Ane Indah Angraini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Penyesalan Buah Perdebatan

“Bang, sepertinya aku harus cari tambahan ni...”, Airin membuka suara setela nasi yang dikunyahnya ditelan paksa.

Rahman masih khusyuk dengan sepiring nasinya yang dari tadi sepertinya masih diaduk-aduk dengan sayur bening dan telur ceplok yang dihidangkan Airin, istrinya pagi ini. makin hari selera makannya makin hilang bukan hanya karena menu yang membuatnya tak berselera tetapi lebih kepikirannya yang mumet memikirkan keuangan keluarganya akhir-akhir ini.

Suasana memang sepertinya kurang hangat dari pagi menjelang siang ini, mereka sudah jarang mesra akhir-akhir ini. Sebenarnya sudah beberapa bulan ini sejak pandemi melanda negeri ini ikut berpengaruh ke rumah tangga mereka. Rahman yang biasanya memiliki sebuah toko buku kecil di sudut pasar mampu membiayai rumah tangganya tiba-tiba bangkrut dan tidak sanggup lagi membayar kontrakan tokonya. Alhasil semua sisa barang dibawa pulang, tersusun rapi dalam etalase yang ikut dibawa pulang di ruang tamu mungil mereka.

“Bang... bang...kok melamun? gak dengarin aku ya...?” lanjut Airin.“Aku besok rencana mau ngelamar kerja di loundry di ujung jalan Merpati ya..? Kerjanya juga gak sampai sore kok ada shif-nya, nanti pas shif aku, abang ya yang jagain dedek di rumah? klu aku dah pulang baru abang lanjut ngojeknya”, Jelas Airin.

“Gak usah dek, biar aku aja yang kerja,selagi aku masih ada, kamu gak usah kerja, kan kita udah sepakat mencari nafkah itu tanggung jawab aku, ngurus rumah jaga anak baru tugas kamu dek, kalau kamu kerja nanti apa kata orang, apa kata orangtuamu, harga diriku dimana, nanti orang-orang akan bilang aku gak becus jadi suami, gak jadi suami yang bertanggung jawab” , Rahman menanggapi dengan sedikit rasa kesal.

“Gimana lagi bang, penghasilanmu dari ngojek udah gak cukup bang, apa-apa sekarang mahal, peduli apa kata orang, emang mereka yang kasih kita makan?gak kan?”, Suara airin makin meninggi.

“Pokoknya kamu gak boleh kerja, kecuali aku, suamimu ini udah gak ada baru kamu boleh kerja”, Rahman berlalu dan pergi tanpa menghabiskan nasinya.

Sepertinya ia sangat kesal dengan perdebatan ini. Dia keluar rumah ngegas motornya dengan emosi. Hingga beberapa saat kemudian ia hilang kendali dan terjadilah tabrakan sebuah mobil di sudut gang datang tiba-tiba.

Braakkkkk.....! suara tabrakan pun terdengar keras sampai kerumahnya.

Serta merta Airin terpekik dan berlari keluar rumah belum sampai ke lokasi kecelakaan itu Airin melihat kepala suaminya telah bersimbah darah ia pun akhirnya jatuh lunglai diaspal dengan sebuah rasa: Penyesalan.

Padang Panjang, 27 Juni 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ne, lanjutkan menulisnya, semakin sering menulis maka semakin terasah kemampuan menulis ane

10 Jan
Balas

Makasih pak Aan

10 Jan
Balas



search

New Post