Seorang Remaja bertanya kepada ayahnya, “Apakah menjadi seorang Ayah akan selalu mengetahui lebih banyak dari pada anaknya?” Ayahnya menjawab, “Sudah tentu!” Remaja tersebut kembali bertanya, “Ayah, Siapakah yang menemukan bola lampu?” Ayah pun dengan tenang menjawab, “Thomas Alva Edison.” Karena Penasaran, si remaja kembali bertanya, “Kalau begitu, mengapa bukan ayah si Edison yang menemukan bola lampunya?” Sang Ayah hanya diam dengan sikap kritis anaknya dan menjawabnya dengan senyum.

Remaja adalah sesosok makhluk unik, reaksioner, dan “Bervoltase Tinggi”. Mereka memiliki tingkat penasaran tak terhingga, semangat yang luar biasa, dan kemauan yang pantang berputus asa dalam tiap aspek kehidupan maya maupun nyata. Inilah remaja dengan sejuta potensinya. Jika kita mampu mengarahkannya, maka mereka akan menjadi pribadi yang penuh karya dan cinta. Remaja merupakan salah satu golongan yang diistimewakan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana sabda Beliau, “Salah satu golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di hari tidak ada naungan kecuali naungan dari-Nya, adalah anak muda / remaja yang senantiasa Kepada Allah SWT..” (Mutafaq ‘Alaih)

Sayang, Sebagian besar remaja terjebak dan akhirnya terperosok dalam indah dan gemerlapnya binar-binar warna dunia. Mereka mengalami krisis identitas, asyik dengan fanatisme buta terhadap klub Sepak Bola maupun artis Idolanya, budaya hedonis dan konsumtif tiada tara sehingga mereka terlena di sistem Kapitalisme Sekuler, akhirnya melupakan Kewajibannya sebagai manusia yang seharusnya ikut serta mejadi pembela Agama-Nya. Siapa lagi yang akan menyelamat mereka kalau bukan Kita?

Saudaraku, laksana sebuah gembok yang sangat kokoh tergantung di atas pintu, sebatang tongkat besi walaupun telah menghabiskan tenaga besar, masih juga tidak bisa membukanya. Ketika Kuncinya datang, badan kunci yang kurus itu memasuki lubang kunci, hanya diputar dengan ringan, ‘plak’ gembok besar itu pun sudah terbuka. Begitulah hakikat memahami karakter hati dari setiap insan, termasuk para remaja, persis seperti pintu besar yang telah terkunci, walaupun Anda menggunakan batang besi yang besar pun tak akan bisa membukanya, kecuali dengan cara yang cerdas dan cermat dalam menyelesaikannya.

Saudaraku para pemikul amanah dakwah, sungguh Hanya dengan mencurahkan segenap perhatian dan tanggung jawab, Anda baru bisa mengubah diri kaum “High-Voltage”. Dengan menjadi sebuah anak kunci yang halus, masuklah ke dalam dunia dan bahasa mereka, dengan tujuan agar komunikasi dapat menyentuh, interaktif, dan komunikatif dengan objek dakwah yang kita hadapi sehingga target akan mendekati apa yang diharapkan. Jadilah Ustadz “Gaul” agar memberikan kesan terbaik di mata mereka, Menyelami kehidupan dan memahami apa yang menjadi Habits para remaja. Kalaulah hal ini dirasa kurang tepat, lalu bagaimana dengan pesan Nabi Muhammad SAW kepada sahabatnya agar dalam berdakwah senantiasa menggunakan bahasa dan cara-cara yang disukai objek dakwahnya selama tidak melanggar hukum syara?

Sudah menjadi kewajiban kita bersama, mempersiapkan mereka sebagai pribadi yang tak hanya Cerdas dan alim, tetapi juga sebagai remaja yang berjiwa besar dan memiliki semangat juang tinggi. Kita bentuk mereka sebagai Generasi calon pemimpin besar dan hebat yang siap memimpin dunia. Saatnya kita membantu mereka membenahi pola pikirnya, merapikan pola sikapnya, dan menanamkan komitmennya. Kita doakan semoga mereka menjadi remaja yang bermanfaat bagi sesamanya, berkontribusi untuk menebarkan kebaikan ke seluruh penjuru alam, dan ikut serta dalam usaha memperjuangkan tegaknya agama nan sempurna, Islam yang mulia. Wallohu A’lam Bish-Showaab.