Diamnya Sahabat itu Obat
Suatu hari seorang sahabat menelepon dan meminta untuk bertemu. "Ada yang ingin diobrolin," katanya. Kami pun bertemu di sebuah tempat. Ia mulai bicara tentang masalahnya yang cukup rumit hingga kulihat air matanya menetes.
Selesai bercerita dia berkata," Sekarang aku sudah lega. Masalahku sudah hilang." Lalu kami pun mengobrol topik yang lain. Kulihat wajahnya berseri. Dan tak lama kemudian dia pamit pulang.
Seingatku aku tidak memberinya nasihat tidak pula memberinya solusi. Aku hanya menyimak dan sesekali menepuk-nepuk pundaknya agar membuatnya nyaman. "Terkadang diam mendengarkan keluhan orang lain menjadi obat untuk masalah yang sedang dihadapinya."
Nganjuk, 06/02/2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Artikel yang apik..berusaha menjadi pendengar yg baik dalam berempati..salut bu
Keren bnget...sukses bu
Tepat sekali. Terkadang kita dapat menjadi dinding bagi orang lain.