Memang buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Peribahasa itu memang selalu dipakai ketika seorang menirukan gayanya persis seperti orang tuanya.

Seorang anak yang keras kepala terkadang merupakan sebuah cerminan dari sikap orang tuanya yang juga keras kepala. Mungkin ketika orang tuanya sudah banyak mengalami manis dan pahitnya kehidupan, maka keras kepalanya sudah mulai berkurang. Atau bisa dikatakan insaf. Namun ketika si anak bersikap keras kepala sadar ataupun tidak pasti sebagai orang tua kita juga berfikir mungkin seperti inilah sikap kita ketika kita masih muda.

Namun, tiadak semua sikap jelek kita, kita wariskan pada anak. Semua memiliki positif dan negatif. Tinggal kita saja yang terus berusaha untuk menumbuhkan sikap positif tersebut menjadi semakin berkembang. Dan seminimal mungkin kita untuk mengurangi sikap negatif.

Ada kejadian dimana seorang anak menjadi sahabat dari sahabat ibunya. Ibu tersebut merasa cocok dengan sahabatnya. Bisa dikatakan ada beberapa kesamaan diantara mereka berdua. Saat itu si ibu masih mengandung. Memang ibu tersebut memiliki jarak usia yang cukup jauh dengan sahabatnya karena mereka memang teman kerja. Sekitar 10 tahun lebih.

Ketika si ibu melahirkan dan anaknya menginjak usia 4 tahun, ibu beserta anak dan sahabatnya berjalan bersama-sama. Ketika itulah si anak mulai melhat figur yang dia sukai dari sahabat ibunya. Ada sedikit tomboi tapi asyik untuk diajak berjalan-jalan. Istilahnya sahabat ibunya tersebut ngemong dan asyik. Akhirnya si anak menjadikan sabahat ibunya menjadi figur yang dia sukai dan meniru gayanya. Bahkan ketika lama tidak berjumpa, si anak terkadang menanyakan keberadaan sahabat ibunya tersebut.

Memang terkadang kita mengagumi sosok orang lain tanpa melihat siapa dia. Ada yang menyukai seorang tokoh ada juga yang menyukai sosok orang terdekat kita. "Ku Suka Gayamu" maka Ku ingin menirumu.

Sweet Home, 22/10/2022