Andy Firmansyah

Seorang Pengawas MI & RA kab. Malang Jatim...

Selengkapnya
Navigasi Web
Doa Mohon Kematian

Doa Mohon Kematian

"Panjang umurnya

Panjang umurnya

Panjang umurnya serta mulia

Serta muli a...serta mu li a..."

Tepukan tangan bersama-sama, dilanjutkan dengan tiupan lilin, disambung dengan hembusan dari mulut dengan mantab!

"Wusssss......wussss....!"

Leb!

Matilah lilin diatas kue tart itu.

Asap kecil mengepul keatas dan sekejap menghilang.

***

Lagu itu benar-benar terkabulkan.

Benar-benar mandi (manjur).

Sekarang terbukti sudah! benar-benar Tuhan telah mengabulkan lagu itu. Yang konon kata orang juga merupakan doa permohonan agar panjang pula umurnya.

Panjang, dan panjang.

Sampai-sampai teman-teman seumurannya telah berkalang tanah semua.

Meninggalkan kakek Muntu sendirian.

Dalam sayup-sayup tengah malam, selalu terdengar raungan dalam rumah itu.

Sebuah doa pengharapan yang sangat ngeri kalau kau dengar dan cermati.

Suara yang sudah tak kencang lagi, terputus-putus karena usia yang semakin senja.

Tapi masih bisa didengar jelas.

"Ya Tuhan...ya... Tuhan...

Matikanlah aku ya Tuhan...aku sudah bosan hidup. Aku sudah tak ada teman yang bisa kuajak untuk bercerita tentang keadaanku ini ya Tuhan.. Kenapa Kau kasih aku umur sepanjang ini ya Tuhan...? Aku sudah capek. Teramat capek hidup di dunia Mu ini ya Tuhan. Ya Tuhan yang maha mendengar, tolong dengarkanlah. Dengarkanlah pintaku ini. Pinta agar kau cabut nyawaku ini ya Tuhan. Umurku sudah 110 tahun, tapi kenapa masih kau beri aku hidup ya Tuhan...? Kenapa badanku masih sesehat ini...Kau beri aku kesehatan pada tubuhku yang tua ini...?" begitulah rintihnya.

Dikala banyak orang-orang selalu meminta umur panjang dihari ulang tahunnya.

Kakek Muntu malah sebaliknya, minta doa cepat mati.

Cepat diambil nyawanya.

"Buat apa panjang-panjang umur...? mending sedikit saja, tapi bermutu. Sudah umur panjang tapi banyak berbuat maksiat...percuma! gak ada enak-enaknya. Malah bikin gak nyaman hidup. Ya, minta secukupnya saja. Kayak biasanyalah. 60 atau 70 tahun sudah lumayanlah....gak terlalu tua-tua amat! ingat! semakin tua, semakin malah merepotkan yang muda-muda. Bikin susah anak. Makanya, jangan minta panjang umurnya. Minta sedang-sedang saja. Cukupan, yang penting bermanfaat untuk orang lain. Seperti aku ini...sudah tua, reyot gak mati-mati. Padahal aku sudah bosan hidup. Aku pingin mati. Tapi susah, karena tiap ulang tahun orang-orang selalu nyanyi panjang umurnya...

Panjang umurnya....

Jadilah, panjang beneran umurku...heuheuheuheu..." nampak ompong dalam ketawanya.

Pernah suatu kali, depan rumah Kakek Muntu ada kabar duka.

Ia keluar rumah dan bertanya,

"Ada apa? ada apa kok rame-rame?"

"Ada yang meninggal Kek...?" jawab tetangga. "tabrak lari"

"Siapa?"

"Hendri"

"Hendri yang masih SMP itu?"

"Benar Kek, Hendri yang sekolah di SMP Mapan Makmur itu"

Langsung saja Kakek Muntu masuk kamarnya. Meratap pada Tuhan dengan menengadahkan tangannya yang keriput.

"Ya Tuhan...anak sekecil itu, masih umur SMP sudah kau panggil kehadapanMu. Masih anak kemarin sore. Aku kapan ya Tuhan...? Aku rindu panggilanMu...

Pangillah aku, cabutlah nyawaku. Sudah terlalu panjang umurku ya Tuhan..."

Begitulah.

Ngeri jikalau kau dengar sendiri ratapannya.

Jikalau seumpama, diperbolehkan untuk bunuh diri, pastilah Kakek Muntu akan segera dengan suka rela melaksanakannya.

Tapi, aturan itu tidak boleh dalam agama yang dianutnya.

Masuk nerakalah orang yang membunuh dirinya sendiri.

Maka dari itu Kakek Muntu gak melakukannya.

Ia cuma meratap saja.

***

Hayo...masih pingin panjang-panjang umurkah?

Teramat malang nasib Kakek Muntu.

Tiada berdaya menerima takdir diumur 110 tahunnya.

Merindukan kematiannya bisa dipercepat karena ia sudah terlalu puas menikmati hidup didunia ini.

Ah!

Semoga umurku gak sampai panjang sepanjang Kakek Muntu...bayangkan?

110 tahun masih sehat bugar...?!

Kendalpayak kab. Malang, pkl.00:09 wib.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post