Anang Rustaman

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

PENINGKATAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK PADA MATERI PASSING ATAS DAN PASSING BAWAH MELALUI MOD

IMPROVING STUDENTS' UNDERSTANDING OF TOP PASS AND BOTTOM PASS CHAPTER THROUGH BLENDED LEARNING MODEL IN MAN 1 GARUT AT CLASS X-1

PENINGKATAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK PADA MATERI PASSING ATAS DAN PASSING BAWAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING DI MAN 1 GARUT PADA KELAS X-1

Anang Rustaman1 MAN 1 Garut

* Penulis korespoesponden:[email protected]

Abstract

60% of students’s score in class X-1 MAN 1 Garut in subject biology at cell quiz are under minimum competency, this one indicated that most students did not understand cell chapter properly. besides that students showed a decrease in learning enggagement and tended to be less communicative in class after the implementation of online learning policies during the COVID-19 pandemic. This study aims to increase students' understanding of class X-1 in pjok subject top pass and bottom pass chapter using blended learning model which is held for 2 cycles with a post-test at the end of each lesson using descriptive qualitative and quantitative descriptive data collection. Qualitative data are observation notes during lesson and student assignments. Quantitative data is the result of student tests at end of the lessons. Result of this research are student’s post-test score increased 22.06 point in cycle I with an previous score of 55.35 increasing to 77.41. The post-test score of the second cycle increased 55.93 point with previous score of 49.07 increasing to 84.27. The average increasing post-test’score in cycle I was 38.95% and 71.73% in cycle II. These results showed that the understanding of X-1’s students at MAN 1Garut could be improved by implementing the blended learning method

Keywords: Blended learning ; Cell ; Learning Method

Article history: Submission Date: Revised Date: Accepted Date:

PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 Pasal 3 dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berahlak mulia serta, berilmu, cakap, kreatif , mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan Kurikulum 2013 penyempurnaan pola pikir peserta didik MA-MAK pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari, pembelajaran peserta didik aktif 2 mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains (Permendikbud nomor 70 tahun 2013 KD Standar Kurikulum MA-MAK). Sistem pendidikan sering merubah kurikulum untuk menyesuaikan dengan kemajuan teknologi dan menyesuaikan tuntunan di dunia kerja. Ada bermacam-macam kurikulum yang digunakan di sekolah khususnya di MA, salah satunya yaitu Kurikulum 2013 yang diterapkan di MAN 1 Garut. Kurikulum tersebut disesuaikan berdasarkan kebutuhan peserta didik, dimana peserta didik diajarkan dan dituntut untuk menjadi manusia yang disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, kreatif, inovatif, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki tingkat kepercayaan diri dan menghargai akan prestasi. Di dalam kurikulum 2013, mata pelajaran PJOKmtermasuk dalam kategori pelajaran dasar yang ada di kelas X.

Berdasarkan struktur dan muatan kurikulum yang dikembangkan, mata pelajaran PJOK merupakan salah satu mata pelajaran pada jurusan IPA dan IPS yang diajarkan di MAN 1 Garut dengan tujuan memberikan pengetahuan tentang dasar-dasar pembelajaran PJOK. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap peserta didik kelas X di MAN 1 Garut tahun 2022, kebanyakan peserta didik kurang mengekspresikan minat dan bakatnya dala pembelajaran serta kurang menunjukkan antusiasme dalam pembelajaran, selain itu peserta didik cenderung kurang aktif dalam menyampaikan pendapat maupun timbal balik dalam pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran menjadi kurang komunikatif. Kondisi ini adalah cerminan pembelajaran pada masa pandemic COVID-19

