Biarkan Aku memilih
Krak.. masih teringat kalau saya sudah berjanji akan terus menulis apa saja meski itu Cuma sebaris kata tapi lebih bermakna kalau asyiik di baca bingkisan ku buka dengan cuter yang ada ha ha Pink Candy
BIARKAN AKU MEMILIH
Aku tidak tahu harus mulai dari mana ya untuk bercerita padamu. Tapi tak ada salahnya ku coba mencoret beberapa garis lurus yang tak beraturan. Kau bukan tipe orang yang mudah untuk di goda jelas terlihat di raut wajahmu tahu kisah ini bahkan terlibat dalam hal yang tak terduga.
Buku kecil izinkan aku menulis kembali kisah temanku yang sedang bimbang dengan keinginan dirinya dan keinginan orang tua terutama papanya. Sebuah keluarga masing-masing punya keinginan untuk meraih sesuatu yang bisa membuat orang sekitar menjadi bangga.
Kami berteman di kelas III SMA yang setiap angkatan punya wartawan muda yang telah dilatih untuk belajar meliput semua kegiatan di sekolah. Termasuk mencari berita di antara teman-teman yang memiliki prestasi di sekolah maupun kegiatan ekstra kurikuler.
Bruk..foto-foto di tangan Bobi terlepas jatuh ke lantai terhambur semua.
"Hai kertas apa itu berserakan di lantai?” tegur papa.
“Maaf pa, ini cuma tugas dari sekolah foto-foto kegiatan teman di acara pentas seni,” kata Bobi sambil memungut setiap lembar foto yang berserakan di lantai.
“Itu artinya kamu masih sibuk dengan kagiatan yang papa tidak suka apa itu?” tanya papa.
“Iya.. kegiatan wartawan muda yang di setiap sekolah harus memiliki karya dengan foto kegiatan yang ada di sekolah,” kata Bobi.
“Papa mau kamu jadi dokter bukan jadi wartawan ya,” kata papa suara tinggi. Bobi hanya diam pergi berlalu meninggalkan ruang keluarga. Suatu saat kamu paham apa maksud papa.
“Papa mengapa sangat marah jika Bobi ikut kegiatan wartawan muda? itu semua kegiatan di sekolah,” kata mama.
“Pokoknya papa tidak suka ya!” kata papa tanpa memberi penjelasan yang masuk akal.
Bobi mendengar dari jauh kalau mama saja heran dengan kemarahan papa yang sungguh tidak jelas. Mengapa papa tidak pernah mendukung kegiatan Bobi selama ini padahal ini menantang sekali saat mencari berita kata Bobi dalam hati.
Buku kecil Bobi itu sudah mulai lancar dalam menulis berita sehingga banyak teman-temannya yang ingin tahu berita yang top di sekolah maka di cek pada Bobi saja.
“Hai kok kamu tidak tahu di bilangin sih, jangan suka usil ya,” kata Tiara
“Nanti aku lapor pada papamu,” kata Tiara mengamcam Bobi.
“Kamu itu sudah ketahuan udah di jodohin sama Laura si judes kan?” kata Tiara.
“Terserah saya dong mau berteman sama siapa, soal kamu mau lapor ke papa siapa takut!” kata Bobi tersenyum aja.
“Nanti saya boleh tulis tentang acara pemotretan di sekolah modelling CITRA,” bujuk Bobi pada Tiara.
“Tidak usahlah nanti Laura malah marah tak jelas jika tahu kamu selalu mengikuti semua kegiatanku,’ kata Tiara menolak dengan halus.
Bersambung..
#Tantangan gurusiana 145/2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah, tantangan Bobi ni. Jadi dokter plus wartawan aja hehe.... Keren, Bun
Terima kasih bu
Terima kasih bu
Terima kasih bu
Terima kasih admin bisa tayang
Terima kasih bu
Dialog-dialog yang lancar. Memikat membangun cerita.
Terima kasih bu
Mantap ceritanya Bunda, ditunggu lanjutannya
Terima kasih bu
Kisahnya menarik. Semoga Bobi maupun papanya bijak menyikapi. Salam sukses selalu.
Terima kasih bu
Terima kasih bu
Cerita yang menarik. Semoga sehat selalu Bunda.
Terima kasih bu