Andy Firmansyah

Seorang Pengawas MI & RA kab. Malang Jatim...

Selengkapnya
Navigasi Web
Layat ke Tumpang

Layat ke Tumpang

Abah Mas telah siap siaga. "Pak, ada acara gak?" tanyanya kepadaku."Free Bah...""Ayo, ikut nglayat...""Siap! naik apa Bah...?""Motor!"***Ku masih ingat obrolan kemaren di Kitchen belakang. Obrolan ala Cafe warung kopi lokal dengan pemandangan yang menghijau membentang ngeblok didepan mata.Angin masih semilir menerpa kulit, dan sedikit sinar matahari nekat menyorot wajah Abah Mas. Mata beliau akhirnya sedikit menyipit menghindari sinar yang menyengat. Dan mulailah ceritanya terdengar."Almarhum selalu menyempatkan untuk datang ke tempat kita. Selalu Beliau tak pernah absen membantu segala macam urusan yang ada disini. Selalu ada waktu demi kemajuan pendidikan disini. Sekarang dia telah berpulang. Masak dia pamitan, kita gak kesana sih? dzolim itu namanya." sambil menyeruput kopi hitamnya.Aku hanya menganggukkan kepala, tanda mengerti, atau entahlah... Ku coba dengarkan lagi."Tèrakhir, Almarhum mendoakan warga yang menutut ilmu disini di acara wisuda kemaren. Wisuda yang memerlukan pendampingan doa keselamatan dan keberkahan untuk siswa melanjutkan ke pencariaan ilmu ke jenjang berikutnya. Untuk kita, stake holder agar selalu dilancarkan dalam seluruh hal, entah apa itu. Tak kenal lelah beliau menyempatkan waktu untuk kita" Abah mendadak terdiam.Mengambil napas dalam,"Kita harus layat""Wali murid juga ya?""Iya. Sekitar 5 anaknya semua alumni sini"***Jam tepat ditengah dengan kÄ—tiga jarumnya tegak menantang langit. Sinar Matahari lagi keras-kerasnya menghujam bumi hari ini. Aku, Abah Mas, Abah Ip dan Gus Agus segera meluncur bersepeda motor suka-suka dikawal dengan sopir Mas Rip dan para Bapak Ibu di dalam Agyanya yang silver. Menembus belantara jalanan beraspal menuju ke Tumpang Village.Menggeber gas, memburu angin siang yang terik diwajah kami semua yang diurapi debu jalanan. Panasnya benar-benar sip! dengan baluran uap aspal yang laksana gas melayang-layang ketarik keatas. Lengkap sudah touring siang ini. Tapi sangatlah menyenangkan jadinya.Disetiap perjalanan, dihampar hijau tanaman sayur-mayur lengkap ala Tumpang. Segar melambai membeningkan siapa saja yang memandangnya. Ijo royo-royo.Kurang lebih, gak ada 1 jam akhirnya nyampek juga di Tumpang. Istri Almarhum dalam rumah berdiri menyambut kami dengan mengatupkan kedua tangannya kedepan wajahnya."Nyuwun ngapunten nggih...nyuwun sepurone..." mulutnya berulangkali berkata demikian.Tampak sembab di matanya, terlalu dalam kelam terlihat dukanya.Wajahnya sedikit memerah kusut karena seharian dirundung dalam tangis. Duka yang sulit untuk diungkapkan kepada para pelayat. Almarhum telah berpamit dengan menitipkan anak-anak yang pastinya masih rindu sekali dekapan sosok seorang Bapak. Bapak pengayom, yang tentunya terlalu amat sulit mencari penggantinya.Kulihat ke 5 anak-anaknya. Pernah kenal semua aku, walau sedikit lupa karena bertambahnya usia pada mereka. Mereka semua telah beranjak dewasa. Semuanya terlihat sembab...Sabar ya Nak...Segera Abah Mas memimpin tahlil. Menggema diikuti para pelayat, mengiringi kepulangan Almarhum ke alam yang lebih baik.Seluruh pelayat menundukkan kepalanya khusuk larut dalam lantunan doa...Ya, semoga diterima disisiNya dan diberi kesabaran buat yang tinggal dikediamannya...Amin Ya Allah...robbal alamin...dan akhirnya Abah Ip menutup dengan doanya...Kendalpayak, 10 Oktober 2015 pkl.15:35 wib

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post