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas teori menunjukkan bahwa banyak peserta didik yang kurang memperhatikan materi yang disampaikan, peserta didik asyik mengobrol, ada yang mengantuk dan banyak yang tidak 3 bersemangat sehingga materi pelajaran tidak dapat diterima dengan baik. Selain itu karena guru menggunakan metode pembelajaran ceramah / konvensional, yaitu guru hanya membacakan materi pembelajaran, sedangkan peserta didik mendengarkan penjelasan, mencatat materi dan mengerjakan soal yang diberikan oleh oleh guru. Kondisi seperti itu menjadikan peserta didik pasif dalam kegiatan pembelajaran. Seharusnya sesuai dengan kurikulum 2013 peserta didik dituntut aktif dalam proses belajar mengajar sehingga mempunyai kemampuan untuk mengembangkan kreatifitasnya. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di MAN 1 Garut nilai ulangan harian kelas X-1 pada mata pelajaran PJOK materi pasing atas dan passing bawah > 60% nilai peserta didik kelas X-1 di bawah KKM, hal ini mengindikasikan bahwa sebagian peserta didik belum memahami materi pasing atas dan passing bawah dengan baik.

Selain itu, hal tersebut dapat terjadi karena peserta didik kelas X masih dalam proses pengenalan pada jurusan tersebut dari yang sebelumnya belum pernah mendapatkan pengetahuan tentang PJOK di bangku SMP. Pada pembelajaran teori guru masih sering menggunakan metode belajar konvensional. Untuk mengatasi kelemahan metode pembelajaran konvesional, dapat di lakukan dengan banyak pendekatan metode pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran aktif (student centered), yaitu dengan model pembelajaran Blended learning .

Blended learning adalah model pembelajaran alternatif yang mengintegrasikan metode pembelajaran kelas tradisional ke dalam pembelajaran berbasis teknologi atau pembelajaran online. Model pembelajaran ini tidak mengabaikan interaksi tatap muka di dalam kelas dan penggunaan sarana teknologi baik di dalam maupun di luar kelas seperti pendidikan jarak jauh. Blended learning merupakan salah satu metode pembelajaran di era pengetahuan, dimana guru berperan sebagai fasilitator, motivator, mentor dan pembimbing. Guru juga bertindak sebagai “teman sekelas” di mana mereka berbagi pandangan dan pengetahuan dengan peserta didik. Pendekatan model Blended learning ini menekankan peserta didik untuk belajar secara terbuka, fleksibel sesuai kebutuhan, kritis untuk memecahkan masalah, mengorientasikan dunia empiris dengan tindakan nyata melalui pembelajaran sains. Model pembelajaran ini bertujuan untuk mengubah budaya belajar mengajar yang berpusat pada guru (teacher-centered) menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centered). Metode pembelajaran ini merupakan kombinasi dari berbagai metode seperti menggunakan buku teks, website, LMS, video dan media lainnya (Zainuddin et.al., 2018).

Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran Blended learning pada mata pelajaran PJOK materi Pasing atas dan pasing bawah guna meningkatkan pemahaman peserta didik di kelas X-1 MAN 1 Garut.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X-1 MAN 1 Garut pada bulan Agustus tahun 2022 dengan peserta didik yang berjumlah 27 pada mata pelajaran PJOK materi Pasing atas dan pasing bawah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan pengumpulan data post-test, maka instrumen yang diperlukan meliputi soal post-test yang disusun berdasarkan indikator yang akan dicapai yaitu nilai peserta didik ≥ KKM (nilai KKM 75) dan peserta didik yang mendapat nilai diatas KKM ≥ 75%. Soal-soal tes ini diberikan setiap akhir siklus. Bentuk soal yang diberikan adalah uraian.

Pelaksanaan penelitian ini berupa prosedur kerja dalam suatu penelitian tindakan kelas yang ditempuh selama 2 siklus dengan post-test di setiap akhir pertemuan pembelajaran.Sedangkan setiap siklus penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 (empat) tahapan, yang dilakukan secara berurutan, yaitu tahap perencanaan (planing), pelaksanaan atau tindakan (acting), pengamatan/observasi (observation), dan refleksi (reflection). Tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas X-1 MAN 1 Garut ini dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 1

