SITI AMALIA

guru matematika yang suka membaca dan menulis....

Selengkapnya
Navigasi Web
Garis Hidup Manusia

Garis Hidup Manusia

Dalam matematika, ruas garis diartikan sebagai garis lurus yang mempunyai pangkal dan ujungnya. Begitulah manusia hidup di dunia ada awalannya yaitu kelahiran dan setiap manusia memiliki batas akhir hidup di dunia yaitu kematian. Setiap manusia memiliki ruas garisnya masing-masing. Setiap detik yang dilalui adalah proses melangkah dari pangkal menuju ujung. Langkah ini selalu berjalan maju, tak pernah mundur.

Garis menghubungkan 2 titik. Bila hanya 1 titik, garis akan tak tentu arah. Sama halnya bila kita akan memasang rak buku di dinding misalnya, harus ada 2 titik penyangga. Bila hanya 1 titik, rak buku tak akan bisa lurus, ia akan bisa berputar ke segala arah. Bila tak ada titik penyangga sama sekali, rak buku akan jatuh ke lantai. Sama halnya dengan kehidupannya manusia, butuh 2 pegangan hidup. Pegangan itu adalah Al Quran dan Sunnah. Tanpa keduanya, manusia akan kehilangan arah, bimbang tak tentu tujuan, terombang ambing dalam kebingungan, ketidakpastian, kehampaan, tak tahu akan dibawa ke mana kehidupan ini, buta akan apa yang dicari di dunia ini. Ia terlena mereguk kesenangan dunia, langkah demi langkah menuju pangkal garisnya, melupakan masa depan abadi.

Bila manusia berpegang teguh pada Al Quran dan Sunnah, hidup akan lebih terarah. Ia memiliki filter, mana yang harus menjadi prioritas dalam hidupnya. Hal mana yang membuat Allah murka ia tak akan mengerjakan. Ia akan berfokus pada hal-hal yang Allah perintahkan. Ia tak akan terlena dalam kehidupan ini yang ada ujungnya. Seperti ruas garis. Ia yakin semua akan ada hisabnya. Ibarat kasir supermarket yang akan menghitung semua belanjaan kita satu persatu. Ia yakin Allah Yang Maha Teliti akan menghisab setiap bagian di ruas garis manusia. Ia menjadi manusia yang pintar yaitu manusia yang selalu mengingat pangkal hidupnya, yaitu kematian.

Kemudian akan tiba masanya manusia dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Ia akan menemui ujung dari ruas garis kehidupannya. Ia memulai sebuah kehidupan baru. Kehidupan baru sesudah di dunia. Kehidupan baru tersebut ibarat sinar garis. Sinar garis memiliki pangkal namun tak berujung. Ada permulaan namun kekal setelah itu. Ia akan menikmati semua hasil yang ia usahakan di dunia. Baik itu usaha yang baik atau buruk. Semua ada balasannya.

Sahabat, kehidupan kita di dunia ini lambat laun akan menemui ujungnya yaitu ujung ruas garis. Suka tidak suka, mau tidak mau, siap tidak siap masing-masing dari kita akan berpindah ke fase baru yaitu sinar garis. Maka dari itu berpegang teguhlah pada Al Quran dan Sunnah agar tegak ruas garis kita, tahu tujuan akhir hidup kita dan tak tergoyahkan oleh ujian dunia. Kehidupan di dunia hanya sebentar saja. Ibarat pengembara yang menumpang istirahat sejenak di bawah pohon rindang. Kampung kita adalah di akhirat, sinar garis kita yang tak berujung. Semoga kita tetap fokus terhadap tujuan kita dengan berpegang teguh pada Al Quran dan Sunnah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah, paparan luar biasa dengan memganalogkan dengan matematika, sesuai basis ilmu Bunda yah. Betul sekali dalam hidup kita harus berpegang pada dua sumber, agar selamat dan setelah mati kita akan menghadapi kehidupan yang abadi tak berujung. Sukses selalu dan barakallah

13 Jan
Balas



search

New Post