Amin Sakir

Saya adalah guru di SDN Kertagena Laok 1 Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Menunggu Petunjuk
Gambar hasil download di Google

Menunggu Petunjuk

Oleh : Amin_S

Masih belasan purnama lagi, kita akan menapaki puncak menara langit

Pusaran angin utara mulai memelintir nalar, menebar aroma basa-basi

Burung-burung gagak bereksodus mencari lahan semerbak untuk merebahkan sarangnya

Anjing-anjing, kerbau-kerbau, banteng-banteng mengamuk merubuhkan benteng nan mentereng

Dalil-dalil, logika-logika, aksioma-aksioma bertengger di ujung amunisi menghunjam, membunuhi dada yang sedang tertidur pulas

Aku biarkan ombak berjibaku berebut senyum pantai yang kian melunglai

Nelayan-nelayan sibuk menebar jala di kedalaman rahasia laut yang birunya makin memudar

Dengkur burung hantu membumikan harap pada akar-akar kering pepohonan di ngarai, di lereng gunung, di rimba belantara, dan di rumah-rumah tak berjendela.

Saudaraku,

Mengapa tak kita sumpal saja moncong meriamnya yang mengaum meski senyum menyungging di sisi taring-taring berlumuran darah?

Kenapa tidak kita lempar saja bujuk rayunya dengan sandal, dengan bakiak, dengan tasbih yang tertetesi gelinang air wudu kala subuh memanggil

Kenapa?

Kenapa tak kita berangus dengus dusta yang meninabobokan jiwa-jiwa rakus seperti tikus yang lepas dari sangkarnya?

Terbius hijau dedaunan bermahkota angka-angka

Terpesona lenguh perempuan di sudut tungku dengan api yang telah bercerai dari baranya

Mengamini pinta lengan-lengan membelulang sekarat di tepi jurang, mendulang janji senggama di malam kutukan

Saudaraku,

Kita tak perlu terburu-buru melangitkan asa yang tak tentu kapan akan jatuh kembali ke bumi

Kita tak bisa menyeret ringkih senja untuk bergandengan dengan empat rakaat di siang hari

Hanya mata yang tersembunyi jauh di kedalaman diri

Yang bisa menakar untai eksotisme yang menyelinap di lekukan buih retorika tanpa arti

Kita tak mesti berlari, dan menahan langkah di semak-semak yang sedang tafakur, di bunga-bunga yang melantun dzikir, di keheningan malam yang sedang menggelar sajadah memapah ketukan jemari di pintu langit-Nya.

Pamekasan, 04012023
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

WOW, PUISNYA KEREEEN

04 Jan
Balas

Trima kasih

04 Jan

Keren puisinya pak.

04 Jan
Balas

Trima kasih pak

05 Jan
Balas



search

New Post