Siklus Tahapan Penelitian Tindakan Kelas X-1 MAN 2 Kota Sukabumi

Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan diberi makna. Pada penelitian ini, Data disajikan secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. data kualitatif, berupa catatan lapangan dan tugas peserta didik. Sedangkan data kuantitatif adalah hasil tes peserta didik selama kegiatan belajar mengajar dan setelah selesai materi yang diajarkan (post test). Untuk data kualitatif, analisis yang digunakan adalah analisis non statistik, yaitu analisis deskriptif kualitatif, analisis data yang diwujudkan bukan dalam bentuk angka-angka, melainkan dalam bentuk laporan dan uraian deskriptif. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui prosentase belajar peserta didik melalui model Blended learning, dengan rumus sebagai berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pada setiap akhir proses pembelajaran yang dilaksanakan post-test dan akan dianalisa untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan pembelajaran yakni untuk mengetahui peningkatan penguasaan peserta didik pada materi aturan sinus di kelas X-1 MAN 1 Garut.

Tabel 1

Perbandingan dan Selisih Pertemuan pada Siklus I

Keterangan

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Selisih

% Kenaikan

Jumlah Nilai

1716

2400

+684

39,86%

Nilai tertinggi

64

92

+28

43,75%

Nilai terendah

40

68

+28

28,40%

Rata-rata

55,35

77,41

+22,06

39,85%

Memenuhi KKM

0%

71,19%

+71,19%

71,19%

Tidak memenuhi KKM

100%

28,81%

-71,19%

-71,19%

Dari tabel di atas terlihat bahwa tindakan pada siklus pertama dapat meningkatkan pemahaman belajar peserta didik mata pelajaran PJOK materi Pasing atas dan Pasing bawah kelas X-1. Skor rata-rata mengalami peningkatan 22.06 dimana kondisi awal adalah 55.35 meningkat menjadi 77.41. Tingkat ketuntasan peserta didik meningkat 71.19%. Walaupun adanya peningkatan tersebut ternyata masih belum mencapai target penelitian. Rata-rata kelas sudah memenuhi indikator pencapaian, namun peserta didik yang memiliki nilai di atas KKM masih kurang dari 75% peserta didik dari jumlah peserta didik di kelas.

Tabel 2

Perbandingan dan Selisih Pertemuan pada Siklus II

Keterangan

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Selisih

% Kenaikan

Jumlah Nilai

1472

2528

+1056

71,74%

Nilai tertinggi

56

100

+44

78,57%

Nilai terendah

32

68

+36

112,50%

Rata-rata

49,07

84,27

+55,93

71,73%

Memenuhi KKM

0%

90%

+90%

90%

Tidak memenuhi KKM

100%

10%

-90%

-90%

Dari tabel tersebut terlihat bahwa pembelajaran PJOK materi Pasing atas dan Pasing bawah dengan menggunakan metode pembelajaran blended learning pada peserta didik kelas X-1 dapat meningkatkan rata-rata pemahaman belajar peserta didik pada siklus II sebesar 55.93 dengan kondisi awal 49.07 meningkat menjadi 84.27 dan ketuntasan hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan sebesar 90% dengan kondisi awal 0% meningkat menjadi 90%.

Diskusi

Penelitian tindakan kelas yang ditempuh selama 2 siklus dengan post-test di setiap akhir pertemuan pembelajaran.Sedangkan setiap siklus penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 (empat) tahapan, yang dilakukan secara berurutan, yaitu tahap perencanaan (planing), pelaksanaan atau tindakan (acting), pengamatan/observasi (observation), dan refleksi (reflection).

Siklus I

Perencanaan pelaksanaan siklus I dilakukan dengan melakukan kegiatan sebagai berikut: Mengadakan diskusi dengan pengampu mata pelajaran PJOK mengenai penelitian yang akan dilakukan dikelas X-1 dengan menggunakan metode pembelajaran Blended learning, menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan metode pembelajaran Blended learning materi pembelajaran Pasing atas dan Pasing bawah, menyiapkan berbagai instrumen yang digunakan dalam penelitian. Intrumen yang dimaksud antara lain lembar pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan sikap peserta didik, lembar kerja peserta didik, dan lembar soal, menyiapkan perangkat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran ketika melakukan penelitian. Dokumentasi yang dimaksud berupa foto-foto kegiatan peserta didik dan guru, menyiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengamatan peserta didik ketika melakukan pembelajaran sesuai dengan langkah metode pembelajaran Blended learning.

