Amin Sakir

Saya adalah guru di SDN Kertagena Laok 1 Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Hati yang Cemburu (1)
Gambar hasil download di Google

Hati yang Cemburu (1)

Penulis : Amin_S

"Dengar Amel. Seperti air panas, butuh waktu menunggunya untuk menjadi dingin. Sama seperti hatiku. Tidak cukup waktu semalam untuk menenangkannya. Apalagi menyembuhkannya. Semakin aku berusaha bersabar semakin membuncah rasa benciku. Aku tidak bisa terima. Aku berhak memberi pelajaran pada Dina. Dia yang menjadi penyebab hancurnya hubunganku dengan Arga.

Dia harus merasakan sakit, sama seperti yang aku alami. Dina harus menderita. Tidak boleh kurang, bahkan lebih !"

Mata perempuan berambut sebahu itu menatap nanar. Rahangnya mengeras. Wajahnya memerah. Kegusaran luar biasa nampak jelas dari semua ekspresinya.

Dentum suara musik meraung memekakkan telinga. Seorang DJ perempuan berbusana sexy asyik bergoyang gemulai di atas panggung, memainkan jari pada tuts-tuts digital yang terpajang di depannya. Dua perempuan muda duduk berhadapan di meja kecil tepat di sebelah kanan pintu masuk. Gadis yang duduk membelakangi pintu, berambut sebahu. Kulitnya kuning langsat dan bermata sipit. Sweater kuning cerah membungkus tubuh rampingnya. Sementara di seberang meja, duduk gadis anggun berambut ikal tergerai sampai ke punggung. Mata beloknya menambah kecantikan alami parasnya. Dua gelas minuman tersaji di meja. Gelegar suara musik dari sound yang dipasang di setiap sudut ruangan membuat suasana makin hingar bingar. Entah mereka menikmati atau tidak.

"Heyy....helloooo...!" Teriak gadis berambut ikal, seraya menggoyang-goyangkan telapak tangannya tepat di depan muka gadis berambut sebahu yang masih tampak tak bisa mengendalikan diri itu.

Tubuhnya kelihatan mematung. Tangannya erat mencengkeram gelas minuman berwarna merah setelah meneguknya beberapa kali. Seakan ingin memecahkannya. Wajah cantiknya tak bisa menyembunyikan kegeramannya.

"Hey, dengar aku Aurel. Ini aku, Amel, sahabatmu. Orang yang paling mengerti kamu."Lanjut Amel, gadis berambut ikal dengan senyum kecil menyungging di bibirnya.

Dia tampak menertawakan Aurel. Perempuan berwajah oriental yang sedang duduk tepat di depan nya. Sahabat baiknya sejak masa SMP dulu. Perubahan sikap Aurel yang seketika membuat dia tak percaya bahkan kelihatan lucu. Dia tahu, Aurel tidak serapuh itu.

"Aurel, ada apa dengan kamu? Aku tahu, ini bukan kamu yang sebenarnya. Ini bukan kamu yang aku kenal selama ini. Come on Aurel, please jadilah Aurel yang kemarin. Aurel yang ceria, dan bisa menyelesaikan semua persoalan dengan tawa gembira." Suara Amel lembut.

Amel benar-benar tak percaya. Aurel yang dikenalnya sebagai gadis ceria, tiba-tiba berubah menjadi sekalap ini. Meski sebenarnya, perasaanya mulai tidak nyaman saat tadi Aurel mengajaknya ke ruangan bising ini. Instinknya berbisik, ada yang tidak beres dengan Aurel.

"Kamu perempuan kuat Aurel. Masak gara-gara persoalan begini, tetiba kamu secemen ini?" Amel mencoba menggugah perasaan sahabatnya itu.

"Diam Amel... Diaaam...!! Teriak Aurel, emosinya makin tak terkendali membuat

Amel tercekat. Keningnya mengernyit, tidak menyangka Aurel akan sehisteris itu. Dia pikir kalimat-kalimatnya tadi akan mendinginkan hati Aurel, bukan sebaliknya membuat dia tambah panas.

"Kamu bilang cuma soal begini? Kamu tega Mel. Kamu tega menyepelekan masalahku. Kamu tega melihat aku menderita saat orang yang aku sayangi tiba-tiba selingkuh dengan perempuan busuk itu."

Wajah Aurel menegang. Matanya menerawang. Bayangan wajah Dina mengambang di pulupuk matanya. Perempuan yang paling dibencinya saat ini. Gerahamnya mengatup rapat. Jarinya makin rapat mencengkeram gelas minuman. Nafasnya menderu.

"Ini soal hati Mel...,tidak segampang yang kamu bilang," suara Aurel bergetar.

Tangannya yang semula mencengkeram gelas minuman berpindah ke dada. Menunjuk jantungnya, seakan ingin menunjukkan betapa sakit hatinya dia saat ini.

“Bukan hanya merebut Arga dari hatiku, Dina juga sudah mempermalukan aku. Dia sengaja pamer kemesraan dengan Arga di insta story-nya, bahkan yang lebih menyakitkan, dia berulangkali membagikan video mesranya di GWA. Padahal dia tahu, aku juga ada di grup itu. Dan aku hanya bisa diam menikmati penderitaan tanpa berani menunjukkan rasa cemburu setiap aku melihat video-video itu. Coba pikir Mel, kalau itu terjadi ke kamu.”

Mata Aurel yang terlihat makin jalang berkaca-kaca. Dadanya turun naik menahan sedih dan amarah yang bercampur aduk. Senyum seringai tersungging di bibirnya.

“Dia harus merasakan sakit yang jauh lebih parah” desisnya mengeram.

Tangannya meraba sesuatu yang dia simpan di dalam saku kanan celana jean nya.

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post