

Oleh ; Alvonsus Glori A, S.Pd., Gr., M.Pd

[email protected]

Mengenal Komunitas Belajar Komunitas Belajar adalah sekelompok guru, tenaga kependidikan, dan pendidik yang memiliki semangat dan kepedulian yang sama terhadap transformasi pembelajaran dalam implementasi Kurikulum Merdeka dan ingin menerapkan Kurikulum Merdeka dengan lebih baik di satuan pendidikan melalui interaksi secara rutin dalam wadah dimana mereka berpartisipasi aktif.

Apa itu Komunitas Belajar?

Sebagaimana yang sudah diketahui saat ini kemendikbud sudah meluncurkan program Merdeka Belajar dengan beberapa episode, dan Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar sendiri merupakan paket kebijakan Merdeka Belajar Episode Kelima Belas yang diluncurkan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim pada 11 Februari 2022.

Salah satu pemanfaat PMM adalah dengan adanya Komunitas belajar. Komunitas belajar adalah kelompok orang yang saling berbagi pengetahuan dan belajar bersama untuk mencapai tujuan belajar yang sama. Anggota komunitas belajar biasanya memiliki minat dan tujuan yang sama dalam bidang tertentu, dan mereka bekerja sama untuk mencapai kemajuan dalam pemahaman dan pengalaman mereka dalam bidang tersebut.

Komunitas belajar dapat terbentuk secara formal maupun informal. Beberapa contoh dari komunitas belajar formal adalah kelas, kursus, atau program pelatihan, sementara komunitas belajar informal dapat terbentuk dari kelompok studi atau forum online yang dibuat oleh orang-orang yang tertarik pada topik tertentu.

Dalam komunitas belajar, anggota dapat belajar dari pengalaman dan pengetahuan masing-masing dan dapat memberikan umpan balik dan dukungan satu sama lain untuk mencapai tujuan belajar mereka. Dengan cara ini, komunitas belajar dapat membantu meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan motivasi belajar seseorang.

Mengapa perlu komunitas belajar bagi guru?

Komunitas belajar dapat memberikan banyak manfaat bagi guru, antara lain:

Menambah pengetahuan dan keterampilan: Melalui bergabung dengan komunitas belajar, guru dapat belajar dari rekan-rekan sejawat dan ahli di bidang mereka tentang strategi pengajaran yang efektif, teknologi pendidikan terbaru, serta perkembangan terbaru dalam kurikulum dan pendidikan, antara lain :

1. Dukungan dan inspirasi:

Komunitas belajar dapat memberikan dukungan dan inspirasi bagi guru yang mengalami tantangan atau kesulitan dalam pekerjaannya. Anggota komunitas belajar dapat berbagi pengalaman dan ide-ide untuk membantu satu sama lain.

2. Kolaborasi:

Melalui kolaborasi di dalam komunitas belajar, guru dapat mengembangkan proyek-proyek dan ide-ide yang dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa.

3. Meningkatkan profesionalisme:

Komunitas belajar dapat membantu meningkatkan profesionalisme guru dengan memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pelatihan dan workshop, berbagi praktik terbaik, dan menciptakan jaringan profesional.

4. Mengatasi isolasi:

Terkadang, guru dapat merasa terisolasi dalam pekerjaan mereka. Bergabung dengan komunitas belajar dapat membantu guru merasa lebih terhubung dengan rekan sejawat, dan merasa lebih termotivasi dan terinspirasi dalam pekerjaan mereka.

Dengan semua manfaat yang ditawarkan oleh komunitas belajar, bergabung dengan komunitas belajar dapat membantu guru meningkatkan keterampilan dan pengalaman mereka sebagai pendidik, serta membantu mereka mencapai tujuan dan merasa lebih terhubung dengan rekan sejawat.

Komunitas Belajar dapat memiliki bentuk yang beragam, seperti:

1. Dapat bergerak secara daring atau luring

2. Dapat beranggotakan guru atau kepala sekolah dari jenjang yang sama atau lintas jenjang

3. Dapat beranggotakan pendidik dari satu mata pelajaran yang sama atau lintas mata pelajaran

4. Dapat dikelola oleh Dinas Pendidikan, sekolah, organisasi masyarakat, atau secara mandiri oleh anggota

Contoh Komunitas Belajar adalah MGMP, KKG, PKG, MKKS, KKKS, Komunitas Guru

Belajar Nusantara, Komunitas Belajar Guru Penggerak, Komunitas Guru Pecinta Literasi, Komunitas Guru Main STREAM dan banyak lainnya Kriteria Komunitas Belajar. Komunitas Belajar yang diharapkan dapat bergabung menjadi Komunitas Belajar yang terlibat dalam implementasi Kurikulum Merdeka memiliki kriteria berikut:

1. Memiliki penggerak atau pengurus komunitas aktif

2. Memiliki pertemuan rutin, dapat secara daring atau luring untuk mendiskusikan isu-isu pembelajaran dan atau pengembangan diri guru

3. Memiliki anggota yang sudah atau akan menerapkan Kurikulum Merdeka

Adapun susunan pengurus Komunitas Praktisi tersebut diantaranya:

Koordinator komunitas, bertugas sebagai penggerak utama dari komunitas, dimana koordinator berkoordinasi dengan semua bagian dan komunitas. Koordinator juga dapat berperan sebagai pembuat keputusan utama dalam komunitas.