Pelaksanaan siklus I dilakukan dengan mempelajari kompetensi dasar pada penelitian siklus I yaitu mempelajari Pasing atas dan Pasing bawah yang dipelajari dalam kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan yang dilakukan guru dan peserta didik adalah guru dan peserta didik mempersiapkan diri untuk melakukan pembelajaran, guru mengucapkan salam dan peserta didik menjawab salam, selanjutnya guru dan peserta didik berdoa sebelum memulai pembelajaran, guru memeriksa kehadiran peserta didik dan dilanjutkan menjelaskan tata tertib dalam pembelajaran antara lain tidak membuang sampah sembarang, tidak makan dan minum. Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk mengambil sampah yang ada dilantai dan dibuang ke tempat sampah serta guru meminta peserta didik untuk merapikan meja peserta didik agar rapi, guru melakukan apersepsi berupa tanya jawab tentang materi sel yang diketahui peserta didik sebelumnya. Pada kegiatan tanya jawab ini guru bertanya mengenai pengertian sel yang peserta didik ketahui sebelumnya, pada pertanyaan tersebut peserta didik yang berani menjawab hanya sekitar 5 orang dengan jawaban ragu-ragu, guru menjelaskan tujuan dan materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar selanjutnya guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus.

Kegiatan inti yang dilakukan yaitu sesuai dengan metode pembelajaran Blended learning adalah guru memberikan pretest melalui www.formative.com yang sudah di post di google classroom, guru memberikan lembar kerja peserta didik individu tentang topik hari ini, guru meminta peserta didik untuk bergabung di www.nearpod.com untuk mengakses materi pembelajaran dan melakukan pembelajaran secara kolaboratif, guru memutar video tentang Pasing atas dan Pasing bawah, guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk mengisi lembar kerja yang sudah dibagikan, guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk melakukan think-pair-share untuk bertukar pikiran tentang jawaban lembar kerja peserta didik, guru melakukan diskusi untuk memberikan penjelasan dan konfirmasi terhadap jawaban di lembar kerja peserta didik, guru membagikan lembar kerja kelompok ke setiap kelompok, guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk bergabung di www.edpuzzle.com untuk mengerjakan latihan soal yang berbasis video dilanjutkan membuat poster berdasarkan topik yang ada didalam video secara kelompok, guru memberikan instruksi kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan poster dan jawaban latihan dari www.edpuzzle.com, guru melakukan diskusi untuk memberikan penjelasan dan konfirmasi terhadap jawaban soal di www.edpuzzle.com.

Kegiatan penutupan kegiatan yang dilakukan adalah guru membuka sesi tanya jawab kepada peserta didik, guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, guru memberikan konfirmasi terhadap keismpulan pembelajaran yang telah disampaikan oleh perwakilan peserta didik, guru memberikan apresiasi terhadap kelompok atau peserta didik dengan nilai tugas terbaik, guru memberikan ringkasan atau topik pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya guru menutup sesi pembelajaran dengan salam dan guru memberikan pertanaan “exit tiket” sebelum peserta didik diperbolehkan keluar dari kelas.

Kegiatan pengamatan dalam penelitian ini ditujukan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, peneliti memperoleh beberapa temuan berkaitan dengan kegiatan guru maupun peserta didik. Dalam pertemuan pertama guru masih belum menguasai kelas secara maksimal. Guru cenderung memperhatikan peserta didik-peserta didik yang duduk di depan saja. Tulisan guru dipapan tulis masih kecil sehingga peserta didik yang duduk dibelakang kesulitan untuk membaca. Meskipun pada akhirnya peserta didik dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan tahapan pembelajaran Blended learning. Dalam penelitian siklus pertama guru sudah baik dalam memancing peserta didik dalam mengemukakan pendapat, namun masih sedikit peserta didik yang berani mengemukakan pendapat. Masih banyak peserta didik yang ragu-ragu dan malu untuk mengemukakan pendapat. Dalam kegiatan pengumpulan data masih ada peserta didik yang tidak aktif.

