#Tantangan Menulis Gurusiana 365 Hari, Hari Ke-46

Siapa yang tak pernah punya ekspektasi? Siapapun pasti pernah mempunyai ekspektasi.Tentang harapan, cita-cita, mimpi, bahkan ambisi tentang sesuatu.

Umumnya semua ekspektasi tertuju pada diri sendiri. Untuk kita, untuk kita dan untuk kita. Saat berbuat sesuatu atau menuntut sesuatu kepada orang lain semata-mata karena ingin sesuatu untuk diri kita Ingin orang lain membahagiakan kita ingin orang lain memenuhi permintaan kita, ingin orang lain membalas kebaikan kita, ingin orang lain paham apa yang kita inginkan, ingin orang lain menyukai kita, bahkan ingin Tuhan memberi apapun yang kita minta. Semua seakan harus menuju pada kita, kita, dan kita.

Akibatnya saat semua kenyataan jauh berbeda dengan ekspektasi yang diinginkan maka yang terjadi adalah stressing dan frustasi. Hidup menjadi berat karena dipenuhi oleh tekanan-tekanan bathin yang dalam karena penolakan yang tidak pernah diharapkan, atau karena penentangan terhadap eskpektasi-ekspektasi itu.

Rasa kesal, marah, emosi, hingga pada rasa rendah diri menguasai diri akibat ketidaksiapan mental menerima suatu penolakan atau penentangan. Menyalahkan apa saja dan siapa saja yang tidak sesuai dengan ada dalam pikiran.

Semua itu karena kita lupa, bahwa kita perlu juga memberi. Memberi mereka bahagia, kita perlu melayani, memahami apa yang mereka inginkan, atau memberi do'a kebaikan untuk mereka.

Beri bahagia untuk mereka dengan segenap ketulusan, karena saat mereka bahagia karena kita yang membahagiakan maka hati kita akan bahagia dengan sendirinya.