1. Tim Program/konten;

bertugas untuk mempersiapkan materi yang akan dibahas atau dipelajari dalam aktivitas dan kegiatan, sesuai dengan tujuan komunitas. Tim program atau konten juga dapat bertugas untuk mencari narasumber yang sesuai materi

2. Bendahara;

bertugas membuat rencana anggaran biaya jika diperlukan dalam suatu kegitan

3. Tim Logistik;

bertugas untuk menyiapkan lokasi dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam kegiatan komunitas

4. Tim Dokumentasi;

bertugas untuk mencatat, merekam, atau mendokumentasikan kegiatan dan hasil belajar komunitas. Tim dokumentasi juga dapat mengkomunikasikan hasil belajar kepada seluruh anggota dan pemangku kepentingan terkait.

Tujuan dibentuknya komunitas praktisi ini adalah sebagai berikut.

1. Mengedukasi anggota komunitas dengan mengumpulkan dan berbagi informasi terkait pertanyaan dan masalah terkait praktik pembelajaran

2. Mendukung dengan merancang interaksi dan kolaborasi antara anggota komunitas

3. Membina anggota kelompok dengan mengajak anggota kelompok untuk mulai belajar dan belajar secara berkelanjutan

4. Mendorong anggota dengan mempromosikan pekerjaan dari anggota melalui saling berbagi dan diskusi

5. Mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan melalui komunitas dalam pekerjaan sehari-hari

Berdaskan hasil survei kebutuhan guru yang telah dilaksanakan oleh bidang kurikulum beberapa waktu lalu, maka disusunlah rencana pembuatan program untuk para guru. Rencana program kegiatan tersebut diantaranya adalah:

1. Pengembangan diri di luar tugas pokok

2. Pengembangan karakter peserta didik

3. Praktik mengajar dan belajar

4. Perencanaan pembelajaran

5. Penilaian pembelajaran

6. Peningkatan kemampuan literasi dan numerasi

Sebagai guru, kesempatan untuk berdiskusi dengan rekan sejawat mengenai masalah yang dihadapi sehari-hari selalu saya rindukan, terutama menghadapi perubahan kurikulum. Berbagi kecemasan dan harapan itu mulai terjembatani dengan hadirnya Komunitas Belajar. Komunitas Belajar di SDK Sang Timur Pasuruan mulai didirikan pada pada awal tahun ajaran baru 2022/2023 dan terus berkembang sejak Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) pada tahun Pelajaran 2022-2023 hingga saat ini. Namun demikian, dalam perjalanan waktu terdapat ragam hambatan sehingga akhir-akhir ini mengalami efektifitas frekuensi kegiatan. Oleh sebab itu, peran seluruh anggota komunitas untuk menyadari esensi komunitas belajar yang telah terbentuk harus benar-benar bisa digerakkan melalui sebuah sistem dinamis dan terintegrasi. Dengan demikian, fokus dan tujuan utama komunitas belajar yang diprogramkan dapat berjalan karena semua yang terlibat didalamnya dapat melaksanakan fungsi peran dan tanggungjawab dengan baik dan seimbang.

Komunitas belajar di SDK Sang Timur Pasuruan mencoba memanfaatkan ragam terobosan guna menghidupkan kembali aktivitas belajar dengan memanfaatkan platform Merdeka mengajar (PMM) untuk menumbuhkan iklim yang baik di dalam satuan pendidikan. Keberadaan komunitas di SDK Sang Timur Pasuruan tentu saja memberikan dampak yang sangat progresif bagi peningkatan kompetensi guru. Diferensiasi layanan pendidikan yang diberikan oleh para guru juga berdampak pada penguatan iklim yang berorientasi pada kecakapan abad 21 dengan mengintegrasikan pendekatan kontekstual pada saat komunitas belajar menyelenggarakan kegiatan.

Komunitas Belajar sesungguhnya bukan sesuatu yang baru; sebelumnya ada konsep lesson study dan juga Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP/KKG), namun Komunitas Belajar tingkat sekolah selain cakupannya lebih fokus juga tumbuh dan berkembang, menggali dan memecahkan masalah yang dirasakan guru dengan teman-teman sendiri di sekolah.

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi berharap Komunitas Belajar berperan memfasilitasi guru belajar bersama tentang Kurikulum Merdeka. Memfasilitasi diskusi untuk memecahkan masalah seputar Kurikulum Merdeka. Mempelajari proses berbagi praktik baik dengan rekan sejawat tentang Implementasi Kurikulum Merdeka. Memfasilitasi refleksi pembelajaran rekan sejawat.