Hasil kegiatan refleksi pada siklus I adalah pembelajaran yang dilakukan dalam siklus I sudah berjalan cukup baik. Kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik sudah sesuai dengan tahapan pembelajaran blended learning hanya saja guru masih belum bisa menguasai kelas. Peserta didik laki-laki masih cenderung ramai dan mengobrol di kelas. Guru hanya memperhatikan peserta didik-peserta didik yang duduk di depan. Peserta didik yang dibelakang masih kurang diperhatikan dalam pembelajaran. Antusiasme peserta didik dalam presentasi masih kurang. Peserta didik belum aktif bertanya, menyanggah dan berkomentar kepada peserta didik yang melakukan presentasi. Masih rendahnya antusisme peserta didik dalam pembelajaran menjadi permasalahan yang sangat disorot, walaupun masih ada masalah-masalah lain yang perlu diperbaiki. Untuk meningkatkan antusiasme peserta didik dalam pembelajaran. Pada siklus II setiap kelompok diwajibkan untuk berkomentar, bertanya ataupun menyanggah kepada peserta didik yang sedang melakukan presentasi. Selanjutnya peserta didik laki-laki yang cenderung ramai dan mengobrol dikelas dipindah duduk di depan. Selain itu guru berusaha agar menguasai kelas dan memperhatikan peserta didik baik yang duduk didepan ataupun dibelakang. Tulisan guru juga akan diperbaiki lagi sehingga semua peserta didik dapat membaca.

Siklus II

Perencanaan yang dilakukan adalah sebagai langkah persiapan untuk melakukan tindakan pada siklus II. Siklus ini dilaksanakan sebagai perbaikan pada siklus I dan untuk meningkatkan hasil belajar agar dapat mencapai indikator pencapaian. Kegiatan dalam perencanaan penelitian siklus II ini adalah menyiapkan berbagai instrumen yang digunakan dalam penelitian. Instrumen yang dimaksud antara lain lembar pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan sikap peserta didik, lembar kerja peserta didik, soal pertemuan 1 dan soal pertemuan 2, menyiapkan perangkat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran ketika melakukan penelitian. Dokumentasi yang dimaksud berupa foto-foto kegiatan peserta didik dan guru, menyiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengamatan peserta didik ketika melakukan pembelajaran sesuai dengan langkah blended learning.

Pelaksanaan siklus II yaitu mempelajari materi tentang Pasing atas dan Pasing bawah. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2022. Kompetensi dasar pada penelitian ini adalah menyelesaikan permasalahan terkait dengan Pasing atas dan Pasing bawah. Kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran adalah pendahuluan, inti dan penutup. Kegiatan yang dilakukan dalam pendahuluan adalah guru dan peserta didik mempersiapkan diri untuk melakukan pembelajaran, guru mengucapkan salam dan peserta didik menjawab salam, selanjutnya guru dan peserta didik berdoa sebelum memulai pembelajaran, guru memeriksa kehadiran peserta didik dan dilanjutkan menjelaskan tata tertib dalam pembelajaran antara lain tidak membuang sampah sembarang, tidak makan dan minum. Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk mengambil sampah yang ada dilantai dan dibuang ke tempat sampah serta guru meminta peserta didik untuk merapikan meja peserta didik agar rapi, guru melakukan apersepsi berupa tanya jawab tentang materi sel sebelumnya. Pada siklus II ini peserta didik sudah mulai percaya diri dan berani dalam mengemukakan pendapat, guru menjelaskan tujuan dan materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar selanjutnya guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus, guru memberikan soal untuk mengetahui pengetahuan peserta didik tentang Pasing atas dan Pasing bawah sebelum mendapatkan pembelajaran. Soal ini juga digunakan sebagai acuan awal setiap siklus untuk membandingkan peningkatan hasil belajar peserta didik. Ketika mengerjakan soal ini, peserta didik mengerjakan secara mandiri dan tidak boleh mencontek.

