AMIDHIA

panggilan ami...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mencontek Tak seindah di bayangkan

Mencontek Tak seindah di bayangkan

Waktu itu, saat aku masih duduk di bangku SD dikelas 6, aku mengerti tentang apa itu kejujuran. Pilihan untuk berbohong dan jujur, hal itu yang aku hadapi saat aku menghadapi ujian sekolah. Saat ujian, teman sekelasku banyak yang mencontek dengan berbagai cara. Ada yang membawa catatan kecil hingga menyembunyikan buku di bawah meja. “Nanda,kamu mau nyontek ga? saya bawa contekan nih” bisik Herdi sebelahku saat ujian berlangsung. “waow! Boleh juga” ucapku dengan mengambil kertas kecil darinya. Pada saat itu, aku masih belum percaya buah dari sebuah kejujuran seperti apa?. Aku akan mencontek jika menghadapi ujian matematika, Bahasa Indonesia dan Pendidikan moral Pancasila yang waktu itu masih kurikulum CBSA, karena aku kurang begitu suka dengan angka. Hingga akhirnya pengumuman kelulusan pun tiba, aku dan teman-temanku begitu tegang saat menunggu nilai kelulusan yang akan diumumkan. Setelah ku terima nilai dari wali kelas, lalu wali kelasku mengatakan bahwa aku naik kelas berikutnya yaitu smp ,yang di nyatakan lulus. Namun, saat aku membuka Map kelulusan itu aku melihat nilai pelajaran matematika, Bahasa Indonesia serta Pendidikan Moral Pancasila mendapat nilai yang kurang memuaskan bahkan kurang dari rata-rata. Saat itu ku merenung, bernostalgia di saat aku ujian dan mencontek di salah satu mata pelajaran tersebut, kemudian hasilnya mendapat nilai buruk. Sementara mata pelajaran yang lain yang aku kerjakan dengan kemampuanku meraih hasil yang baik. Lalu hal tersebut aku terapkan untuk menghadapi ujian di kelas berikutnya yaitu SMP nantinya. Ketika ujian nanti, diriku niatkan untuk berusaha jujur dalam mengerjakan soal yang diberikan, sesulit apapun.yah..aku skeg sudah kelas 1 SMP Kali ini materi yang telah aku pelajari dan yang diajarkan guruku di kelas semuanya keluar untuk persaiapan UTS. Tanganku menuliskan jawaban di LJK dengan tenang tanpa suatu keraguan. Hingga akhirnya pelaksanaan ujian pun selesai, kini hanya tinggal menunggu hasilnya. Hari pembagian Ijazah pun tiba. Aku kembali tegang dengan hasil yang akan aku dapat nanti. Kemudian ibu wali kelas membacakan satu per satu para siswa yang meraih peringkat lima besar paralel hingga tepat pembacaan siswa yang meraih peringkat pertama “Siswa yang meraih peringkat pertama adalah…” ucap ibu wali kelas, Semua siswa begitu tegang menunggu kelanjutan ucapan dari ibu wali kelas tersebut. “AMELIA” ucapnya sambil mengarahkan matanya padaku. Diiringi bahagia dan harus atas kerja kerasku belajar selama ini tidak sia-sia. Kemudian semua teman memberi selamat padaku, lalu ibu wali kelas mengatakan padaku bahwa peraih peringkat pertama akan mendapat beasiswa sekolah di SMP. Diriku begitu senang mendengarnya. Anggapanku tentang kejujuran itu memang benar “kalau jujur itu membawa bahagia walau awalnya itu sulit”.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post