Andy Firmansyah

Seorang Pengawas MI & RA kab. Malang Jatim...

Selengkapnya
Navigasi Web
Perjaka yang Meracaui Nasib
Aaarrrrggggghhhhh....

Perjaka yang Meracaui Nasib

Bergulir-gulir...

Terus-menerus, kehidupan ini sudah semangkin keras.

Semangkin keras sekali.

Keras bak besi yang akhirnya tertempa bara api yang merah menyala kadang kebiruan.

Di pukul!

TANG!

Limbung, limbung...

dan, akhirnya rebah sejenak.

Klenyang-klenyeng tak ada daya.

Ya kepalaku ini...

Mumet!

Ah!

Ku buat jalan kaki sajalah!

Ngodog (gak pakai sendal).

Dengan rambut ikal semrawut memanjang yang kukuncit dengan karet warna kuning.

Kulihat di kaca-kaca rumah.

Berhenti sejenak menatapnya.

Keadaan wajahku saat kulewati.

Lama kuperhatikan dikaca.

Lusuh!

Lusuh pula wajahku.

Ya...korep! (gak cuci muka).

Maklum habis bangun tidur.

Lupa cuci muka.

Ya itu tadi...korep!

Entah kenapa aku kok jadi sering kelupaan ya? sering lupa...

Sulit banget otakku mengingat!

Ya, ya ya...jalan-jalan sajalah...sembari kuhirup udara...

Udara pagi yang memang sangat bersahabat buat otakku. Sedikit ringan sajalah jadinya...

Pasti nanti akan ketemu banyak orang, sehingga aku bisa terselimurkan.

Bolak- balik kesana kemari, tak tentu tujuan yang hendak kuhampiri. Kuterus saja kakiku melangkah.

Puter-puter kampung sambil kutebarkan senyum persahabatan dengan sesekali tanganku kuangkat dan kulambaikan,

"Da da da da...Heuheuheuheuheuheu...".

Tapi?

Kenapa setiap orang gak ikut tersenyum? Walaupun kadang ada satu dua teman saja yang tersenyum? Merekalah yang memang benar-benar telah mengenalku dengan baik, terutama si Andy itu. Teman dari adikku kuliah lain jurusan.

Aku senyum, diapun balas senyum...

Suka aku jadinya.

Tapi selebihnya, nampak cuek aja mereka menghadapi senyum manisku...

"Cieee...maniiiisss...Heuheuheuheuheu..."

Asem!

Aku hidup sekali tapi kok runyam begini?

Kok gak fokus?

"Pikiran harus fokus! harus satu arah! jangan bercabang-cabang!" kata para motivator itu.

Ya!

Begitu katanya.

Fokus!

Kata siapa?

Kata siapa itu...yang dari Kebalen?

Atau yang dari Lawang...?

Namanya...?

Ya! ya ya ya...namanya...?

Hmmmm...itu, itu...

A, A, A...

Andri Wongso.

Ya!

Andri Wongso!

Melayang-layang pikiranku bak kapas yang terbang kesana-kemari, ketiup angin yang juga tak jelas arah datangnya dari mana.

Cuma sekedar mengingat nama sang motivator saja...sulitnya bukan main!

Ah Tuhan...

Kenapa kau buat aku puyeng kayak begini Tuhan...?

Cobaan kok berat begini Tuhan? katanya kau sayang hambaMu...?

Kau, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Tapi, aku kok jadi kayak begini...?

Atau, harusnya aku yang sayang kepadaMu kah Tuhan...?

Sudah mapan-mapan aku kerja.

Sudah siap-siap aku melamar.

E, gagal maneh (lagi), gagał maneh! entah apa sebabnya kok sampai gagal? aku benar-benar lupa.

Lupa selupa-lupanya.

Pacarku minggat!

Ilang entah lari kemana. Jadinya ya kukejar-kejar ini.

Pusing aku kalau sehari tak mengejarnya.

Di jalanan.

Di jalanan kampungku ini.

Di Ndesan.

Ah! kok gak pernah ketemu hai kau yang pernah kukasihi? dimana sih kamu sembunyi? kenapa kau jadinya sekarang takut denganku?

Aku yang dulu kau sayang-sayang dan selalu kau bilang ganteng...?

Sekarang kembali aku jadi perjaka yang selalu meracaui akan nasibku ini...

Nasib yang selalu kesepian ťanpa dirimu. Sayangku...

Ya...kembalilah sayang...

Kembalilah lagi kepadaku.

Agar tenang hatiku.

Tak limbung seperti ini...

Apa salahku sayang...?

Ihiks...

Habis sudah air mataku. Aku merintih!

Atau karena aku anak piatu? begitukah? gak punya Bapak? karena itukah? betul?

Bukan sepertinya...bukan!

Aku putih ganteng dan badanku atletis. Kerjaanku mapan di Tøyota sebagai marketing.

Minta berapapun kau akan kuberi...

Aku gak begitu mengecewakan pokoknya.

Bahkan aku malah membanggakanmu. Membanggakan kedua orangtuamu.

Tapi kau tiba-tiba minta putus! putus karena sebab apa? itu yang sampai sekarang aku pertanyakan.

Kau tidak terbuka.

Kau bungkam saja!

Duh!

Oh!

Berhari-hari akhirnya aku bergelut dengan kanvas dan cat minyak setelah aku lelah seharian berjalan mengejar-ngejarmu dijalan.

Ku goreskan segala penatku.

Jadinya? tanyakan kepada Andy yang kemaren kuajak kelantai atas untuk melihatnya.

Melihat lukisan-lukisanku.

Andy hanya mengangguk-angguk saja.

Dan kudengar lirih dari mulutnya,

"Bagus, bagus, bagus..."

Ia hanya bilang begitu...

"Maukah kau ikut berpameran denganku Ndy?" tanyaku.

Andy hanya diam saja. cuma mengangguk.

"Mau. Dimana?"

"Di galery Toyota. Aku kan mantan pegawai disana. Akan banyak sekali orang yang akan mengapresiasinya. Kau pasti akan senang.." jelasku.

"Boleh"

Uh! senanglah aku mendengar kesediaan Andy untuk mau berpameran di galery Toyota.

Aku jadi tambah semangat untuk terus melukis...

Aku terus melukis...

Otodidak!

Ya, kapan-kapan aku akan kerumah Andy untuk melihat seberapa banyak lukisan yang telah ia siapkan untuk pameran bersama denganku.

Tapi, aku selalu lupa untuk melangkahkan kakiku menuju rumahnya? selalu saja aku cuma keliling-keliling kampung.

Putar-putar mengejar kekasihku.

Mencari...

Seorang perjaka yang selalu mencari...

Mencari yang telah hilang kekasihnya. Diambil orang tanpa persetujuaan.

Mumet lagi jadinya...

Jalan dulu ah...

Udaranya benar-benar membuat kepalaku enteng.

Ah, lama-lama aku lupa wajah kekasihku...

Aku jadi blank, tak ingat apa-apa.

Aku terduduk didepan kanvas ukuran 4 meter lawan 4 meter

Aku pandangi kanvas yang setengah jadi itu. Gambar barongan. Gerombolan bambu-bambu...

Aku merenung...

"Le! le..!" Ibuk berteriak memanggilku dari lantai bawah.

"Dicari Andy Le! Ini loh Andy dibawah...turunlah!"

Andy?

Siapa itu Andy?

Kok aku gak kenal nama itu ya?

"Le!? Le...!" teriak Ibuk sekali lagi.

"Aku gak punya teman namanya Andy!" teriakku.

Kendalpayak kab. Malang, 13 November

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post