Kegiatan inti yang dilakukan yaitu sesuai dengan metode pembelajaran blended learning, sebagai berikut guru memberikan pretest melalui www.formative.com yang sudah di post di google classroom, guru memberikan lembar kerja peserta didik individu tentang topik hari ini, guru meminta peserta didik untuk bergabung di www.nearpod.com untuk mengakses materi pembelajaran dan melakukan pembelajaran secara kolaboratif, guru memutar video tentang sel, guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk mengisi lembar kerja yang sudah dibagikan, guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk melakukan think-pair-share untuk bertukar pikiran tentang jawaban lembar kerja peserta didik, guru melakukan diskusi untuk memberikan penjelasan dan konfirmasi terhadap jawaban di lembar kerja peserta didik, guru membagikan lembar kerja kelompok ke setiap kelompok, guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk bergabung di www.edpuzzle.com untuk mengerjakan latihan soal yang berbasis video dilanjutkan membuat poster berdasarkan topik yang ada didalam video secara kelompok, guru memberikan instruksi kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan poster dan jawaban latihan dari www.edpuzzle.com, guru melakukan diskusi untuk memberikan penjelasan dan konfirmasi terhadap jawaban soal di www.edpuzzle.com.

Kegiatan penutupan pada siklus II ini adalah guru membuka sesi tanya jawab kepada peserta didik, guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, guru memberikan konfirmasi terhadap keismpulan pembelajaran yang telah disampaikan oleh perwakilan peserta didik, guru memberikan apresiasi terhadap kelompok atau peserta didik dengan nilai tugas terbaik, guru memberikan ringkasan atau topik pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya, guru menutup sesi pembelajaran dengan salam, guru memberikan pertanaan “exit tiket” sebelum peserta didik diperbolehkan keluar dari kelas.

Tahapan observasi dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan oleh peneliti dan dibantu observer sebagai salah satu hasil penelitian siklus II. Peneliti mendapati bahwa kegiatan guru maupun peserta didik mengalami peninkatan dibandingkan kegiatan yang dilakukan pada siklus I. Peningkatan ini berkaitan dengan poin-poin yang menjadi indikator dalam instrumen pengamatan. Pada siklus II ini guru telah memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I sesuai pada refleksi siklus I. Guru dapat mengusai kelas secara penuh. Semua peserta didik baik yang duduk di depan dan dibelakang mendapatkan perhatian. Dalam proses pembelajaran suara guru juga lebih keras. Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran pun sesuai dengan pembelajaran menggunakan metode blended learning

Antusiasme peserta didik pada siklus II ini juga lebih baik dan meningkat dibandingkan dengan siklus I. Dalam hal tanggung jawab semua peserta didik telah berhasil dan mampu bertanggung jawab dalam menyelesaikan semua tugas pembelajaran secara baik dan benar dengan skor rata-rata sikap tanggung jawab seluruh peserta didik yaitu 100%. Begitu juga dalam hal kerjasama kelompok, semua peserta didik dapat bekerjasama dengan baik dan aktif dalam kelompoknya masing-masing dengan skor 100%. Pada sikap percaya diri peserta didik dalam mengemukakan pendapat juga mengalami peningkatan dari pada siklus I. Peserta didik sudah berani mengemukakan pendapat, bertanya, berkomentar dan menyanggah dalam proses pembelajaran maupun dalam presentasi tanpa ragu-ragu walaupun masih ada yang kurang tepat dalam berpendapat.

Hasil tahap refleksi pembelajaran siklus II adalah secara umum pembelajaran pada siklus II semakin baik dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I. Kegiatan peserta didik dalam siklus II jauh lebih baik, peserta didik dapat secara mandiri menyelesaikan semua tugas dalam LKS penuh tanggung jawab. Peserta didik lebih cekatan dalam melakukan pengambilan data serta lebih cepat dalam melakukan pengambilan data. Antusiasme peserta didik dalam mengemukakan pendapat juga tampak lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I.

