alwiyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pelajaran Hidup

Pelajaran Hidup

Oleh Alwiyah

Hari ini, hari pertama libur Work From Home. Aku tidak sesibuk hari-hari biasanya. Lebih santai karena bebas dari tugas memantau proses pembelajaran jarak jauh. Hari ini aku banyak waktu luang. Sejak pagi aku sudah menyiapkan masakan kesukaan keluarga: sayur asam, ikan goreng, bakwan jagung, tak ketinggalan tahu tempe dan sambal terasi tentunya. Buah papaya, jeruk dan pear juga dah kusiapkan. Kapan pun anak-anak membutuhkan tinggal keluarkan dari kulkas.

Aktivitas kami bermacam-macam. Suamiku sibuk dengan tanaman jambu kristalnya, terlihat dua pot baru sudah disiapkan untuk menanam jambu kristal. Pohon pertama yang ditanamnya sudah banyak berbunga, kuperhatikan indah juga kembang jambu itu. Aku senyum sendiri, teringat novel Bunda Isti “Janda Tanpa Kembang” judulnya. Anak pertamaku asyik di kamarnya, kuintip dia sedang serius membaca komik kesukaannya. Sedang si bungsu asyik bermain game online.

Aku meluangkan waktu untuk membaca. Teringat satu buku hadiah dari anak perempuanku. Buku berjudul Mindful Life: Seni Menjalani Hidup Bahagia dan Bermakna. Buku ini sangat spesial buatku, bagaimana tida,k anak perempuanku menghadiahkan untukku saat aku terpuruk dalam suatu masalah. Masalah yang sangat berat aku rasakan.

Membaca halaman pertama buku ini, perhatianku langsung tersedot, rasa penasaran langsung menyergap,tanpa buang buang waktu aku lanjut ke halaman-halaman berikutnya. Rasa sejuk dan tenang begitu aku rasakan. Motivasi untuk menghadapi setiap masalah perlahan muncul.

Rasa ingin berbagi langsung muncul. Sayang buku sebagus ini bila aku pahami sendiri, aku ingin berbagi, supaya kawan-kawan yang belum membaca buku ini ikut terinspirasi. Maka aku kutip isi buku ini, hamper dua halaman penuh. Aku akan berbagi mengenai isi buku ini, tapi hanya garis besarnya saja yang akan aku ceritakan. Dan ini bagian terpenting yang aku catat.

Buku karya Darmawan Aji ini menjelaskan bahwa dalam hidup ada dua kategori, pertama, hal-hal yang ada dalam kendali kita, misalnya respon kita, perilaku kita, tindakan kita, perasaan kita dan pikiran-pikiran kita. Kedua, hal-hal yang di luar kendali kita, seperti cuaca, situasi politik, sakit kritis dan kematian. Tentu saja hal yang kedua ini tidak bisa kita kendalikan.

Bagian yang paling berkesan bagiku adalah tulisan mengenai bahwa dalam hidup itu dakalanya kita merencanakan hidup. Adakalanya kita menjalaninya. Adakalanya kita melepaskannya. Mencampuradukkan ketiganya adalah sumber prustasi. Bila kita ingin hudup bahagia rencanakan saat perlu merencanakan, jalani saat perlu menjalani, dan lepaskan saat perlu melepaskan.

Lebih lanjut Darmawan Aji yang merupakan chairman diri Indonesia NLP Society (Neuro-Linguistic Progreming) menuliskan merencanakan hidup tanpa menjalaninya bagaikan hidup dalam angan-angan. Seperti membangun istana pasir, indah tetapi bukan kenyataan. Tampak kukuh tapi cepat lebur hanya karena sapuan ombak laut.

Menjalani hidup tanpa merencanakan dapat menyebabkan kita tiba di tujuan yang tidak diharapkan. Persis seperti orang yang terhanyut di lautan lepas. Tanpa kendali, tanpa arah, tanpa tahu ke mana akan menuju.

Merencanakan dan menjalani hidup tanpa melepaskan bisa membuat kita ingkar pada nikmat dari Yang Mahakuasa. Membuat kita merasa paling hebat, paling jago. Mengandalkan akal dan pikiran. kita. Menafikan kekuatan dari Yang Mahakuasa.

Merencanakan hidup itu penting. Agar hidup terarah. Agar hidup tertata. Agar pikiran, perasaan, dan perilaku kita mengarah pada apa yang kita inginkan.

Menjalani hidup juga penting. Karena tanpa dijalani pun kehidupan tetap berjalan. Tanpa diminta pun, umur semakin bertambah. Tanpa diharapkan pun kematian semakin dekat dengan kita.

Melepaskan tidak kalah penting. Bukankah tidak semua yang kita harapkan menjadi kenyataan? Tidak semua yang kita rencanakan berhasil kita wujudkan? Maka, lepaskan saja. Namun, jangan campur adukkan. Tidak akan efektif merencanakan sambal melepaskan, karena pikiran akan terhambat dengan kenyataan. Sama seperti tidak efektifnya melepaskan sambal menjalaninya. Kita akan menyerah sebelum sampai tujuan. Apalagi melepaskan sambal merencanakan. Kita akanlLelah karenanya.

Maka sediakan waktu khusus untuk merencanakan di pagi hari. Jalani hidup dengan bahagia sepanjang hari. Syukuri dan lepaskan semua sebelum tidur menjelang. Hidup itu indah, jalanilah seutuhnya, satu per satu, jangan mencampuradukkannya. Adalah orang yang kurang bersyukur yang melepas sambal berencana, yang menjalani sambal melepas, yang merencanakan sambal menjalani. Lakukan satu per satu maka kita akan bahagia.

Kututup buku dengan penuh bahagia, hari ini aku menemukan pelajaran hidup yang begitu berharga. Aku akan merencanakan hidup, menjalani hidup, dan melepaskan kehidupan ketika tidak sesuai dengan apa yang kuharapkan.

Sabtu, 20 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih ilmunya Ibu

21 Mar
Balas



search

New Post