Andi Ardiman

Andi Ardiman,S.Pd Gr.,M.Pd lahir di Kota Padang, 27 Oktober 1991 Merupakan Guru Kelas pada MIN 3 Kota Padang, Telah menamatkan Program Pasca Sarjana Jurusan Pen...

Selengkapnya
Navigasi Web
KASIH TAK SAMPAI

KASIH TAK SAMPAI

Kasih Tak Sampai

Tak ada yang perlu disesali, seorang wanita memang butuh kepastian, apa lagi mengingat usianya untuk menikah pun sudah matang. Perjalanan cintaku dengannya amat begitu panjang tiga tahun bukan waktu yang sebentar, banyak kenangan memori yang tak pernah lupa diingatanku, apalagi dia memang cinta pertamaku. Bagiku dia memang wanita yang terbaik bukan saja cantik parasnya, tetapi dia memang wanita sholeha, perjalanan cintaku dengannya tak seperti pasangan lainnya, kami hanya bertemu di rumah, kala rindu melanda cukup temui dia di rumahnya itu pun beberapa kali dalam se tahun , kami tak ada jalan bersama mengingat komitmen kami bedua, jika belum halal kami tak akan pergi berduaan, kami masih menjunjung tinggi nilai – nilai orang Minangkabau.

Sejak ku bertemu dengannya, perasaan ku masih seperti biasa, mengingat dia merupakan teman sekelasku, dan sama- sama satu kampus tetapi aku sering memujinya karena ke sopananya, tutur katanya serta dia juga pintar bernyayi qasidah, makin hari berlalu membuatku kagum padanya, tetapi persaan kagum itu tak ku sampaikan padanya, semester demi semester berlanjut sampai pada akhir semester belum berani ku sampaikan perasaan ku padanya, pada saat masa- masa PPL kebetulan tempat PPL ku bersamaan dengannya dan aku tinggal di rumahnya di sinilah aku memahami dan mendalami karakternya, ini kesempatan yang baik untuk mengenal dia lebih lanjut. Pada masa- masa ini perasaan cinta ku masih terpendam padanya mengingat aku paling takut untuk mengatakan jatuh cinta pada seorang wanita, sebenarnya aku dari awal bertemu memang pemuja rahasianya.

Setelah berakhirnya masa- masa PPL, guru- guru tempat PPL sebenarnya telah menduga bahwa aku dengannya ada rasa suka begitu juga dia sebaliknya, tetapi sama- sama gengsi untuk mengungkapkan perasaan. Perasaan ku masih terpendam, dan berani mulai ku katakan padanya ketika kami sama- sama bimbingan skripsi, itupun pembimbingnya sama, kesempatan ini yang ku gunakan sebaik- baiknya. Malam itu ku coba kirim pesan padanya, ku coba ungkapkan perasaan ku padanya, seperti gayung bersambut dia juga mengagumiku, akhirnya kami putuskan untuk mencoba saling mengenal ke duanya, Alhamdulillah keluarganya pun aku sudah mengenal, dan komunikasipun berjalan dengan baik.

Perjalanan cinta kami memang sangat di uji, mengingat keluarganya meminta untuk kea rah yang lebih serius, disinilah aku mulai berfikir panjang, jika dilanjutkan ke yang lebih serius mau makan apa anak orang? Mengingat aku seorang guru honerer dengan gaji belum seberapa, itu pun status belum jelas, jika akan pergi ke tempatnya ini lah momok pertanyaan yang menakutkan bagiku, sedangkan saat ini aku masih berjuang melanjutkan S2 agar berharap hidup lebih sejahtera, dan masih aku janjikan padanya menikah selesai S2. Dalam masa melanjutkan studi ini, kembali orang tuanya memintaku untuk melanjutkan ke hal yang serius, tetapi masih ku tolak, mengingat orang tuaku belum mengizinkanku untuk menikah, dan belum mendapatkan restu. Semakin tekanan itu menghampiriku, pertengahan tahun 2018, ku sampaikan padanya “ Aku belum mampu melanjutkan ke yang lebih serius, jika ada orang yang lebih baik bagiku dengan dia saja, mengingat aku belum mapan, pada saat itu aku sedang berjuang keras untuk ujian tahap akhir Tes CPNS. Akhirnya kuputuskan untuk mengakhiri hubungan dengannya. Karena ada desakan saat itu, takdir urusan jodoh memang Allah swt yang mengatur, dan juga aku mengerti bahwa wanita memang butuh kepastian, dan tidak suka dengan lelaki yang neko- neko, mengingat aku saat itu memang di akhir masa- masa perjuangan untuk mengikuti ujian akhir CPNS. Beberapa bulan kemudian tibalah undangan pernikahannya, ku kirim ucapan selamat padanya, sebenarnya dari lubuk hati ku yang dalam masih mencintainya, tetapi ku Ikhlaskan bahwa dia bukan yang terbaik untukku, mungkin Allah swt akan mencari ganti yang lebih baik. Biarkan dia menjalani hidup dengan keluarga kecilnya,, smoga Allah selalu memudahkan urusan jodohku, kasih tak sampaiku padanya sudahku kubur dalam- dalam untuk melupakannya.

#Tantangan hari ke 26

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Yo, lai sabananyo tu?, tak mudah lho melupakan org yg pernah singgah di hati kita? Apalagi cinta pertama..Buktinya Andi kini masih jomlo

14 Feb
Balas

Wlw tak lagi dgnya, Insya Allah kl Andi terus berusaha, dan berdoa, akan dpt lebih baik dari itu

14 Feb
Balas

Semangat andi..

16 Feb
Balas



search

New Post