Kegiatan ini didukung oleh peran guru dalam fasilitator secara baik selama proses pembelajaran. Adanya pengalaman siklus I guru jauh lebih baik dalam mengendalikan seluruh peserta didik. Pada hasil tes siklus II ini telah mampu mencapai target sesuai dengan indikator pencapaian yang telah ditetapkan. Indikator pencapaian dalam penelitian ini yaitu sekurang-kurangya 75% peserta didik dalam kelas mendapatkan nilai diatas atau sama dengan KKM yaitu 75 sesuai yang telah ditetapkan oleh MAN 1 Garut. Dengan perhitungan rata-rata kelas mendapatkan nilai diatas 75. Hasil belajar pada siklus II ini telah melampaui target, maka peneliti memutuskan telah berhasil dan tidak melanjutkan lagi penelitian ini

Sesuai dengan uraian di atas, mulai dari deskripsi hingga hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti akan memaparkan dan membahasnya dalam subbab pembahasan ini. Sebelum dilakukan penelitian di MAN 1 Garut, peneliti mendapati pembelajaran materi sel sudah dilakukan dengan cara variatif khususnya di kelas X-1. Namun yang masih belum banyak dilakukan adalah variasi menggunakan metode dan pendekatan ketika pembelajaran teori.

Guru masih sering menyampaikan pembelajaran dengan ceramah dan peran peserta didik dalam proses pembelajaran masih pasif. Peserta didik terlihat tidak bersemangat, banyak yang mengobrol sendiri, ada yang mengantuk dan lain sebagainya. Dilihat dari segi hasil belajar nilai pada ulangan harian peserta didik kelas X-1 masih rendah banyak yang dibawah KKM (tidak tuntas). Sesuai dengan kondisi awal tersebut peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian tindakan kelas menggunakan metode pembelajaran blended learning untuk meningkatkan pemahaman peserta didik.

Pada bulan Agustus 2022 peneliti mulai melakukan serangkaian persiapan seperti mempersiapkan, membuat dan memvalidasi materi, instrumen penelitian, alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

Pada tahap perencanaan siklus I dan II peneliti mempersiapkan materi pembelajaran sesuai dengan tema pada pembelajaran minggu tersebut. Materi pembelajaran yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan sumber materi yang sama seperti yang digunakan guru mata pelajaran PJOK di MAN 1 Garut. Dengan kata lain peneliti tidak melakukan validasi materi pembelajaran dengan guru PJOK MAN 1 Garut. Selanjutnya peneliti membuat instrumen berupa RPP, lembar kerja peserta didik (LKS), lembar observasi kegiatan guru dalam pembelajaran sesuai dengan tahapan pada RPP dengan menggunakan metode pembelajaran blended learning dan lembar observasi aktivitas peserta didik. Sikap peserta didik yang diamati hanya sikap-sikap yang menonjol pada pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran blended learning yaitu sikap tanggung jawab, kerjasama, percaya diri, toleransi dan jujur. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 28-29 Agustus 2020 dalam 2 pertemuan masing-masing selama 2 x 45 menit atau sekitar 2 jam pelajaran. Kompetensi dasar pada penelitian siklus I yaitu memahami struktur dan fungsi sel hewan.

Pada pembelajaran siklus I ini hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan sebesar 22.06 dimana kondisi awal rata-rata kelas sebelum tindakan sebesar 55.35 meningkat menjadi 77.41. Tingkat ketuntasan peserta didik meningkat 71.19% dari kondisi awal 0% dengan kata lain tidak ada nilai peserta didik yang tuntas sebelumnya. Namun demikian walaupun adanya peningkatan tersebut ternytata masih belum mencapai target penelitian. Rata-rata kelas sudah memenuhi indikator pencapaian, namun peserta didik yang memiliki nilai di atas KKM masih kurang dari 75% peserta didik dari jumlah peserta didik di kelas.

Dari hasil refleksi penyebab yang sangat menonjol belum tercapainya target penelitian yaitu kurangnya antusiasme peserta didik dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu penelitian pada siklus II mengalami perbaikan agar hasil dan proses pembelajaran dapat meningkat. Dalam siklus II setiap kelompok diwajibkan untuk bertanya ketika peserta didik lain sedang melakukan presentasi. Semua peserta didik yang belum paham diminta agar terus bertanya hingga memahami semua materi.

