Andamdewi

Seorang guru di SMK N 5 Pangkalpinang...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kasih Sayang di Pondok Martabak

#Tantangan Menulis Gurusiana 365 Hari, Hari Ke-16

 

Martabak. Siapa yang tidak kenal.dengan camilan yang satu ini. Camilan hangat yang jam operasionalnya dimulai dari sore hingga malam hari tak pernah sepi oleh pelanggan. Camilan yang telah eksis selama puluhan tahun lamanya yang seolah - olah tak lekang oleh masa. Pondok - pondok martabak selalu hadir.disetiap sudut kota dengan aneka rasa yang sejak dahulu pun tetap sama.

Sore itu cuaca lebih sejuk dari biasanya, karena memang sejak pagi hingga menjelang sore hari daerah tempatku tinggal diguyur hujan tak henti. Saat hujan mulai mereda terbersit dikepalaku untuk membeli martabak yang hangat untuk disantap bersama anak - anak sambil menikmati sejuknya sabtu malam diteras depan rumah. Kemudian aku bersiap - siap menuju pondok martabak yang sudah menjadi langgananku.

Setibanya disana seperti biasa sebelum memesan aku  memilih toping apa yang akan ku pesan. Satu pilihan sudah aku tentukan yaitu satu porsi martabak manis toping keju dan coklat serta satu porsi martabak telur ayam paket biasa. Tampak beberapa pelanggan yang datang saling berrebut memesan pesanan mereka masing - masing. Tapi aku selalu tidak ingin berebut memesan seperti mereka.

Ada satu hal yang membuatku nyaman walau harus menunggu lama. Aku selalu menikmati kesibukan penjual martabak itu yang  dengan cepat namun tenang dalam melayani para pelangganya. Penjual martabak itu merupakan sepasang suami istri yang selalu terlihat kompak dan saling bantu dalam menyiapkan pesanan. Setiap gerak, mimik wajah, gestur selalu menjadi pusat perhatianku. Untung saja mereka selalu sibuk dengan racikan  - racikannya sehingga mereka tidak menyadari kalau aku sibuk memperhatikan mereka. Hanya saja aku harus waspada untuk tidak terlalu terlena melihat kesibukan penjual martabak itu, supaya para pelanggan lain tidak memperhatikan aku yang asik mengamati pasangan suami istri penjual martabak itu.

Mereka selalu tampak asik sekali mengerjakan pesanan  - pesanan pelanggan sambil berbincang - bincang. Walau sesekali tapi selalu ada sesuatu yang mereka bicarakan sambil sesekali tertawa dan bercanda sembari mengerjakan olahan pesanan martabak pelangganya. Adakalanya sang suami seperti menggoda hingga istrinya tertawa  malu - malu. Adakalanya saat aktivitas suami meracik - racik mulai berkurang, sang suami membelai - belai kepala istrinya yang tertutup hijab. Aku melihatnya tidak tampak seperti pamer kemesraan, melainkan spontanitas saja. Adakalanya saat suami tengah meracik kemudian ia merasa ada sesuatu mungkin serangga yang menggerayangi daerah wajah atau leher, tak sungkan - sungkan didepan para pelanggan ia meminta istrinya untuk menyingkirkan itu dari area yang ia rasakan. Mungkin pelanggan lain tidak begitu memperhatikan itu. Tapi entah mengapa itu sangat tertangkap.dalam pandanganku sehingga waktu antri yang lama membuatku tak merasa lama menunggunya. Kasih sayang sangat kental terbersit dalam benakku yang membuat mereka tampak akrab dan bahagia.

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

So sweet. Romantisme tidak melulu seperti dalam sinetron. Yang kita lihat di depan mata seperti ini lebih nampak natural

22 Jun
Balas

iya bun, makanya saya terlena plus iri sebenarnya..hihi.. makasih ya bun atas kunjunganya..salam.sukses

22 Jun



search

New Post