Amin Sakir

Saya adalah guru di SDN Kertagena Laok 1 Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Masih Beranikah Kita Sombong?
Gambar Hasil Download dari Google

Masih Beranikah Kita Sombong?

Penulis : Amin_S

Runtuhnya kebahagiaan bisa jadi di awali dari hal kecil yang tidak sengaja dilakukan. Begitu juga sesuatu yang dianggap sepele, tanpa disadari menjadi penyebab hangusnya tabungan kebaikan.

Salah satu sikap yang bisa menjadi penyebab hilangnya kebaikan adalah sombong. Secara sederhana sombong dapat dimaknai sebagai perasaan memiliki kelebihan dari orang lain. Merasa lebih kaya, lebih pintar, lebih ganteng, lebih cantik, lebih berkuasa, termasuk merasa lebih beriman dibanding orang lain.

Bahayanya, sikap sombong tidak selalu tampak. Sombong bukan semata-mata soal apa yang terucap dan terlihat. Sombong merupakan virus yang menggerogoti hati. Dalam kehidupan nyata, secara gampang seseorang akan mendapat label sombong karena faktor ucapan dan gesturnya. Misalnya, sesorang yang dalam kesehariannya mudah melontarkan kata-kata : "Ah, kamu itu bisa apa?", "Kamu belum kenal siapa saya?", "Kalau bukan karena saya", atau kata-kata lain yang serupa. Namun sekali lagi, sombong adalah soal hati, sehingga sering tidak tampak di permukaan. Oleh karena itu, tampilan religius, wawasan luas, dan tutur kata bijaksana tidak menjadi jaminan bahwa seseorang sudah terbebas dari penyakit sombong.

Banyak terjadi sikap sombong justeru tumbuh subur ketika sesorang dipuji kekuatan imannya, saat diagungkan kebijaksanaanya, dan ketika diakui keluasan ilmunya. Dan manakala itu terjadi hanguslah semua catatan pahala atas kebaikan yang sudah dilakukan.

Untuk mengdeskripsikan betapa bahayanya sikap sombong, ijinkan saya mengutip pemaknaan Surat Al Baqarah ayat 34 yang tertuang dalam kalimat-kalimat di bawah.

"Merasa paling beriman Sehingga memandang semua orang kafir

Merasa paling taat

Sehingga memandang semua orang murtad

Merasa paling berilmu

Sehingga memandang orang lain bodoh

Ingat....

Iblis itu imamnya para malaikat

Lebih beriman dari semua malaikat

Lebih berilmu dibanding jibril

Tapi

Alloh laknat dan campakkan dia dari surga hanya karena satu kesalahan saja, yaitu : SOMBONG

Makanya

Iblis tidak pernah takut dengan solat malammu yang lama dan panjang

Iblis tidak pernah kuatir dengan ilmumu meski setinggi langit

Karena ketika ada kesombongan di hatimu meski sebesar biji zarrah sekalipun

Cukup lah itu untuk menjadikan dirimu masuk ke dalam golongannya

Dan kekal bersamanya di neraka."

Naudzubillah. Kutipan di atas menggambarkan alangkah dahsyatnya akibat dari sikap sombong. Iblis adalah penduduk asli surga. Iblis juga memiliki keimanan dan keluasan ilmu yang bahkan melampaui para malaikat. Namun akhirnya diusir dari surga karena kesombongannya. Lalu, bagaimana dengan kita, manusia yang asli penduduk bumi? Beraaaattt... besti...!!!

Namun dengan mengharap pertolongan dan hidayah dari Alloh, semoga kita bisa menjadi manusia yang pandai bersyukur, cerdas menata hati dan pintar mengemas perilaku sehingga dijauhkan dari sikap sombong.

Amin...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi

23 Jan
Balas

Terima kasih Pak DedeSalam LiterasiSemoga sehat dan bahagia selalu

23 Jan

Essiipppp.... Untuk introspeksi diri terutama saya..

27 Jan
Balas

HahahaMari introspeksi bersama Bu...

27 Jan



search

New Post