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 30-31 Agustus 2022 dalam 2 pertemuan masing-masing selama 2 x 45 menit atau sekitar 2 jam pembelajaran. Siklus II ini melalui tahapan yang sama seperti pada siklus I yaitu diawali dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan serta dilanjutkan dengan refleksi. pada siklus II ini pembelajaran biologi dengan menggunakan metode pembelajaran blended learning pada peserta didik kelas X-1 dapat meningkatkan pemahaman peserta didik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada siklus II sebesar 55.93 dengan kondisi awal 49.07 meningkat menjadi 84.27 dan ketuntasan hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan sebesar 90% dengan kondisi awal 0% meningkat menjadi 90%. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa target penelitian telah terpenuhi. Peningkatan hasil belajar tersebut merupakan hasil dari perbaikan pada siklus I yang mengedepankan keterlibatan semua peserta didik dalam setiap aktivitas belajar yang dilakukan. Peserta didik dibimbingan agar selalu menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami hingga seluruh peserta didik dapat mengusai materi yang dipelajari.

Pada hasil evaluasi atau post tes siklus I dan II mengalami peningkatan pada rata-rata skor kelas. Rata-Rata skor kelas pada siklus I yaitu 77.41 meningkat menjadi 84.27 dengan kata lain mengalami peningkatan 8.86%. Keaktifan peserta didik didalam kelas pada sikap tanggung jawab pada siklus I memiliki skor 89%, Kerjasama 85%, Percaya diri 78%, toleransi 83% dan Kejujuran peserta didik memiliki skor 94%. Pada siklus II keaktifan peserta didik mengalami peningkatan yaitu pada sikap tanggung jawab memiliki skor 100%, kerjasama 100%, percaya diri 96%, toleransi 87% namun pada sikap jujur mengalami penurunan dengan skor 89%.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemahaman peserta didik kelas X-1 di MAN 1 Garut dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode pembelajaran blended learning yaitu hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan sebesar 22.06 pada siklus I dengan kondisi awal 55.35 meningkat menjadi 77.41. Hasil belajar siklus II mengalami peningkatan sebesar 55.93 dengan kondisi awal 49.07 meningkat menjadi 84.27. Rerata kenaikan pada siklus I yaitu 38,95% dan 71,73% pada siklus II. Kenaikan hasil belajar merepresentasikan kenaikan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran.

Hail penelitian ini menghendaki adanya transformasi dalam proses pembelajaran diantaranya memberikan reward kepada peserta didik yang berhasil menjawab pertanyaan, pada kegiatan presentasi sebaiknya kelompok lain diwajibkan untuk berkomentar, bertanya dan menyanggah kelompok yang sedang presentasi untuk meningkatkan antusiasme peserta didik, metode pembelajaran blended learning sangat disarankan untuk diterapkan dalam pembelajaran karena dapat mengajarkan peserta didik untuk berfikir kritis dan meningkatkan partisipasi peserta didik, metode pembelajaran blended learning dapat diterapkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan sikap peserta didik pada sikap kerjasama, tanggung jawab, toleransi, jujur dan percaya diri, ketegasan guru dalam proses pembelajaran sangat diperlukan agar peserta didik tidak menyepelekan pembejaran.

Implikasi dari penelitian ini dapat menciptakan suasana pembelajaran yang interaktif sehingga memicu antusiasme peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, selain itu student-centered learning dapat terwujud dengan menggunakan model pembelajaran ini.

REFERENSI

Zainuddin, Z., Muftia Keumala, C., Tinggi Ilmu Ekonomi Lhokseumawe, S., Room, A., & Wah, M. (2018). Blended learning Method Within Indonesian Higher Education Institutions. In Jurnal Pendidikan Humaniora (Vol. 6, Issue 2). http://journal.um.ac.id/index.php/jphpISSN:2338-8110/eISSN:2442-3890

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post