Oleh Andika Saputra Jaya

Sabtu malam kemarin tepat tanggal 27 Rajab 1441 H pukul 19.30, telingaku diganggu oleh isu yang tidak bersahabat dengan hatiku. Aku dengar bahwa ibu dari sahabatku telah wafat. Aku tak percaya bahwa terjadi seperti itu, mengingat sebelumnya ibu dari sahabatku aku tengok masih tersenyum lebar. Namun, isu itu benar adanya.

Pukul 20.00 aku beranjak ke rumah duka seraya berta'ziyah, membacakan Al-Qur'an, serta mendo'akan almarhumah. Sampai akhirnya kami adakan perkumpulan nonformal. Sampai pada pukul 23.10, aku dibuat heran oleh ayam. Pasalnya, kebiasaan ayam bekokok itu ketika sudah masuk waktu pagi. Namun ini masih jam 23.10, tetapi para kawanan ayam sudah saling sahut menyahut. Salah satu dari kami berkata, : " nah, Malaikat turun untuk turut serta menyaksikan almarhum". Namun aku tak terlalu memikirkan hal itu.

Esok paginya, terdengar informasi atas meninggalnya ibu Qomariyah (ibunya sahabatku) dari segenap TOA masjid di kampungku. Nampak jelas belasan kepala tertunduk haru, langitpun seakan turut berduka mendengarnya, jeritan hati kedua anak dan 1 suaminya tertuang dalam air mata yang membasahi pipi mereka.

Harapan yang selalu dihadirkan dalam do'a adalah semoga kelak bisa berjumpa bersama keluarga di syurga. Aamiin..