#Tantangan Menulis Gurusiana 365 Hari, Hari Ke-19

Pentigraf

Sudah menjadi kodratnya di dunia ini semua berpasangan. Ada laki - laki ada perempuan. Ada baik ada buruk. Ada Tinggi ada rendah, Ada atasan ada bawahan. Atasan tidak akan bisa disebut atasan kalau tidak ada bawahan. Namun pada umumnya diluar sana sebagus bagusnya performance, yang selalu menjadi titik fokusnya selalu atasan. Atasan selalu terambisi dipandang prima. Atasan yang luar biasa. Atasan dengan citranya. Atasan yang ternama.

Sebenarnya bawahan itu juga punya peran yang sama. Kadang justru bawahanlah yang berperan maksimal untuk mewijudkan satu performance yang maksimal. Posisilah yang membedakan antara bawahan dan atasan. Mereka mempunyai ranah kewenangannya masing - masing. Bawahan sebagai pendukung satu performance yang ingin dicapai menyesuaikan sasaran yang akan dicapai oleh atasannya.

Berdasarkan jenjangnya, atasan memang sudah pasti diposisi atas, sementara bawahan sudah jelas ada dibawah jenjang atasan. Walaupun bawahan posisinya dibawah atasan tapi bawahan mempunya andil yang besar terhadap citra atasan. Karena itu atasan dan bawahan sejatinya harus bersinergi untuk citra yang baik dan maksimal. Baiknya bawahan akan baik pula citra atasan, dan buruknya bawahan akan berakibat buruknya pula citra atasan. Keduanya saling melengkapi, sehingga jika salah satunya tidak ada maka tidak akan bermakna apa - apa. Sama halnya dengan baju atasan yang dipakai oleh orang di seberang jalan itu, apa jadinya jika tidak pakai bawahan.