Andi Pada Wetoing Putri

Guru dan Pembina...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jika Guru Boleh Memilih

Jika Guru Boleh Memilih

Mengajar dari rumah adalah hal yang tidak pernah terbayangkan. Terutama untukku dan mungkin untuk beberapa sahabat guru yang lain. Jika hanya sekedar menjawab japrian siswa yang menanyakan materi atau soal yang sulit, itu biasa. Melakukan video call dengan siswa untuk menjelaskan hal yang belum mereka pahami, juga bukan hal baru. Namun jika semua proses belajar mengajar, mulai dari salam pembuka hingga salam penutup dilakukan secara jarak jauh, itu tidak biasa. Menjelaskan materi melalui ruang meeting virtual ataupun video pembelajaran, itu tidak biasa. Ditambah memandangi koreksian melalui layar hp dan laptop, ini juga bukan hal yang mudah.

Jika kami selaku guru boleh memilih, kami pasti memilih untuk bisa mengajar di sekolah. Bisa tatap muka langsung dengan siswa. Bisa menjelaskan secara langsung. Bisa mengoreksi secara langsung dan menganalisa hasil belajar siswa secara langsung. Serta hal lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Mengajar dari rumah, bukan berarti tugas guru menjadi ringan. Mungkin raga kami seharian di rumah, tapi tugas dan tanggung jawab kami tidak kenal waktu. Kami harus berupaya memberikan yang terbaik untuk siswa kami. Kami rela menahan kantuk hingga dini hari bahkan menjelang pagi, hanya untuk membuat video pembelajaran, menyiapkan kuis dan evaluasi lainnya. Kami rela mengikuti seminar ataupun pelatihan-pelatihan agar kemampuan kami terkait pembelajaran jarak jauh bisa lebih maksimal. Kami dengan senang hati memberikan kelonggaran waktu untuk siswa yang terkendala mengikuti pembelajaran. Dengan resiko jam kerja kami tidak berbatas waktu. Bahkan rekan-rekan saya rela menunda mendampingi anaknya belajar di rumah demi menyelesaikan kewajiban untuk mengajar siswanya. Setiap hari kami harus berfikir kreatif, skenario pembelajaran apa yang tepat dan membuat siswa semangat mengikuti kelas daring. Semua kami lakukan, untuk memberikan yang terbaik yang kami miliki. Meskipun pasti ada ketidaksempurnaan dalam pelaksanaannya.

Di masa pandemi ini, kami sebagai guru juga mengalami adanya tambahan pengeluaran. Mulai dari pembelian kuota internet yang membengkak, hp dan laptop yang harus masuk “bengkel” karena tak sanggup bekerja melebihi kapasitas, dan lainnya. Harus berbagi waktu dan hp dengan anak untuk melakukan pembelajaran daring, itu juga kami rasakan. Ada rekan guru yang memiliki 2 anak usia SD dan satu anak balita, sekaligus menjadi walikelas yang harus siap setiap harinya untuk memastikan pembelajaran daringnya dapat terlaksana. Ada pula rekan saya yang seorang walikelas sekaligus ibu dari anak usia SD dan TK yang semuanya harus belajar daring di waktu yang sama. Bisa terbayang bagaimana keseruannya?

Jika guru boleh memilih, kami ingin mengajar di sekolah. Namun keadaan membuat kami tidak memiliki pilihan. Siap tidak siap, suka tidak suka, kami harus merasakan mengajar dari rumah. Tapi yang pasti, kami adalah guru meskipun dengan segala keterbatasan yang kami miliki. Sebagai guru, kami akan terus dan terus berusaha memberikan pembelajaran yang maksimal untuk siswa kami di rumah. Dan kami selalu berdoa, agar masa ini segera berlalu. Dan belajar di sekolah dapat terlaksana kembali.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

inspiratif, semoga makin sukses

23 Jul
Balas

Terima kasih bapak...

23 Jul

Saya juga merasakannya bu..,semoga pandemi segera berlalu..aamiin

23 Jul
Balas

Aamiin...

23 Jul



search

New Post