Amalia Rahma Dona

Mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi UNISSULA Sri Dewi Wahyundaru Email: [email protected] ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cara Menghitung Risiko Audit

Cara Menghitung Risiko Audit

Risiko Audit atau Audit Risk (AR) adalah kemungkinan risiko salah saji bersifat material atau penggelapan (fraud) yang bisa lolos dari proses audit jika auditor tidak melakukan tugasnya secara cermat. Mengingat risiko itu maka, auditor harus melakuka pemeriksaan risiko (risk assessment) sebelum menjalankan proses audit, tepatnya pada fase perencanaan audit (audit planning).

Komponen Risiko Audit

SAS NO. 47 (AU 312.20) menyatakan bahwa risiko audit terdiri dari 3 komponen:

1. 1. Risiko bawaan (Inherent risk) merupakan kerentanan asersi terhadap salah saji (misstatement) yang material, dengan mengasumsikan bahwa tidak ada pengendalian yang berhubungan. Risiko salah saji (misstatement) seperti itu lebih besar dalam beberapa asersi laporan keuangan dan saldo-saldo atau pengelompokan yang berhubungan daripada yang lainnya. Risiko ini dipertimbangkan pada tahap perencanaan audit. Sebagai contoh, perhitungan yang rumit lebih mungkin disajikan salah jika dibandingkan dengan perhitungan yang sederhana. Akun yang terdiri dari jumlah yang berasal estimasi akuntansi cenderung mengandung risiko lebih besar dibandingkan dengan akun yang sifatnya relatif rutin dan berisi data berupa fakta.

2. 2. Risiko Pengendalian (Control Risk) merupakan risiko bahwa suatu salah saji yang material yang akan terjadi dalam asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian perusahaan. Risiko ini merupakan fungsi keefektifan perancangan dan operasi pengendalian internal dalam mencapai tujuan entitas yang relevan untuk menyusun laporan keuangan entitas. Beberapa risiko pengendalian akan selalu ada karena keterbatasan yang melekat pada pengendalian internal.

3. 3. Risiko Deteksi (Detection Risk) merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji yang material dalam suatu perusahaan. Risiko ini merupakan fungsi keefektifan prosedur audit dan aplikasinya oleh auditor. Hal ini sebagian muncul dari ketidakpastian yang ada ketika auditor tidak memeriksa semua saldo akun atau kelompok transaksi untuk mengumpulkan bukti tentang asersi lainnya.

Model risiko audit, mengekspresikan hubungan antara komponen-komponen risiko audit sebagai berikut :

AR = IR x CR x DR

Keterangan : AR = Audit Risk

IR = Inherent Risk

CR = Control Risk

DR = Detection Risk

TD = Test of detail risk

Untuk mengilustrasikan penggunaan dari model tersebut, asumsikan bahwa auditor telah membuat penilaian risiko berikut untuk suatu asersi tertentu seperti asersi kelengkapan untuk persediaan.

AR = 5%, IR = 75%, CR = 50%

Risiko deteksi dapat ditentukan sebagai berikut :

DR = AR / (IR x CR)

= 0,05 / (0,75 x 0,50)

= 13%

Risiko deteksi sebesar 13% berarti auditor perlu merencanakan pengujian substantif dengan suatu cara yang akan menghasilkan risiko yang dapat diterima bahwa terdapat kemungkinan kegagalan sekitar sebesar 13% dalam medekteksi salah saji yang material. Risiko ini dapat diterima jika auditor memiliki keyakinan dari sumber-sumber lain untuk mendukung penilaian risiko bawaan dan risiko pengendalian.

Terdapat banyak jenis pengujian substantif. Lampiran pada AU 350, Audit Sampling (SAS Nos. 39, 43, dan 45) berisi suatu model risiko audit yang diperluas yang membagi risiko deteksi menjadi dua komponen. AP untuk risiko prosedur analitis dan TD untuk risiko yang berkaitan dengan risiko pengujian terinci/pengujian transaksi. Oleh karena itu, hubungan antara komponen-komponen risiko audit dapat diekspresikan sebagai berikut :

AR = IR x CR x AP x TD

Untuk tujuan ilustrasi, asumsikan bahwa auditor memiliki bukti yang cukup untuk mendukung penilaian risiko berikut :

AR = 2%; IR = 100%; CR = 10%; dan AP = 50%

Risiko penguji terinci dapat ditentukan sebagai berikut :

TD = AR / (IR x CR x AR)

= 0,02 / (1,00 x 0,10 x 0,50)

= 40%

Risiko pengujian terinci sebesar 40% auditor perlu merencanakan pengujian transaksi dan pengujian saldo dengan suatu cara yang akan menghasilkan risiko yang dapat diterima bahwa terdapat kemungkinan kegagalan sebesar 40% dalam medeteksi salah saji material. Risiko ini dapat diterima jika auditor memiliki keyakinan dari sumber-sumber lain untuk mendukung penilaian risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko prosedur analitis. Model risiko audit yang diperluas menyediakan auditor suatu alat untuk mempertimbangkan keyakinan yang diperoleh dengan melaksanakan prosedur analiti. Hal ini memungkinkan auditor untuk mempertimbangkan keyakinan yang diperoleh dari prosedur audit top-down maupun botton-up.

Sumber :

Boynton,Johnson,Kell.2002.MODERN AUDITING EDISI KETUJUH.Jakarta:Erlangga

http://id.scribd.com/doc/40701598/Risiko-Audit

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ulasan yang keren bunda

23 May
Balas

Ulasan yang keren bunda

17 Jun
Balas

Ilmu tentang ekonomikah, terima kasih ya, dapat juga ilmunya

06 Jun
Balas

Wah mantap bu,terus berkarya,ditunggu tulisan selanjutnya,jangan lupa follow akun saya

06 Jun
Balas



search

New Post