Temuan awal Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) bahwa guru membutuhkan waktu dan dukungan untuk memahami dan melaksanakan kurikulum secara utuh. Kurikulum yang dirancang untuk mengurangi beban guru malah dipersepsikan sebaliknya. Guru lebih fokus pada format modul ajar serta wajib atau tidaknya membuat dokumen kurikulum dari pada memaknai fungsi modul ajar untuk membantu merancang pembelajaran. Kecemasan guru dan kepala sekolah berkaitan dengan benar salahnya praktik yang dilakukan (Anggraena et al., 2021). Sebagai guru penggerak yang mengajar di sekolah swasta, kami mendapat pernah merasakan ragam bentuk pendampingan individu oleh pengajar praktik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, namun itu terasa kurang karena pendampingan yang dilakukan seringkali kurang mendalam karena keterbatasan waktu, guru yang terlibat, dan kesempatan untuk berbagi permasalahan.

Melalui komunitas ini guru di SDK Sang Timur Pasuruan terlibat dalam tujuan bersama menyebarkan gagasan mereka bagaimana mengajar yang baik, guru saling belajar pada guru yang lain, dan mendiskusikan teks untuk memperbaiki pengajaran.

Komunitas Belajar menjadikan SDK Sang Timur Pasuruan sebagai tempat yang menumbuhkan keinginan guru bekerja secara profesional, dan guru bagian dari sekolah yang tak terpisahkan (Benziane, 2013).

Bagaimana implementasinya?

Melalui Komunitas Belajar, guru yang sudah mencoba mempraktikkan pembelajaran yang mengacu kepada Implementasi Kurikulum Merdeka berbagi cerita, salah satunya pengalaman menerapkan pembelajaran berdeferensiasi. Pembelajaran berdeferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan peserta didik. Kami membahas Panduan Pembelajaran dan Asesmen, panduan yang diterbitkan Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (2022).

Pada pertemuan lanjutan komunitas belajar SDK Sang Timur Pasuruan yang diselenggarakan secara daring melalui aplikasi zom cloud meeting beberapa guru menceritakan pengalaman mereka menerapkan pembelajaran berdeferensiasi. Ada yang bercerita mengajar dengan membagi murid tiga materi yang berbeda berdasarkan capaian belajar murid, berdasarkan asesmen yang dilakukan pada awal pelajaran. Peserta didik yang masih perlu mendapat bimbingan diberi materi yang difokuskan pada beberapa materi dengan asesmen menjawab inti materi, peserta didik yang sudah cukup memahami materi dapat mempelajari materi seluruh topik, dan peserta didik yang sudah mahir, mempelajari materi yang lebih menantang, dengan menghadirkan studi kasus berdasarkan artikel yang ada di media massa serta menjawab asesmen numerasi.

Ketika membahas pembelajaran berdiferensiasi, muncul juga kecemasan bagaimana murid yang dianggap mempunyai kesiapan belajar lebih rendah, diberi materi yang disesuaikan dengan kemampuan mereka akan membuat mereka semakin tertinggal dibanding temannya yang mahir? Bagaimana perasaan mereka ketika dikelompokkan sebagai peserta didik yang dianggap memiliki kesiapan rendah?

Dalam Komunitas Belajar menghilangkan pengkategorian peserta didik ke dalam kelompok 'pintar' dan tidak juga dibahas. Dalam upaya menghilangkan persepsi pengelompokan peserta didik tidak berlaku permanen, adakalanya peserta didik pada pelajaran tertentu berada pada kelompok mahir dan atau sebaliknya. Asesmen dalam menentukan kesiapan belajar, bukan satu-satunya kriteria, namun, pilihan peserta didik secara sadar juga menjadi pertimbangan.

Umumnya, dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, guru di sekolah kami mencemaskan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik. Kecemasan itu bukan hanya berdasarkan pengalaman guru secara langsung ketika mengajar, namun juga tergambar dalam potret rapot pendidikan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, Komunitas Belajar merekomendasikan ada pendampingan untuk meningkatkan literasi dan numerasi peserta didik, termasuk juga kemampuan Bahasa Inggris. Sekolah berjanji akan merealisasikan kelas pendampingan, dengan mempertimbangkan kerelaan guru untuk menambah beban kerja, langkah maju telah dilakukan dengan memberikan tes kemampuan matematika dasar untuk kelas 1, 3 dan 5.

Komunitas Belajar juga mempelajari keterampilan memanfaatkan teknologi seperti penggunaan aplikasi yang mendukung pembelajaran dan atau penilaian di kelas. Salah satunya aplikasi penilaian. Setelah guru yang telah mempraktikkan pemanfaatan aplikasi berbagi praktik baik, peserta Komunitas Belajar yang lain diberikan tugas, hasilnya dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

Beberapa hal sepertinya harus ditingkatkan dari Komunitas Belajar di sekolah kami. Kehadiran guru dan keterlibatan dalam diskusi harus terus ditingkatkan sehingga tidak didominasi oleh beberapa guru, dan pengelolaan komunitas yang lebih baik lagi seperti ketepatan waktu dalam kegiatan Komunitas Belajar. Terlepas dari beberapa hal yang harus diperbaiki, Komunitas Belajar di sekolah telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya berbagi kecemasan dan harapan guru, meningkatkan kesiapan untuk Implementasi Kurikulum Merdeka.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post