Baju Berbulu Ulat.

Pagi pagi sebelum anak anak tiba, aku sudah menggerayangi pohon belimbing wuluh tetangga depan sekolahku, untuk sekedar meminta 2.3 buah belimbing wuluh yang akan aku gunakan sebagai obat kolesterolku. Biasanya buah belimbing wuluh di halaman itu banyak berserakan tetapi kali ini buah belimbing tak nampak berbuah mungkin sedang tidak musim, lagi pula banyak benalu yang menempel disekitar pohon belimbing seperti kulit naga yang banyak melilit pohon belimbing sehingga benar benar seperti pohon ular naga yang menutupi dahan hingga menyulitkan belimbing berbuah.

Rumah tetangga di depan sekolahku itu halamannya di tumbuhi banyak sekali pohon yang rimbun dan tinggi kadang kadang kami suka memanfaatkannya tak hanya di jadikan untuk media pembelajaran kami juga suka minta daun salam untuk masak nasi liwetan bersama guru guru. Atau daun sirih untuk obat mimisan. Tentunya aku meminta izin dulu walau ibu yang punya rumah terlalu baik, ia akan senang jika tanaman di halamannya itu dapat bermanfaat.

Maksud hati ingin buah belimbing tapi tak ku dapati kulihat hanya ada beberapa buah saja tapi buat aku itu terlalu tinggi, ku coba untuk mengambil dengan sebilah bambu dan hanya 3 buah yang aku dapatkan itu juga buahnya tidak mulus mungkin di makan ulat atau semut. Tak apalah kalau untuk obat tak perlu banyak hanya sekedarnya saja. Buah belimbing yang seperti di makan ulat itu dan yang hitamnya aku buang yang lainnya ku pisahkan untuk di cuci.

Entah apa yang ku lihat saat mencucinya kurundukan kepalaku tanpa ku sadari ujung mataku melihat sesuatu yang memanjang di bawah pundak sebelah kanan seperti bergerak spontan ku berteriak iiiih............iiih.... iiiih..... sambil mataku meram jijik ku pukul pukul dengan kain serbet/ lap yang ada di dapur ku lihat lagi hanya terlihat ujungnya karena kepalaku menjauh. Uuuh .....uuuh...uuuh..... aku mulai kesal ........yang menempel itu masih ada rupanya ulat ulat bulu atau ulat jengkal yang membengkok warna coklat tetap masih nempel di baju tanganku.

Tak ku sadari saking kesalnya ku lempar lap itu dan berlari ke ruang kelas tampak anak anak sudah mulai berdatangan ku hampiri salah seorang guru yang ada di situ ku tunjukan tangan kananku sambil minta tolong iiiih....iiih...... cepet iiih cepet tolong buang ini. kedua tanganku masih memegang belimbing dan aku hanya menunjuk dengan isyarat ke arah tangan kanan atas. Apa bu...? tanya Bu guru,,,,,,,,,, iiiih itu ulatnya tolong buang nempel terus bandel , guru hanya melihat saja nonton aku yang ke gelian “,ih... malah pada tertawa. Mana bu ..?

akhirnya aku jongkok sambil menutup mukaku dengan kedua tanganku yang masih basah. Biar salah seorang guru yang ada di situ bisa membuang ulat yang ada di baju tanganku . mendengar ribut ribut anak anak yang mulai berdatangan melihat ulahku dengan terheran heran .kenapa bu guru........? salah seorang anak bertanya. Itu ulatnya masih ada ga..........? tanyaku berharap anak anak ada yang berani mengambilnya karena guru guru malah menjauh aku berpikir mungkin mereka sama sama takutnya dengan ulat bulu yang menjijikan itu. Mana ulatnya Bu guru ? .....tanya anak lagi...itu tuh.... aku tetap menunjuk dengan ujung mata ga berani melihat apalagi mengambilnya geli .......iiiiihhhhhhh.” Mana ini bu guru........ tanya anak anak ! iya jawabku sambil merem. Ini mah cap bu guru bukan ulat .................! jawab anak anak sambil memegang lokasi DINAS PENDIDIKAN yang menempel dibaju tangan kanan sebelah atas. Serentak semua guru dan anak anak ikut tertawa menertawakan kepala sekolah yang takut ulat. Udah deh ga bisa ngomong hanya semua tertawa melihat ulahku .............................. aku hanya kepikiran itu ulat yang jatuh saat mengambil buah belimbing. Ternyata aku lupa bahwa setiap hari senin dan selasa PNS wajib pakai baju dinas warna kaki lengkap dengan atribut. Ya senin pagi yang ceria semua senang melihat ku memakai baju berbulu ulat........................

“ edisi pengalaman lucu “ CIMAHI 13032017