Andy Firmansyah

Seorang Pengawas MI & RA kab. Malang Jatim...

Selengkapnya
Navigasi Web
Panggilan Kematian (Hadji Taoen Ketiga)
Ka'bah

Panggilan Kematian (Hadji Taoen Ketiga)

Deru-deru truk pengangkut tebu menerbangkan debu yang sudah tak terhitung banyaknya itu.

Partikel-partikelnya saling beterbangan kesana-kemari hingga masuk kedalam rumah dan terhirup cuping hidung hingga bersarang di paru-paru.

Itu mungkin salah satu yang membuat sesak dada Mbah Kung karena udara yang sudah tak bersih lagi.

O, setiap orang pasti merindukan udara yang bersih di setiap rumah.

Tapi...?

Apakah mungkin...?

Kalau memang rumah sudah dekat jalan raya utama?

Dan truk tebu bersliweran di musim giling...?

"Sudah tenanglah Mbah Kung...gak usah kau khawatirkan mbah Uti...ia tidak akan apa-apa. Kau masih bisa bernapas kok."

"Tidakkah kau lihat, seharian Mbah Uti duduk disebelah kasurku. Kasur yang sudah tak begitu kuat ini. Kasur yang mengingatkanku akan dia?"

"Mbah Uti...tuh, sudah keluar kamar, Mbah Kung sudah gak perlu cemas lagi."

"Aku selalu memikirkan Mbah Uti...Sudah 2 lebaran Haji ini aku selalu menunggunya. Untuk kuajak berangkat bareng. Sama-sama menunaikan panggilan Illahi. Ke Mekkah. Berdua...duh! betapa nikmatnya itu. Bisa kau bayangkan kan? sepasang orang tua renta pergi berdua ketanah suci?"

"Ya, memanglah keinginan Mbah Kung itu sudah bagus. Aku tahu...aku paham. Tak mementingkan diri sendiri untuk segera berangkat haji tanpa Mbah Uti. Mbah Kung dengan rela, ikhlas menunggu jadwal Mbah Uti yang sudah 2 haji ini masih belum berangkat juga. Dan di dua bulan kedepan...haji tahun ketiga...mbah Uti jadwalnya turun berangkat Haji"

"Dan, kau tega akan mematikanku? tidakkah kau lihat? kurang 2 bulan lagi kami akan berangkat sama-sama, ke Mekkah...dan kau? kau akan membatalkan itu semua...? inilah yang dari awal sangat aku takutkan."

"Ya, takdir... mau gimana lagi Mbah Kung...kematian tidaklah bisa ditunda-tunda...harus! harus tanpa aku bisa mencegahnya."

"Gimana Mbah Uti nanti akan melihatku mati? akankah ia ada disisiku?"

"Tidak, Mbah Uti nanti akan mengambil air wudhu saat subuh. Dan Mbah Uti gak akan melihat Mbah Kung sakarotul maut..."

"Ya, baguslah. Aku gak tega kalau ia melihatku menahan kesakitan dari sakarotul maut"

"Mbah Kung gak usah khawatir...sudah dicatat kok, Mbah Kung sudah menunaikan panggilan Haji ke Mekkah, walau secara fisik...Mbah Kung gak menyentuh Hajar Aswad. Tapi niat Mbah Kung sudah memenuhi itu."

Subuh ini begitu dingin.

Panggilan adzan menggema dari langgar depan rumah.

Mbah Kung bertayamum sekuat dayanya sambil berbaring.

Mbah Uti terbungkuk-bungkuk menuju kamar kecil mengambil air wudhu.

"Aku sudah siap"

Malaikat maut segera menunaikan tugasnya sebelum Mbah Uti selesai berwudhu.

.

.

#PanggilanKematian #HadjiTaoenKetiga

Kendalpayak, Agustuspkl.01:06 wib.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post